2 Pekan Usai Banjir Bandang Sumatera, Pakar Ingatkan Antisipasi Kejadian Luar Biasa Penyakit Menular

17 hours ago 5

Liputan6.com, Jakarta - Bencana banjir bandang Sumatera terjadi hampir dua pekan lalu. Mantan Direktur Penyakit Menular Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Asia Tenggara, Prof Tjandra Yoga Aditama, menilai perlu adanya antisipasi kemungkinan terjadinya Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit menular.

"Kini sudah hampir 2 minggu sejak bencana banjir bandang melanda Aceh, Sumatera Utara dan Sumatera Barat. Dari kacamata kesehatan, selain penanganan sehari-hari, sekarang ini perlu diantisipasi kemungkinan terjadinya Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit menular," kata Tjandra dalam keterangan tertulis yang diterima Health Liputan6.com pada Selasa, 9 Desember 2025.

Tjandra mengutip data ilmiah Flood-associated disease outbreaks and transmission in Southeast Asia yang dipublikasi Journal Microbiology pada Oktober 2025.

"Ini adalah artikel ilmiah terbaru tentang dampak banjir penyakit menular di Asia Tenggara, termasuk juga data-data negara kita, dimana ada lima hal yang perlu kita antisipasi sekarang ini," tambahnya.

Kelima hal yang dimaksud Tjandra adalah:

Kenali Jenis Penyakit yang Kerap Picu KLB Pasca Banjir Bandang

Pertama, perlu dikenal penyakit-penyakit apa saja yang berdasarkan data ilmiah sering menimbulkan KLB pasca banjir bandang.

Data ilmiah menunjukkan bahwa mikroorganisme penyebab KLB utamanya adalah Zoonotic Leptospira, Salmonella Typhi, Vibrio cholerae, Hepatitis A dan parasit.

"Sejauh ini kita sudah membaca laporan kasus penyakit yang ada di daerah bencana di Sumatera ini, dan akan baik kalau dilaporkan jenis mikroorganisme apa yang sekarang sedang beredar untuk dapat diatasi dengan lebih baik," kata Tjandra.

Hindari Kontak Langsung dengan Air Banjir

Kedua, dalam air banjir yang melanda dapat saja mengandung tiga bahan. Feses manusia, limbah-limbah yang ada, serta patogen berbahaya dari hewan.

"Ketiganya akan dapat saja berkontak langsung dengan saudara-saudara kita yang kini masih ada di daerah bencana, yang tentunya punya potensi menularkan penyakit pula," kata Tjandra.

Antisipasi Penyakit yang Ditularkan Nyamuk

Ketiga, pada keadaan sesudah banjir biasanya ada banyak air tergenang. Untuk itu, perlu antisipasi kemungkinan peningkatan penyakit yang ditularkan nyamuk, utamanya Demam Berdarah Dengue (DBD) dan juga malaria.

Kenali 5 Hal yang Memperburuk Penularan Penyakit Pasca Bencana

Keempat, Tjandra memaparkan lima hal yang dapat memperburuk situasi penyakit menular pasca banjir, yani:

  1. Tidak berjalannya sistem jaminan ketersediaan air bersih, kesehatan lingkungan, air dan sanitasi (water, sanitation, and hygiene -WASH)
  2. Terjadinya resistensi antimikroba (antimicrobial resistance -AMR)
  3. Berbagai gangguan fisik dan mental para pengungsi
  4. Penuhnya kerumunan di tempat pengungsian
  5. Terganggunya pelayanan kesehatan karena kerusakan fasilitas pelayanan dan keterbatasan tenaga kesehatan. 

Penyakit Usai Banjir di Negara-Negara Asia Tenggara  

Kelima, artikel ilmiah ini juga menyajikan enam data peningkatan kasus penyakit menular di Asia Tenggara pada 2024 sampai 2025 akibat banjir dan atau hujan amat lebat. Tiga di antaranya terjadi di Indonesia.

Penyakit yang dilaporkan di berbagai negara Asia Tenggara ini adalah leptospirosis, dengue, diare dan bahkan kolera.

"Kita amat berharap agar jangan sampai terjadi KLB penyakit menular pada bencana besar yang kini terjadi. Untuk dapat mencegah dan menanggulanginya maka kini pemerintah perlu memberi perhatian besar pada kegiatan pengendaliannya," pungkas Tjandra.

Read Entire Article
Helath | Pilkada |