BPOM Salurkan Obat Emergensi hingga Antibiotik untuk Korban Banjir Sumatera

21 hours ago 5

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah mengirimkan obat-obatan dan pangan kepada korban bencana banjir Sumatera.

“Khusus untuk daerah-daerah yang terdampak bencana, sebelum Bapak Presiden tiba di sana kan kami bersama tim dari Badan POM juga sudah tutun Tepatnya hari Sabtu kemarin, kemudian dari situ kami langsung juga ke daerah-daerah terdampak yang di Sumatera Utara, di Medan dan sekitarnya,” kata Kepala BPOM Taruna Ikrar dalam konferensi pers ‘Hasil Intensifikasi Pengawasan Kosmetik Menjelang Akhir Tahun 2025,’ Jakarta Pusat, Selasa (9/12/2025).

Dalam upaya membantu warga terdampak banjir, BPOM menyalurkan bantuan yang berasal dari para stakeholder. Bantuan tersebut mencakup dukungan finansial, bahan pangan, serta obat-obatan yang dibutuhkan masyarakat di lokasi bencana.

“Kami memang memberikan juga langsung dari stakeholder yang dimiliki Badan POM memberikan bantuan besar finansial dan termasuk bahan pangan, obat-obatan dan sebagainya,” kata Taruna.

Menurutnya, penyaluran bantuan ini dilakukan dengan tetap memperhatikan aspek pengawasan agar aman digunakan oleh masyarakat.

Pembagian Kategori Obat-obatan

Taruna menjelaskan bahwa obat-obatan yang disalurkan BPOM dibagi ke dalam beberapa kriteria. Salah satunya adalah obat-obat yang bersifat emergensi atau penyelamat nyawa.

“Khusus untuk obat-obatan itu terbagi dua kriteria, obat-obat yang bersifat emergensi. Tentu kita minta tim kita untuk melihat itu peruntukkannya,” ujarnya.

Ia mencontohkan, obat emergensi digunakan dalam kondisi darurat, seperti ketika ada seseorang yang pingsan atau mengalami gangguan mendadak. Karena sifatnya yang kritis, obat-obatan ini berada di bawah pengawasan ketat.

“Karena biasa obat-obat yang bersifat emergensi ada dua dampaknya,” kata Taruna.

Selain itu, BPOM juga menyalurkan obat yang bersifat kausatif, seperti antibiotik dan antijamur. Obat ini diperlukan karena banyak warga terdampak mengalami keluhan kesehatan.

“Tapi di lain dari situ ada juga obat-obat yang bersifatnya kausatif misalnya antibiotik, antijamur, karena banyak sekali yang gatal-gatal,” jelasnya.

BPOM juga menyediakan obat-obatan simptomatik, seperti pereda nyeri dan demam, termasuk obat anti-inflamasi dan paracetamol, serta obat-obatan yang bersifat suportif.

“Kemudian yang ketiga obat-obat yang bersifat hanya sintomatik,” tutur Taruna.

Tantangan di Wilayah Terisolasi

Dalam keterangannya, Taruna menyebut masih ada beberapa wilayah yang sulit dijangkau, khususnya di Aceh. Kondisi ini membuat masyarakat mengalami keterbatasan akses terhadap kebutuhan dasar.

“Karena mereka terisolasi, dia gak bisa masak makanan dan sebagainya. Jadi intinya tim kami dibawa bersama dengan kepolisian yang dari TNI dan dari semua sektor,” katanya.

BPOM bekerja bersama aparat dan berbagai organisasi untuk memastikan pengawasan obat dan makanan tetap berjalan di daerah terdampak bencana.

Imbauan Keamanan Obat dan Makanan

Di tengah kondisi darurat, Taruna juga mengingatkan masyarakat agar tetap memperhatikan keamanan obat dan makanan yang dikonsumsi.

“Pastikan makanan yang dimakan itu adalah cek KLIK, cek Kemasannya, cek Labelnya, cek Izin edarnya, dan Kedaluwarsa,” ujarnya.

Ia menegaskan bahwa konsumsi produk yang tidak aman dapat membahayakan kesehatan, sehingga peran pengawasan tetap menjadi prioritas BPOM di wilayah bencana.

Read Entire Article
Helath | Pilkada |