Stunting Adalah Cermin Gizi Buruk, Bidan Jadi Penentu Tumbuh Kembang Anak Sejak Kandungan

Liputan6.com, Jakarta - Stunting adalah tantangan besar dalam membangun sumber daya manusia unggul menuju Indonesia Emas 2045. Gangguan pertumbuhan ini perlu dicegah sejak anak masih dalam kandungan hingga 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), yang dikenal sebagai masa emas penentu kualitas kesehatan, kecerdasan, dan produktivitas anak di masa depan.

Kekurangan gizi, minimnya stimulasi, dan perawatan yang tidak optimal selama periode ini dapat menyebabkan stunting dan gangguan perkembangan otak anak. Oleh sebab itu, peran bidan menjadi sangat penting dalam mendampingi ibu dan keluarga untuk memastikan pemenuhan gizi dan pengasuhan yang tepat sejak awal kehidupan.

"Bidan memiliki peran penting tidak hanya sebagai tenaga kesehatan, tetapi juga sebagai pendamping utama bagi ibu dan keluarga dalam setiap fase kehidupan anak," ujar Ketua Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Provinsi Jawa Timur, Dr. Hj. Siti Maimunah, M.Keb., dalam seminar hybrid pada Minggu, 2 November 2025.

Siti, menambahkan, edukasi gizi oleh bidan selama masa 1000 HPK berperan besar dalam memastikan anak tumbuh sehat dan cerdas.

"Melalui edukasi gizi yang tepat selama 1000 HPK, bidan berperan besar dalam memastikan anak tumbuh sehat dan cerdas," tambahnya. 

Dalam kesempatan yang sama, dr. Waritsah Sukarjiyah dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur menyampaikan soal kebijakan pemerintah dalam penanggulangan stunting dan upaya pencegahan pada 1.000 HPK.

"Upaya percepatan penurunan stunting menjadi agenda prioritas nasional yang menuntut kerja sama lintas sektor, termasuk tenaga kesehatan di tingkat lapangan. Bidan memiliki posisi strategis karena berinteraksi langsung dengan ibu dan anak," kata Waritsah.

Lebih lanjut, Waritsah, menambahkan,"Dengan memperkuat peran bidan dalam memberikan edukasi gizi dan pemantauan tumbuh kembang, kita bisa mencegah stunting sejak dini, bahkan sebelum anak lahir."

Sementara itu, perwakilan IBI Provinsi Jawa Timur, Bdn. Sulianah, S.ST., M.Keb., CNRM mengatakan bahwa bidan berada di garda terdepan pelayanan kesehatan ibu dan anak. Dengan pemahaman yang kuat tentang gizi, para bidan dapat menjadi agen perubahan yang signifikan di masyarakat.

Kemudian, dokter spesialis anak, Wurry Ayuningtyas, menjelaskan pentingnya asupan DHA dalam pembentukan sel otak dan perkembangan kognitif anak. DHA merupakan nutrisi kunci untuk pembentukan dan fungsi otak anak.

"Asupan DHA yang cukup sejak masa kehamilan hingga dua tahun pertama kehidupan berdampak besar pada perkembangan kognitif dan kemampuan belajar anak," kata Wurry.

"Karena itu, edukasi gizi yang diberikan oleh para bidan menjadi sangat strategis," tambahnya. 

Dalam kesempatan yang sama, Brand Manager PT Frisian Flag Indonesia, Theodora Stephanie, menegaskan, pihaknya percaya bahwa masa depan bangsa dimulai dari generasi yang sehat.

"Kami percaya masa depan bangsa dimulai dari generasi yang sehat sejak 1000 HPK. Melalui edukasi ini, kami berharap dapat memperkuat peran tenaga kesehatan, khususnya para bidan, dalam mencetak Generasi Emas 2045," katanya dalam acara yang bertujuan meningkatkan kompetensi para bidan.

Theodora, menambahkan, air susu ibu (ASI) eksklusif adalah sumber gizi terbaik bagi bayi. Di sisi lain, pemenuhan makro dan mikronutrien sesuai usia juga berperan besar dalam mendukung fungsi kognitif anak.

"Pemenuhan nutrisi bagi ibu hamil turut menjadi kunci utama dalam menjaga kesehatan ibu dan bayi sejak awal kehidupan," tambahnya.

Dia berharap, seminar ini dapat peningkatan kapasitas dan pemahaman para bidan dalam menjalankan peran edukatif, komunikatif, serta promotif kepada masyarakat, khususnya kepada ibu hamil dan keluarga.

Acara ini juga menjadi wadah kolaborasi lintas sektor antara pemerintah, tenaga kesehatan, dunia usaha, dan masyarakat dalam memperkuat strategi pencegahan stunting. "Langkah konkret ini menjadi bagian dari upaya kolektif membangun generasi sehat, cerdas, dan berkualitas menuju Indonesia Emas 2045," pungkasnya.