KPAI: Anak-Anak SMAN 72 Jakarta Alami Luka Fisik dan Trauma Usai Ledakan

3 hours ago 1

Liputan6.com, Jakarta - Ledakan yang terjadi di lingkungan SMAN 72 Jakarta Utara pada Jumat siang, 7 November 2025, menyisakan duka dan kepanikan bagi siswa, guru, serta para orang tua. Peristiwa ledakan SMAN 72 tersebut tak hanya menyebabkan luka fisik, tapi juga meninggalkan trauma mendalam bagi banyak siswa yang menyaksikan langsung kejadian itu.

Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Margaret Aliyatul Maimunah mengatakan bahwa trauma healing harus segera diberikan tidak hanya kepada siswa yang terluka, tapi juga kepada seluruh pelajar yang berada di sekolah saat kejadian berlangsung.

"Semua anak, baik mengalami luka atau tidak, yang mendengar atau menyaksikan kejadian pasti membutuhkan pendampingan," ujar Margaret seperti dikutip dari Antara pada Sabtu, 8 November 2025.

Margaret, menambahkan, KPAI telah merekomendasikan agar pendampingan psikologis dilakukan oleh tenaga profesional bersertifikat, termasuk bekerja sama dengan Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI), Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA), serta kepolisian yang memiliki tenaga ahli psikologi.

Upaya kolaboratif ini diharapkan bisa membantu anak-anak pulih secara emosional dari trauma akibat insiden tersebut.

Kondisi Fisik Korban Ledakan SMAN 72 Jakarta

Selain aspek psikologis, KPAI juga menyoroti kondisi fisik para korban. Berdasarkan data sementara yang diterima dari kepolisian, sebanyak 14 siswa masih menjalani perawatan di rumah sakit, dengan 7 di antaranya harus menjalani operasi karena luka yang cukup berat.

"Luka yang dialami bervariasi, ada di bagian kaki, ada yang jarinya harus diangkat kukunya, banyak juga yang mengeluhkan sakit pada telinga dan bagian kepala," kata Margaret.

Beberapa siswa sempat dirawat di puskesmas sebelum akhirnya dirujuk ke rumah sakit karena kondisi yang semakin serius.

"Ada yang baru masuk karena awalnya ditangani di puskesmas, tetapi kondisinya tidak memungkinkan. Akhirnya dirujuk dan ada sebagian yang harus dioperasi ya. Tadi data terakhir ada sekitar 7 anak," ujarnya di RS Islam Jakarta Cempaka Putih.

Korban Ledakan SMAN 72 Berusia di Bawah 18

Menurut Margaret, mayoritas korban merupakan anak-anak berusia di bawah 18 tahun. Sejumlah siswa yang mengalami luka ringan kini sudah diperbolehkan pulang setelah mendapat perawatan medis.

Namun, data korban masih bersifat dinamis karena pendataan dari kepolisian dan pihak rumah sakit masih terus berlangsung.

"Saat kami tiba di rumah sakit, tercatat sekitar 33 anak masih menjalani perawatan, tetapi total korban sempat dilaporkan mencapai 37 orang. Angka itu belum final karena pendataan masih dilakukan," katanya.

Di sisi lain, KPAI menyambut baik langkah pemerintah melalui Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Atip Latipulhayat, yang berencana mempercepat rehabilitasi fasilitas sekolah agar kegiatan belajar mengajar bisa segera dilanjutkan.

"Anak-anak perlu segera mendapatkan rasa aman kembali di lingkungan sekolahnya. Proses pemulihan fisik dan psikologis mereka harus berjalan beriringan," kata Margaret menegaskan.

Read Entire Article
Helath | Pilkada |