Cucun Ahmad Syamsurijal Sebut MBG Tak Butuh Ahli Gizi, Tan Shot Yen: Ngaco

3 days ago 7

Liputan6.com, Jakarta - Pernyataan Wakil Ketua DPR RI, Cucun Ahmad Syamsurijal, soal program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang tidak membutuhkan ahli gizi memicu ragam reaksi. Cucun menyebut profesi tersebut bisa digantikan oleh lulusan SMA yang dilatih selama tiga bulan.

Tanggapan datang dari ahli gizi komunitas, Tan Shot Yen. Dia menilai pernyataan tersebut terbilang ngaco.

"Hehe sebetulnya sudah jelas ngaco kan, artinya dia tidak paham profesi ahli gizi," ujar Tan kepada Health Liputan6.com melalui pesan teks, Senin, 17 November 2025.

Tan mengibaratkan profesi ahli gizi seperti pilot yang tidak mungkin digantikan oleh petugas darat meski sudah dilatih menerbangkan pesawat selama tiga bulan.

"Ibarat pilot diganti dengan petugas darat yang dilatih simulasi tiga bulan, tahu-tahu menerbangkan pesawat. Dia juga nggak paham beda jabatan STRUKTURAL dan FUNGSIONAL," tambahnya.

Jabatan fungsional adalah posisi atau jabatan yang berfokus pada keahlian khusus serta keterampilan teknis yang relevan dengan bidang pekerjaan tertentu.

Berbeda dengan jabatan struktural yang lebih mengedepankan hierarki organisasi, jabatan fungsional menekankan pada kemampuan dan kompetensi individu dalam melaksanakan tugas-tugas profesional sesuai dengan bidang keahlian yang dimilikinya seperti, dilansir diklatpemerintah.id.

Kronologi tentang Pernyataan Cucun Ahmad Syamsurijal

Sebelumnya, Cucun menyebut bahwa program Makan Bergizi Gratis (MBG) tak membutuhkan peran ahli gizi.

Pernyataan ini terlontar saat dia menanggapi peserta Konsolidasi Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) MBG se-Kabupaten Bandung pada Minggu, 16 November 2025.

Dalam kesempatan itu, perempuan berhijab yang diduga seorang ahli gizi menyampaikan soal tenaga non gizi yang direkrut untuk mengurusi soal gizi di program MBG.

"Saya paham bahwa pada saat ini memang sulit sekali mencari ahli gizi di lapangan. Nah, solusinya apa? Jika memang ingin merekrut dari non gizi, tolong tidak menggunakan embel-embel profesi ahli gizi lagi, tapi cukup sebagai pengawas kualitas atau QA dan QC," kata perempuan itu.

Dia menilai bahwa Badan Gizi Nasional (BGN) dapat berkolaborasi dengan Persatuan Ahli Gizi Indonesia (Persagi) untuk menghasilkan makanan bergizi. "Kalau BGN merekrut non gizi, apakah MBG tetap menjadi bergizi? Mengingat program ini bukan hanya memberi makanan tapi di dalamnya juga ada edukasi, juga ada surveilans gizi," tambahnya.

Cucun Ahmad Syamsurijal Sebut MBG Tak Perlu Ahli Gizi

Mendengar pernyataan itu, Cucun terlihat kesal dan mengatakan bahwa dirinya tak suka anak muda yang arogan.

"Saya enggak suka anak muda arogan kayak gini. Mentang-mentang kalian sekarang dibutuhkan negara, kalian bicara undang-undang. Yang membuat kebijakan itu saya, saya sekarang akan nanti ajak rapat BGN, akan mengubah diksi dari pada ahli gizi jadi satu tenaga yang menangani gizi," ujar Cucun.

"Tidak perlu ahli gizi, ketika sudah rapat di DPR saya ketok, kita tidak perlu ahli gizi, tidak perlu Persagi, yang diperlukan adalah salah satu tenaga yang mengawasi gizi, tidak perlu ahli gizi, selesai kalian," tambahnya. 

Latih Lulusan SMA untuk Urus Soal Gizi di MBG

Cucun juga menyampaikan bahwa lulusan SMA dapat dilatih selama tiga bulan untuk bisa mengurusi perkara gizi di Program MBG.

"Nanti tinggal ibu Kadinkes melatih orang, bila perlu di kabupaten punya anak-anak fresh graduate, anak SMA cerdas-cerdas, dilatih tiga bulan, kasih sertifikat, saya siapkan BNSP (Badan Nasional Sertifikasi Profesi)," katanya.

"Tidak perlu (ahli gizi) seperti kalian yang sombong," katanya.

Read Entire Article
Helath | Pilkada |