Herry IP Siap Hadapi Intimidasi Suporter Tuan Rumah di Istora Senayan Jakarta

Ligaolahraga.com -

Liga Olahraga : Istora Senayan Jakarta adalah tempat yang ditakuti oleh sebagian besar pebulu tangkis non-Indonesia dan minggu ini, pelatih ganda putra nasional Malaysia asal Indonesia, Herry IP bisa menghadapi amukan penuh dari para penonton yang bergairah.

Herry IP yang pernah melahirkan sejumlah bintang ganda putra terhebat Indonesia, kini merencanakan kejatuhan mereka saat ia berupaya membawa Malaysia meraih gelar ganda putra pertama mereka di Indonesia Open World Tour Super 1000 dalam 17 tahun .

Pria yang dikenal dengan sebutan sebagai Naga Api ini tidak asing lagi dengan Istora Senayan, yang pernah menjadi medan pertempuran favoritnya .

Namun kali ini, dia kembali sebagai musuh. Sejak bergabung dengan Asosiasi Bulu Tangkis Malaysia (BAM) pada bulan Februari, pengaruh Herry sungguh dahsyat, dengan membawa pasangan nasional meraih empat gelar berturut-turut di Tur Dunia sejak April.

Tidak mengherankan, keputusannya untuk menyeberang ke Malaysia tidak diterima dengan baik di Indonesia.

Dengan pasangan Indonesia yang dulunya dominan kini tengah berjuang untuk mendapatkan performa terbaiknya, sejumlah penggemar menyalahkan Herry atas kejatuhan mereka.

Namun pelatih veteran Merah Putih itu menegaskan dia tidak menyesal.

"Wajar bagi seorang pelatih menghadapi situasi sulit seperti ini," kata Herry kepada Timesport.

"Saya hanya ingin menikmati suasananya. Saya tidak khawatir dengan tekanan. Saya selalu mengatakan bahwa saya seorang profesional dan akan memberikan yang terbaik untuk pasangan putra nasional yang sekarang saya latih."

Dalam sejarahnya Herry telah membawa ganda putra Indonesia meraih sembilan gelar di kandang sendiri sebelum pindah ke Malaysia sebagai pelatih ganda putra dibawah Rexy Mainaky.

Artikel Tag: Herry IP, rexy mainaky, Indonesia Open 2025, Istora Senayan Jakarta

Published by Ligaolahraga.com at https://www.ligaolahraga.com/badminton/herry-ip-siap-hadapi-intimidasi-suporter-tuan-rumah-di-istora-senayan-jakarta