Ligaolahraga.com -
Mark Magsayo siap untuk melakukan langkah penting lainnya untuk merebut kembali kejayaan kejuaraan dunia.
Mantan juara kelas bulu WBC ini akan menghadapi petinju Italia, Michael Magnesi, dalam laga perebutan gelar kelas ringan junior WBC pada 29 Oktober, demikian diumumkan oleh badan yang berwenang.
Pertarungan ini memiliki arti penting karena akan berlangsung di tanah kelahiran Magsayo, Filipina, bertepatan dengan perayaan ulang tahun ke-50 "Thrilla in Manila" yang ikonik, yaitu pertemuan ketiga legendaris antara Muhammad Ali dan Joe Frazier pada tahun 1975.
Bagi Magsayo, waktu dan latar belakangnya memberikan bobot simbolis dan motivasi dari para pendukung tuan rumah.
Yang dipertaruhkan adalah perebutan gelar juara dunia kelas berat badan 130 pound WBC yang saat ini dipegang oleh O'Shaquie Foster, yang akan mempertahankan sabuknya empat hari sebelumnya, pada tanggal 25 Oktober di Las Vegas, melawan mantan juara dunia kelas bulu, Stephen Fulton.
Pemenang antara Magsayo-Magnesi akan menjadi penantang berikutnya.
Mark Magsayo (28-2, 18 KO), yang kini berusia 30 tahun, terus berusaha untuk kembali ke dalam pertarungan setelah mengalami kemunduran dalam beberapa tahun terakhir.
Setelah kekalahan beruntun dari Rey Vargas pada tahun 2022 dan Brandon Figueroa pada tahun 2023, petarung asal Bohol ini, yang kini tinggal di Los Angeles dan berlatih di sasana Wild Card Gym milik Freddie Roach, meraih empat kemenangan beruntun.
Baru-baru ini, pada bulan Juli, ia mengungguli Jorge Mata dalam sepuluh ronde untuk mengukuhkan posisinya sebagai penantang nomor satu WBC.
Sorotan utama dalam karirnya adalah kemenangan mengejutkan atas Gary Russell Jr. pada tahun 2022, di mana Magsayo merebut gelar kelas bulu WBC.
Namun, kejayaannya tidak berlangsung lama, karena Vargas mampu mengalahkannya dalam pertahanan pertamanya.
Namun, Mark Magsayo telah membangun kembali momentumnya dan kini mengincar gelar juara dunia kedua, kali ini di kelas ringan junior.
Magnesi (25-2, 13 KO), yang juga berusia 30 tahun, memberikan tantangan yang tak terduga.
Atlet Italia ini sebagian besar berlaga di Meksiko selama satu dekade karirnya dan mengalami hasil yang beragam akhir-akhir ini, dengan rekor 4-2 dalam enam laga terakhirnya.
Kekalahan terbesarnya terjadi pada bulan Maret 2024 saat menghadapi Masanori Rikiishi, saat Magnesi dihentikan dengan kurang dari 30 detik tersisa pada ronde terakhir, walau sempat memimpin di atas kertas.
Sebelumnya, pada tahun 2022, ia kalah melalui keputusan terbelah, atau split decision, dari Anthony Cacace.
Meski begitu, Magnesi telah menunjukkan ketangguhannya, dengan meraih kemenangan atas para atlet yang tak terkalahkan dan mempertahankan posisinya sebagai peringkat kedua dalam divisi lightweight junior WBC.
Terlepas dari peringkat tinggi yang dimiliki oleh badan tinju tersebut, baik dirinya maupun Magsayo saat ini tidak masuk dalam jajaran 10 besar The Ring di divisi 130 pound, yang menjadikan laga bulan Oktober ini sebagai ajang pembuktian diri sekaligus perebutan gelar.
Bagi Mark Magsayo, pertarungan ini merupakan kesempatan untuk menggetarkan hati para penggemar di tanah kelahirannya dan menghormati sejarah tinju Filipina yang kaya, sembari memposisikan dirinya untuk meraih gelar juara dunia.
Bagi Magnesi, ini adalah kesempatan untuk menjadi pembuka di tanah asing dan akhirnya menembus panggung dunia.
Artikel Tag: Mark Magsayo
Published by Ligaolahraga.com at https://www.ligaolahraga.com/tinju/mark-magsayo-dan-michael-magnesi-perebutkan-gelar-bulu-wbc-pada-29-oktober