Pria Amerika Serikat Terinfeksi Flu Burung H5N5, Kasus Pertama Dunia pada Manusia

1 day ago 6

Liputan6.com, Jakarta - Seorang pria di negara bagian Washington, Amerika Serikat, dikonfirmasi terinfeksi flu burung jenis H5N5 yang sebelumnya hanya ditemukan pada hewan dan belum pernah terdeteksi pada manusia.

Pria yang mengalami gejala parah itu dirawat di rumah sakit dengan demam tinggi, kebingungan, dan gangguan pernapasan pada awal November. Dia dipastikan terpapar H5N5, subtipe flu burung yang dibawa oleh burung liar seperti bebek dan angsa, seperti mengutip New York Post, Rabu, 19 November 2025.

Departemen Kesehatan Negara Bagian Washington menggambarkan pasien yang tidak disebutkan namanya itu adalah kelompok usia tua dan memiliki komorbid atau penyakit penyerta.

Departemen tersebut mencatat bahwa pasien memiliki kawanan unggas domestik campuran di halaman belakang rumahnya di Grays Harbor County, di pesisir Pasifik barat daya negara bagian tersebut. Baru-baru ini, ada dua burung yang mati, lapor Washington Post.

Sementara, burung-burung liar lainnya juga dapat mengakses halaman belakang rumah pria itu. Dan pejabat dinas kesehatan yakin bahwa kelompok burung tersebut 'kemungkinan besar' menjadi sumber paparan virus.

Pria tersebut dirawat di rumah sakit hingga minggu lalu sementara penyelidikan berlanjut. Menurut pejabat kesehatan Washington dan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit, risiko penularan ke publik terbilang rendah.

Tidak ada orang lain yang dites positif H5N5. Tidak ada bukti penularan dari orang ke orang, meskipun para ahli telah mengakui bahwa evolusi virus bisa tidak terprediksi.

Kasus Flu Burung H5N1 di AS

H5N5 menjadi hal baru di AS, sementara H5N1 lebih umum meski kasusnya masih jarang. Perbedaan antara kedua galur ini terletak pada protein di permukaan virus.

H5N1 telah ada di AS sejak 2022, menginfeksi burung liar, unggas domestik, sapi perah, dan bahkan terkadang manusia.

Tercatat 71 kasus flu burung H5 pada manusia di AS sejak 2024. Sebagian besar kasus datang dengan gejala ringan, tetapi seorang pasien di Louisiana meninggal dunia pada bulan Januari.

Seperti pasien H5N5, pria Louisiana yang meninggal akibat flu burung itu juga memelihara ayam di halaman belakang rumah yang telah terpapar virus dari burung liar.

Kasus Serius tapi Belum Berpotensi Pandemi

Terkait kasus ini, dokter ahli epidemiologi Dicky Budiman memberi tanggapan. Menurutnya, ini adalah situasi yang serius tapi belum berpotensi pandemi.

“Ini adalah situasi yang serius tapi belum berpotensi pandemi, tapi harus disikapi serius,” kata Dicky lewat pesan suara, Rabu (19/11/2025).

Dia menilai, temuan H5N5 oleh AS menandakan sistem deteksi virus di negara tersebut maju dan berjalan, karena memiliki perhatian untuk mengidentifikasi potensi wabah.

“Ini adalah kasus manusia pertama yang diketahui dengan subtipe H5N5 di Amerika Serikat dan di dunia. Risiko kepada publik saat ini dinilai rendah dan tidak ada bukti penularan antar manusia sejauh penyelidikan awal.”

“Dan ini menjadi dasar bahwa belum memiliki potensi pandemi, saya bilang ‘belum’ ya. Artinya, kalau dia bermutasi dan terdeteksi ada potensi penularan antar manusia itu beda cerita,” jelasnya.

Harus Disikapi Serius

Lantas, mengapa temuan kasus ini harus disikapi serius?

“Karena setiap kali avian influenza subtipe baru melompat ke manusia, termasuk H5N5 ini, maka virus itu berarti mendapat kesempatan bereksperimen dalam inang manusia. Meningkatkan peluang akumulasi mutasi yang bisa mempermudah transmisi antar manusia.”

“Itu artinya berpotensi menjadi pandemi, meskipun saat ini belum ya.”

Oleh karena itu, sambungnya, kasus tunggal ini harus menjadi sinyal kewaspadaan tinggi untuk surveilans penyelidikan.

Read Entire Article
Helath | Pilkada |