Kompetisi Musik Alun Jiwa, Ajang yang Mendorong Orangtua Lebih Greget Perjuangkan Masa Depan Anak

11 hours ago 5

Liputan6.com, Depok - Sebanyak 20 anak disabilitas unjuk bakat dalam Music Talent Competition Vol. 2 di Cibubur, Depok, pada Minggu, 7 Desember 2025. Ini adalah gelaran kompetisi musik kedua yang digelar Alun Jiwa

Anak disabilitas netra, disabilitas intelektual, autisme dan disabilitas lainnya dari berbagai rentang usia turut meramaikan acara ini. Sejak pagi, mereka sudah siap naik ke atas panggung untuk bernyanyi, bermain keyboard, hingga bermain drum.

Menurut Founder Alun Jiwa, Michael Fontana, ada yang spesial dalam gelaran kali ini,"Yang spesial, yang pertama semua peserta adalah anak-anak disabilitas. Yang kedua, bagi yang menang atau kalah, teman-teman akan mendapatkan kesempatan audisi menjadi band senilai Rp 1,2 juta."

Michael mengatakan bahwa acara ini bukan sekadar lomba, tapi ajang bertemunya para orang tua untuk kemudian saling menguatkan. Dia berharap, ajang ini tak hanya menjadi arena lomba tapi juga kesempatan bagi para orang tua untuk memperjuangkan bakat anak.

"Dan semoga bisa menguatkan tali silaturahmi untuk maju bersama-sama. Harapannya, orangtua bisa lebih greget lagi, lebih kuat lagi dalam mendorong anak untuk bermain musik. Dan lebih aware lagi bersama anak untuk mencari masa depannya," kata pria yang akrab disapa Mike kepada Disabilitas Liputan6.com.

Mengenal Alun Jiwa

Mike menjelaskan, Alun Jiwa adalah sanggar musik yang berbeda dari sanggar lainnya.

"Di sanggar musik yang lain, anak-anak belajar untuk berlatih alat musik dan bernyanyi. Di Alun Jiwa, selain musik, nanti anak-anak disatukan jadi band, kami berusaha bersama para orangtua agar anak-anak bisa mencari nafkah sendiri (melalui band)," kata Mike.

Dia, menambahkan, anak-anak akan belajar musik seperti keyboard, drum, gitar, dan alat lainnya. Kemudian setelah belajar, mereka akan digabungkan dengan anak lainnya sehingga terbentuk sebuah band.

"Dan, kalau ini sudah menjadi band, kita berusaha bersama-sama dengan orangtua, kita orbitkan anak ini agar bisa main. Contoh Liputan6.com ulang tahun, maka kami mengajukan kepada Liputan6.com supaya anak-anak bisa diberikan kesempatan untuk mendapatkan rezeki," ujar Mike.

Dia menilai, kesempatan bagi penyandang disabilitas dalam berkarya dan mencari nafkah sendiri harus diciptakan oleh semua pihak. "Harus kita ciptakan, saya yakin kalau kita berjuang, pasti bisa," tambahnya.

Berdiri Sejak 2024

Mike bercerita, sanggar musik Alun Jiwa berdiri sejak 19 Juli 2024.

“Baru kurang lebih satu tahun lebih, kami adalah sanggar musik untuk anak-anak istimewa. Di dalam sanggar ini kami tidak hanya mengajarkan anak-anak bermusik, tapi kami menjadikan mereka sebagai band untuk cari nafkah di berbagai event selayaknya band anak-anak biasa.”

Tercetusnya ide mendirikan Alun Jiwa berawal dari sang anak. Mike dikaruniai anak berkebutuhan khusus (ABK).

“Saya punya anak istimewa, saya berpikir kalau anak saya bisa, pasti orang lain juga bisa. Lalu, saya yakin bahwa Tuhan kasih talenta kepada anak-anak ini. Ada yang bisa bermusik, ada yang bisa melukis, menari, ada yang bisa di bidang seni lainnya.”

“Nah, dari situ saya berpikir, hidup itu satu kali. Kalau kita enggak berjuang demi anak-anak, kapan lagi, waktu berjalan terus. Nah, atas dasar itu lah, yuk kita sama-sama berjuang demi anak-anak istimewa ini,” terangnya.

Musik bagi Anak Disabilitas

Mike menilai, kaitan antara anak disabilitas dengan musik sangat erat. Musik bisa menjadi terapi bagi anak-anak istimewa.

“Wah sangat erat (kaitan disabilitas dengan musik), musik ini adalah bahasa universal, music is amazing. Anak istimewa ini punya rasa, musik itu rasa, dari musik itulah anak-anak bisa berkarya, anak-anak bisa diterapi dengan musik.”

“Musik itu kan berkaitan dengan tempo, tempo itulah yang membuat anak-anak lebih teratur, lebih tenang, lebih terarah, lebih jelas, dan lebih terbuka hatinya,” ucapnya.

Read Entire Article
Helath | Pilkada |