Liputan6.com, Jakarta - Fistula ani adalah terbentuknya sebuah saluran kecil yang tidak normal, menghubungkan bagian dalam rektum atau anus dengan kulit di sekitarnya.
Biasanya, kondisi ini terbentuk karena infeksi pada kelenjar anus atau abses (kantung berisi nanah) yang tidak sembuh dengan tuntas.
Menurut dokter spesialis bedah umum, Bobby Sugiharto dari RS EMC Alam Sutera, fistula ani mungkin terdengar menakutkan dan cukup sering terjadi, tapi banyak orang tidak menyadarinya. Biasanya berawal dari infeksi atau abses di area anus, lalu berkembang menjadi saluran yang menghubungkan bagian dalam anus ke kulit luar.
“Masalahnya, banyak yang memilih diam karena malu atau menganggapnya sepele. Padahal, kalau dibiarkan, fistula ani bisa menimbulkan komplikasi yang jauh lebih merepotkan,” kata Bobby mengutip laman EMC, Jumat (5/12/2025).
Dia menjelaskan, beberapa gejala fistula ani yang sering muncul adalah nyeri di area anus, keluarnya cairan atau nanah dari lubang kecil di kulit sekitar anus, rasa bengkak, serta iritasi atau kemerahan pada kulit. Jika dibiarkan, gejalanya bisa semakin mengganggu, sehingga penting untuk mengenalinya sejak awal.
Gejala fistula ani bisa bervariasi, tetapi beberapa tanda yang paling umum meliputi:
- Nyeri di area anus, terutama saat duduk, bergerak, atau buang air besar
- Keluarnya cairan, nanah, atau darah dari lubang kecil di kulit sekitar anus
- Benjolan atau pembengkakan yang terasa nyeri di sekitar anus
- Iritasi atau kemerahan pada kulit akibat cairan yang keluar terus-menerus
- Bau tidak sedap dari area anus karena infeksi
- Demam, terutama jika infeksi sedang aktif
- Rasa tidak nyaman atau basah di area anus
“Jika gejala-gejala ini muncul, sebaiknya segera periksa ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat,” saran Bobby.
Tidak Bisa Sembuh Sendiri
Fistula ani tidak bisa sembuh dengan sendirinya, sambung Bobby, kondisi ini membutuhkan penanganan medis agar salurannya dapat ditutup dan infeksinya teratasi.
Jika dibiarkan terlalu lama, peradangan bisa semakin parah dan saluran fistula dapat melebar atau bercabang, membuat pengobatan menjadi lebih kompleks.
Selain itu, menunda pengobatan meningkatkan risiko infeksi berulang, keluarnya nanah terus-menerus, hingga kerusakan jaringan di sekitar anus.
“Karena itu, semakin cepat fistula ani ditangani, semakin besar peluang untuk pulih tanpa komplikasi,” ujar Bobby.
Komplikasi Fistula Ani
Jika fistula ani tidak ditangani sejak awal, kondisi ini dapat berkembang menjadi masalah yang jauh lebih serius. Berikut beberapa risiko yang perlu diwaspadai:
Infeksi Berulang
Nanah dapat terus terbentuk sehingga menimbulkan nyeri, demam, dan ketidaknyamanan berulang.
Pembentukan Saluran Baru
Fistula bisa bercabang dan membentuk jalur tambahan, sehingga proses pengobatan menjadi lebih sulit dan kompleks.
Gangguan Kontrol Buang Air Besar
Peradangan berkepanjangan dapat merusak otot sfingter anus, membuat pasien sulit mengontrol BAB (Inkontinensia).
Jaringan Parut dan Pembengkakan Kronis
Area sekitar anus dapat mengalami pembengkakan jangka panjang dan terbentuknya jaringan parut yang mengganggu kenyamanan.
Risiko Kanker
Fistula kronis yang tidak ditangani dalam waktu lama dapat berubah menjadi kanker pada jaringan sekitar anus. Meski kejadiannya jarang, tetapi ini mungkin terjadi.
“Melihat berbagai komplikasi tersebut, penanganan medis sejak dini menjadi langkah penting untuk mencegah kondisi semakin parah dan mengurangi risiko jangka panjang,” kata Bobby.
Cara Mengatasi Fistula Ani
Mengatasi fistula ani membutuhkan langkah yang tepat, mulai dari perawatan medis hingga kebiasaan sehari-hari yang mendukung penyembuhan. Berikut cara yang dapat dilakukan:
Penanganan Medis Utama: Operasi
Fistula ani umumnya memerlukan tindakan operasi, seperti fistulotomi atau teknik lain yang dipilih dokter berdasarkan lokasi dan tingkat keparahan fistula. Prosedur fistulotomi yaitu saluran fistulanya dibuka dan dibersihkan supaya tumbuh jaringan baru, dengan harapan fistulanya akan menutup.
Menjaga Kebersihan Area Anus
Membersihkan area anus secara rutin dan benar dapat membantu mengurangi risiko iritasi dan infeksi. Hindari duduk terlalu lama untuk mengurangi tekanan pada area yang sensitif.
Konsumsi Makanan Tinggi Serat
Makan buah, sayur, dan sumber serat lainnya membantu mencegah konstipasi. BAB yang lancar mengurangi tekanan pada anus sehingga proses penyembuhan lebih nyaman.
Periksa ke Dokter Jika Muncul Gejala Awal
Jangan menunda pemeriksaan jika muncul nyeri, bengkak, atau cairan yang keluar dari area anus. Deteksi dini dapat mencegah kondisi berkembang menjadi lebih parah.
Perawatan yang tepat dan perubahan kebiasaan sederhana bisa membuat proses penyembuhan lebih cepat, efektif, dan mengurangi risiko komplikasi dan meningkatkan peluang penyembuhan yang optimal.
Pemeriksaan dini sangat penting untuk mencegah fistula ani berkembang menjadi komplikasi yang lebih berat. Dengan penanganan yang cepat dan tepat, proses pemulihan diharapkan lebih baik serta mengurangi risiko kerusakan jaringan di area anus.
“Jika Anda mulai merasakan gejala seperti nyeri, bengkak, atau keluarnya cairan dari anus, jangan ragu untuk segera berkonsultasi dengan tenaga medis. Menunda hanya akan memperburuk kondisi, lebih baik bertindak lebih awal demi kesehatan jangka panjang,” pungkas Bobby.

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5226660/original/050701400_1747753465-steptodown.com913068.jpg)
:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/liputan6/watermark-color-landscape-new.png,1100,20,0)/kly-media-production/medias/5434583/original/072066700_1764934343-lovely.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5434166/original/027877400_1764916857-kekerasan_pada_balita.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5430980/original/008426800_1764685937-1-Presentasi_HIFU__1_.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5426791/original/024464800_1764317618-8.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5433778/original/099293100_1764898503-Verrell_Bramasta.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5341790/original/035452100_1757327420-529337290_17955797918989784_1820449023470465638_n.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5433783/original/008913600_1764900021-mbg_purwokwerto.png)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4807183/original/066488300_1713543479-oil-diffuser-near-burning-candles-aromatherapy-health-care-concept_169016-8495.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/1659727/original/073811900_1501062335-CDR772103__National_Cancer_Institute.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5334428/original/084075100_1756715756-asian-researcher-in-laboratory-from-back.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4331303/original/047535800_1676955917-memory-concept-with-sculpture-brain.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3514141/original/067492100_1626602154-Ilustrasi_vitamin_atau_Obat.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5165315/original/005529100_1742183951-2013d31779c2fe80d5c200f7a676075d.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4813593/original/089240500_1714109365-shutterstock_1673666863.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5117319/original/085290700_1738390058-99439461-db88-4843-b7f7-fe2e82fee59a.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5167732/original/079165100_1742367366-7c3d60fc-00dc-4886-85d6-5c675fd35330.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3938376/original/004974400_1645165608-20220218-Waspada_Cuaca_Ekstrem_di_Jakarta-7.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5432730/original/000589400_1764821881-buah_dewa_bpom.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3230666/original/054667000_1599459934-cancer-patient-resting_256588-1326.jpg)












:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/liputan6/watermark-color-landscape-new.png,1100,20,0)/kly-media-production/medias/5342972/original/013803200_1757405019-listya.jpg)

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5276437/original/068077400_1751952590-beautiful-woman-taking-care-herself.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5161561/original/013565600_1741847087-1741841084965_apa-penyebab-usus-buntu.jpg)

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5306724/original/022117700_1754448645-kelley_mack.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5299696/original/022467500_1753848306-woman-with-melanoma-her-skin.jpg)

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5082175/original/058101700_1736233631-1736231098797_celana-abu-abu-cocok-dengan-baju-warna-apa.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3286207/original/019005400_1604455604-sembunyikan-kebotakan-suami-dilaporkan-istri-ke-poilisi.jpg)
:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/liputan6/watermark-color-landscape-new.png,1100,20,0)/kly-media-production/medias/5072311/original/012642500_1735547668-f9afe661-0a1f-4faa-9aac-eb2d502c9934.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5306234/original/056128800_1754380060-sad-asian-kid-touching-tummy.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3942749/original/085011900_1645583985-young-beautiful-woman-bathroom-with-towel-her-head-washes-her-face-with-tap-water.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5304594/original/039238700_1754278899-WhatsApp_Image_2025-08-04_at_10.38.18.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5024590/original/087816500_1732616772-cara-menghilangkan-perut-kembung.jpg)

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5305363/original/008311200_1754306127-WhatsApp_Image_2025-08-04_at_18.05.20.jpeg)