Madison Beer Resmi Didagnosis BPD, Pelantun 'Reckless' Akhirnya Buka Suara soal Luka dan Pemulihannya

1 day ago 5

Liputan6.com, Jakarta - Madison Beer membuka babak baru dalam hidupnya setelah resmi didiagnosis mengidap borderline personality disorder (BPD). Pelantun 'Reckless' itu akhirnya berani mengungkap kondisi kesehatan mental yang selama ini dia pendam, sekaligus membagikan bagaimana diagnosis tersebut menjadi titik balik yang menyelamatkan hidupnya.

Dalam wawancara bersama NME, Madison mengaku bahwa bertahun-tahun dia merasa tidak benar-benar dipahami publik. Banyak orang menilai dirinya hanya dari permukaan. "Aku sering dinilai berdasarkan asumsi, bukan dari cerita sebenarnya tentang apa yang aku jalani," ujar Madison Beer dalam wawancaranya.

Diagnosis BPD itu membuatnya memahami bahwa gejolak emosional yang ekstrem dan rasa sakit berulang bukan sekadar fase atau ketidakstabilan sesaat. Dia akhirnya melihat seluruh perjalanan emosionalnya sebagai kondisi serius yang membutuhkan penanganan profesional.

Madison mengungkap bahwa sebelum menerima diagnosis, ia melewati masa paling kelam dalam hidupnya. Dia menghadapi tekanan publik, trauma lama yang kembali muncul, serta emosi yang berubah begitu cepat hingga ia tak lagi memahami dirinya sendiri.

"Rasanya seperti naik roller coaster tanpa kendali. Intens, cepat berubah, dan sering kali tidak sesuai situasi," kata Madison menggambarkan kondisi BPD yang dialaminya.

Madison Beer Pernah Merasa Takut Ditinggalkan

Perasaan takut ditinggalkan, impulsivitas, dan sensitivitas berlebih sering membuatnya sulit menjaga stabilitas emosi, bahkan dalam hubungan yang paling dekat. Kondisi itu pula yang akhirnya mendorongnya mencari bantuan profesional.

Momen saat diagnosis disampaikan menjadi titik campur aduk baginya. Madison merasa lega karena akhirnya menemukan jawaban, tetapi juga takut terhadap stigma yang masih melekat pada gangguan mental. "Mengerti BPD adalah langkah pertama menuju penyembuhan," katanya.

Setelah menerima diagnosis resmi, Madison menjalani terapi intensif sebanyak tiga kali dalam seminggu. Dia menyebut bahwa terapi menjadi salah satu faktor terbesar dalam proses pemulihannya.

Melalui terapi dialektis perilaku (DBT) dan konseling rutin, dia belajar mengenali pemicu emosional, menenangkan diri, serta menghindari pola destruktif yang dulu menyeretnya ke titik gelap. "Pemulihan bukan garis lurus. Ada hari berat, ada hari ketika aku merasa stabil. Tapi sekarang aku punya alat untuk menghadapinya," kata Madison.

Musik Jadi Ruang Penyembuh Bagi Madison Beer

Musik juga menjadi ruang penyembuhan baginya. Lagu 'Reckless' misalnya, lahir dari luka dan instabilitas emosional yang dia alami selama bertahun-tahun.

Kesadaran baru tentang kondisinya membuatnya lebih jujur dalam berkarya, sekaligus memberi ruang aman untuk mengekspresikan rasa sakit yang sebelumnya dia pendam.

Keberanian Madison Beer berbicara terbuka tentang BPD membuka diskusi lebih luas mengenai kesehatan mental, terutama bagi figur publik yang sering terlihat baik-baik saja di permukaan.

Dia berharap pengalamannya bisa membantu orang lain yang menghadapi kondisi serupa. "Gangguan mental bukan kelemahan. Tidak ada yang perlu malu," pungkas Madison.

Kini, Madison Beer berada di fase pemulihan yang lebih stabil. Ia belajar memahami batas diri, mengelola respons emosional, dan membangun ulang identitas emosionalnya.

Read Entire Article
Helath | Pilkada |