Hari Diabetes Sedunia 2025: Simbol Persatuan Global Melawan Ancaman Diabetes

Liputan6.com, Jakarta - Hari Diabetes Sedunia, atau World Diabetes Day (WDD), diperingati setiap 14 November untuk meningkatkan kesadaran tentang diabetes, salah satu penyakit kronis yang jumlah penderitanya terus meningkat di seluruh dunia.

Peringatan ini menjadi momen penting untuk mengedukasi masyarakat mengenai pencegahan diabetes dengan informasi yang tepat dan mudah dipahami. Melansir PACE Hospital pada Jumat, 14 November 2025, kampanye ini sekaligus mengajak masyarakat lebih peduli terhadap risiko dan dampak diabetes.

Asal Usul Hari Diabetes Sedunia

Hari Diabetes Sedunia pertama kali dibentuk pada 1991 oleh International Diabetes Foundation (IDF) bekerja sama dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Pembentukan ini merupakan respons atas meningkatnya kasus diabetes secara global. Pada 2006, PBB menetapkan Hari Diabetes Sedunia sebagai hari peringatan resmi melalui Resolusi 61/225.

Tanggal 14 November dipilih untuk mengenang ulang tahun Sir Frederick Banting, penemu insulin bersama Charles Best pada 1922. Penemuan insulin menjadi tonggak sejarah dalam penanganan diabetes dan menyelamatkan jutaan nyawa hingga saat ini.

Sejak menjadi hari peringatan resmi PBB, kampanye WDD menggunakan Blue Circle Logo sebagai simbol global. Logo lingkaran biru yang diperkenalkan pada 2007 ini melambangkan persatuan komunitas diabetes di seluruh dunia dalam menghadapi tingginya kasus diabetes.

Diabetes adalah gangguan ketika tubuh tidak mampu memproses atau memanfaatkan glukosa dari makanan dengan baik. Terdapat tiga jenis utama diabetes, yaitu diabetes tipe 1, tipe 2, dan diabetes gestasional.

Menurut IDF, diabetes menyebabkan 6,7 juta kematian pada tahun 2021. Pada tahun yang sama, diperkirakan 53,7 juta (1 dari 10) hidup dengan penyakit ini. Angka tersebut diprediksi meningkat menjadi 64,3 juta pada tahun 2030 dan 78,3 juta pada tahun 2045.

Selain itu, diperkirakan 1 dari 2 orang dewasa (44 persen) atau sekitar 24 juta penderita diabetes tidak terdiagnosis, terutama penderita diabetes tipe 2 yang sebenarnya dapat dicegah dengan perubahan gaya hidup dan kebiasaan makan sehat. 

Kurangnya informasi, panduan yang tepat untuk memahami tanda dan gejala, serta akses diagnosis dini untuk memulai tindakan pencegahan membuat sekitar 54,1 juta orang dewasa berisiko tinggi mengalami diabetes tipe 2. 

Gaya hidup sedentari juga meningkatkan jumlah remaja usia nol s.d 19 tahun yang mengalami diabetes tipe 2 hingga 10,2 ribu kasus. Sementara itu, 1 dari 6 kelahiran atau sekitar 21 juta ibu hamil mengalami kadar gula darah tinggi atau hiperglikemia selama kehamilan.

Pada tahun 2021, sekitar 9 persen dari total pengeluaran kesehatan global digunakan untuk penanganan diabetes.

Dengan beban yang begitu besar, Hari Diabetes Sedunia hadir sebagai platform advokasi untuk meningkatkan upaya pencegahan dan memperluas akses penanganan diabetes di seluruh dunia.

Tema Hari Diabetes Sedunia 2025 adalah “Diabetes across life stages”. Tema ini menyoroti pentingnya menyediakan akses perawatan terintegrasi bagi semua kelompok usia, mulai dari anak-anak hingga lansia.

Tema ini juga bertujuan untuk mengajak masyarakat mendorong lembaga-lembaga pelayanan kesehatan publik maupun global untuk mengadvokasi fasilitas kesehatan yang lebih baik, peningkatan tenaga medis, infrastruktur memadai, dan dukungan finansial guna memperkuat edukasi tentang diabetes.

Selain itu, tema ini turut mendukung target global cakupan diabetes pada tahun 2030, yang meliputi:

• Diagnosis 80 persen orang yang terkena diabetes.
• 80 persen orang yang didiagnosis harus memiliki manajemen yang lebih baik terhadap glikemia dan tekanan darah mereka.
• 60 persen orang (40 tahun ke atas) harus memiliki akses terhadap Statin (kelompok obat yang membantu menurunkan kadar kolesterol dalam darah).
• 100 persen penderita diabetes tipe 1 harus memiliki akses mudah ke insulin dan fasilitas pengelolaan glukosa darah mandiri yang tepat.