Hari Diabetes Sedunia 2025: Ancaman Genetik dan Gaya Hidup yang Bikin Anak Muda Rentan Diabetes

1 week ago 14

Liputan6.com, Jakarta - Diabetes kini bukan lagi penyakit yang identik dengan usia lanjut. Pada peringatan Hari Diabetes Sedunia 2025, para ahli mengingatkan bahwa ancaman diabetes, baik tipe 1 maupun tipe 2, semakin nyata pada anak muda Indonesia.

Faktor genetik dan gaya hidup tidak sehat menjadi kombinasi yang memperbesar risiko generasi Z dan Alpha mengalami penyakit ini pada usia yang semakin muda.

Diabetes tipe 1, misalnya, bukan semata disebabkan oleh pola hidup. Kondisi ini dapat diturunkan secara genetik dan risikonya meningkat signifikan bila orang tua memiliki riwayat serupa.

"Diabetes genetik itu salah satu orang tuanya diabetes risiko anaknya diabetes menjadi tiga kali lipat lebih tinggi. Jika kedua orang tuanya memiliki riwayat diabetes maka risikonya enam kali lebih tinggi, tetapi ini tidak harus menyilang," ujar Ketua Bidang Organisasi Himpunan Studi Obesitas Indonesia (HISOBI), dr. Dicky Tahapary, Sp.PD-KEMD, PhD, dalam Diskusi Media Hari Diabetes Sedunia bertema 'Obesitas Teratasi, Diabetes Terkendali' pada Kamis, 13 November 2025.

Diabetes tipe 1 terjadi ketika sistem imun menyerang sel pankreas penghasil insulin. Tanpa insulin, gula darah meningkat dan penderita harus menggunakan insulin seumur hidup.

Kondisi ini banyak muncul pada usia muda, sehingga orang tua perlu waspada terhadap gejala seperti sering haus, buang air kecil berlebihan, penurunan berat badan tanpa sebab, dan mudah lelah.

Meski faktor genetik tidak dapat diubah, deteksi dini dan edukasi gaya hidup sehat tetap menjadi kunci pencegahan komplikasi.

Kasus Diabetes Tipe 2 pada Anak

Sementara itu, kasus diabetes tipe 2 pada remaja dan dewasa muda melonjak drastis dalam beberapa tahun terakhir. Penyakit yang dulu dianggap hanya menyerang kelompok usia tua kini banyak ditemukan pada generasi muda. Pola makan tinggi gula, garam, dan lemak serta kebiasaan kurang bergerak menjadi penyebab utamanya.

"Diabetes tipe 2 biasanya didorong oleh gaya hidup sekarang yang sedentary lifestyle. Kurang bergerak dan pola makan yang tidak sehat menjadi penyebab utama, apalagi dengan kemudahan membeli makanan online," kata Clinical, Medical, and Regulator Director Novo Nordisk Indonesia, dr. Riyanni Meisha Tarliman, dalam kesempatan yang sama.

Data IDF Atlas edisi ke-11 mencatat, 20,4 juta orang Indonesia hidup dengan diabetes, dan jumlah itu diperkirakan melonjak menjadi 28,6 juta pada 2050.

Indonesia kini berada di posisi kelima negara dengan jumlah penderita diabetes tertinggi di dunia. Lonjakan terbesar justru terjadi pada remaja dan dewasa muda, mencerminkan perubahan gaya hidup yang semakin jauh dari pola makan sehat dan aktivitas fisik.

Penyebab Diabetes pada Orang Dewasa dan Anak

Obesitas juga ikut memicu kenaikan risiko diabetes. Data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 menunjukkan prevalensi obesitas pada orang dewasa naik dari 21,8 persen menjadi 23,4 persen. Obesitas sentral pada usia di atas 15 tahun bahkan mencapai 36,8 persen.

"Perlu perhatian banget bukan hanya masalah kesehatan, secara ekonomi juga terdampak kerugiannya sampai tercatat segitu," kata Ketua Tim Kerja Metabolik dan Surveilans PKG Kemenkes, dr. Muchtar Nasir, M.Epid, menyoroti kerugian ekonomi akibat obesitas yang mencapai Rp78,478 miliar per tahun.

Peringatan Hari Diabetes Sedunia 2025 menjadi momentum penting untuk meningkatkan kewaspadaan masyarakat. Baik faktor genetik maupun gaya hidup dapat meningkatkan risiko diabetes pada usia muda. Oleh sebab itu, edukasi, deteksi dini, dan pola hidup sehat sejak dini menjadi upaya terbaik untuk mencegah generasi muda menghadapi beban penyakit kronis di masa depan.

Read Entire Article
Helath | Pilkada |