Makin Banyak Anak Kena Diabetes Tipe 2, Ini Peringatan Keras dari Pakar!

1 week ago 14

Liputan6.com, Jakarta - Kasus diabetes tipe 2 pada anak di Indonesia terus meningkat dan menjadikan diabetes sebagai penyakit serius yang perlu diwaspadai. Ketua Bidang Organisasi HISOBI sekaligus Ketua Klaster Metabolic and Vascular Ageing (MVA) IMERI FKUI, dr. Dicky Tahapary, Sp.PD-KEMD, PhD, mengatakan, pola hidup modern menjadi pemicu utama melonjaknya kasus ini.

"Kalau dulu diabetes pada anak biasanya karena faktor genetik, sekarang penyebab utamanya obesitas dan gaya hidup tidak sehat," ujar Dicky dalam diskusi media Hari Diabetes Sedunia bertema 'Obesitas Teratasi, Diabetes Terkendali' pada Kamis, 13 November 2025.

Menurutnya, konsumsi makanan tinggi gula, kurang gerak, dan pola tidur yang berantakan membuat tubuh anak tidak mampu memanfaatkan insulin dengan optimal. Kondisi ini memicu resistensi insulin yang menjadi awal diabetes tipe 2.

Dicky menegaskan bahwa komplikasi diabetes pada anak bisa muncul lebih cepat, mulai dari gangguan penglihatan, tekanan darah tinggi, hingga kerusakan organ penting bila tidak segera ditangani.

Kenali Gejala Awal Diabetes Tipe 2 pada Anak

Gejala diabetes tipe 2 pada anak juga sering tidak disadari. Salah satu tanda paling umum adalah sering buang air kecil (BAK), termasuk ngompol di malam hari. "Kalau anak sudah besar tapi masih sering ngompol, itu bisa jadi tanda kadar gula darahnya tinggi," katanya.

Selain itu, mudah haus, cepat lapar, dan berat badan turun tanpa sebab juga harus diwaspadai. Penurunan berat badan terjadi karena tubuh gagal memanfaatkan energi dari makanan akibat gangguan insulin.

"Tubuhnya mencoba mengeluarkan kelebihan gula lewat urin, tapi energinya tidak terserap. Anak jadi tampak lemas dan kurus," katanya.

Dia mengingatkan orang tua untuk tidak menunda pemeriksaan gula darah, terutama jika anak mengalami obesitas atau ada riwayat diabetes dalam keluarga.

Resistensi Insulin dan Obesitas Anak

Dicky kembali menegaskan bahwa resistensi insulin merupakan akar utama diabetes tipe 2 pada anak. "Tubuh memproduksi banyak insulin, tapi sel-selnya tidak merespons dengan baik. Akibatnya, gula darah tetap tinggi," katanya.

Kondisi ini sering dipicu penumpukan lemak viseral di perut dan sekitar organ. Anak dengan pola makan tinggi kalori, minuman manis, serta minim aktivitas fisik memiliki risiko lebih tinggi.

"Perubahan gaya hidup bisa mengembalikan sensitivitas insulin tubuh anak. Jadi, jangan tunggu sampai komplikasi muncul," tambahnya.

Dia menyarankan anak dengan berat badan berlebih untuk menjalani skrining metabolik minimal setahun sekali, termasuk pemeriksaan gula, kolesterol, dan tekanan darah.

Peran Orang Tua Mencegah Diabetes Tipe 2 pada Anak

Guna mencegah lonjakan kasus, Dicky meminta orang tua lebih aktif memantau kesehatan keluarga. Pemeriksaan sederhana seperti cek berat badan, lingkar perut, dan gula darah bisa dilakukan secara berkala.

"Kurangi makanan tinggi gula, batasi waktu di depan layar, dan biasakan anak bergerak setiap hari minimal 60 menit," ujarnya.

Dicky juga mengajak sekolah dan komunitas menciptakan lingkungan yang mendukung kebiasaan sehat. "Anak-anak perlu dukungan bersama, bukan hanya dari orang tua. Ini bagian dari investasi jangka panjang untuk mencegah penyakit kronis di masa depan," pungkasnya.

Read Entire Article
Helath | Pilkada |