Liposuction Bantu Kurangi Lemak tapi Bukan Gantikan Gaya Hidup Sehat

Liputan6.com, Jakarta - Liposuction atau sedot lemak adalah suatu tindaka untuk mengambil lemak di beberapa bagian tubuh tertentu seperti perut, paha, belakang punggung, lengan. Tindakan ini mampu menyedot lemak di bagian tersebut hingga 30-40 persen. Meski begitu bukan berarti pasien tidak menjalani gaya hidup sehat.

Dokter spesialis bedah plastik rekonstruktif dan estetik Ide Bagoes Insani mengatakan liposuction merupakan 'alat bantu' menghilangkan lemak yang sulit hilang meski sudah olahraga dan diet sehat. Jika menginginkan hasil yang lebih permanen, maka prosedur ini perlu diiringi dengan gaya hidup sehat.

"Prosedur liposuction tidak bisa menggantikan gaya hidup sehat seperti makan yang baik, diet yang sehat, tidak bisa menggantikan olahraga," kata Bagoes yang sehari-hari praktik di RS Pondok Indah - Pondok Indah dalam temu media di Jakarta.

Usai tindakan liposuction memang tidak disarankan melakukan olahraga berat. Olahraga berat bisa dilakukan 2-3 minggu setelah tindakan penyedotan lemak seperti dituturkan Bagoes. 

Bagoes menuturkan saat seorang pasien menginginkan melakukan liposuction maka dokter akan menjelaskan tentang ekspektasi yang real.

"Jadi pasien bisa terinfo hasil yang mungkin didapatkan seperti apa sehingga pasien tidak kecewa," tuturnya. 

Lalu, sebelum melakukan tindakan keamanan pasien (patient safety) itu nomor satu. Maka dilakukan serangkaian pemeriksaan. Mulai dari pemeriksaan fisik terlebih dahulu. Dilanjutkan dengan pemeriksaan laboratorium.

"Cek dulu dari pemeriksaan laboratorium untuk memastikan fungsi ginjal, hati, kadar hemoglobin, lalu ada pemeriksaan jantung dan rekam jantung. Serta melakukan ronsen," tutur Bagoes.

Lalu, semua hasil tersebut dikonsultasikan terlebih dahulu ke dokter spesialis penyakit dalam dan dokter spesialis jantung dan pembuluh darah.

"Para dokter ini akan menilai ada penyulit atau tidak untuk tindakan liposuction," tutur dokter yang menjalani pendidikan spesialis bedah plastik rekonstruksi dan estetika di Universitas Padjajaran ini.

Jika mendapatkan approval dari kedua dokter, selanjutnya bakal ada konsultasi dengan dokter spesialis anestesi.

"Setelah mendapatkan approval dari ketiga dokter, maka baru bisa dapat dilakukan tindakan (liposuction) oleh dokter bedah plastik," jelas Bagoes.

Teknologi dalam penyedotan lemak kini makin maju, termasuk kini sudah ada laser-assisted liposuction yang bekerja menghilangkan lemak dengan menggunakan energi laser untuk memecah sel-sel lemak sebelum dikeluarkan dari tubuh.

Selain berfungsi untuk menghancurkan lemak, panas dari laser mampu merangsang kolagen alami kulit untuk proses pengencangan kulit sehingga kulit menjadi lebih halus dan kencang dibandingkan prosedur liposuction konvesional.

"Dengan laser-assisted liposuction, panas yang dihasilkan tidak di satu titik tapi ada di 360 derajat membentuk radial, sehingga semua lemak bisa dihancurkan untuk disedot," kata Bagoes.

Lalu, teknologi terbaru ini tidak menyebabkan banyak pembuluh darah rusak. Berbeda dengan liposuction terdahulu atau manula yang memiliki risiko kerusakan kulit di atas lebih besar karena pembuluh darah banyak rusak. 

Bagoes menuturkan bahwa prosedur ini tidak disarankan dilakukan pada ibu menyusui dan pastinya ibu hamil.

"Ibu selesai menyusui itu baru bisa dilakukan, karena ini prosedur estetik ya yang tidak harus segera. Seperti kita tahu usai mealhirkan, yang menjadi prioritas seorang ibu adalah bayinya. Kalau sudah selesai menyusui, ibu dan bayi sehat, bisa dipertimbangkan (liposuction)," tuturnya. 

Liposuction juga tidak boleh dilakukan pada pasien dengan kondisi hipertensi tidak terkontrol, diabetes tidak terkontrol lalu riwayat jantung dengan penyulit.