Tindakan Cerebral Bypass Sentuh 100 Kasus, Bukti Indonesia Siap Hadapi Stroke Kompleks

1 day ago 6

Liputan6.com, Jakarta - Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (RS PON) Prof. Dr. dr. Mahar Mardjono mencatat tonggak penting dalam dunia bedah saraf Indonesia. Dalam waktu kurang dari dua tahun, rumah sakit rujukan nasional ini berhasil menyelesaikan 100 tindakan cerebral bypass, menjadikannya yang tertinggi di Indonesia dan salah satu yang terbanyak di Asia Tenggara.

Angka ini tidak hanya menunjukkan kemampuan layanan, tapi juga meningkatnya kebutuhan penanganan serebrovaskular kompleks di Tanah Air, seperti dikutip dari situs Direktorat Jenderal Kesehatan Lanjutan Kemenkes RI pada Rabu, 3 Desember 2025.

Direktur RS PON, dr. Adin Nulkhasanah, Sp.S., MARS, menekankan bahwa pencapaian 100 kasus bukan hanya soal kemampuan operatif. Ini juga cerminan kesiapan sistem layanan.

"Ke depan, pengembangan bypass serebrovaskular tidak hanya fokus pada teknis operasi, tapi juga pada pembangunan sistem layanan yang kuat di rumah sakit pengampu regional maupun rumah sakit yang diampu," ujarnya.

Menurutnya, layanan yang efektif, terstandar, dan berkelanjutan adalah kunci pemerataan kesehatan otak di seluruh Indonesia.

Penguatan Sistem Layanan di Daerah

Pencapaian ini semakin bermakna karena bertepatan dengan Workshop Cerebral Bypass bagi 13 Pengampu Stroke Regional dari berbagai provinsi. Program tersebut dilakukan untuk memperkuat kapasitas rumah sakit vertikal dan provinsi agar mampu menyediakan layanan operatif yang lebih maju dan merata.

Melalui pendampingan klinis yang terstruktur, sembilan provinsi kini sudah mampu melakukan tindakan cerebral bypass mandiri. "Ini adalah lompatan besar bagi layanan stroke nasional," ujar Adin.

Untuk mendukung percepatan pengembangan kapasitas bedah saraf, RS PON menjalin kerja sama dengan Far East Neurosurgical Institute yang dipimpin salah satu ahli bypass serebrovaskular paling berpengalaman di dunia, Profesor Rokuya Tanikawa.

Kolaborasi ini mencakup pelatihan lanjutan, pendampingan kasus kompleks, standarisasi protokol operasi, hingga pengembangan jejaring riset bersama.

Kerja sama internasional ini diharapkan mempercepat pematangan kemampuan tenaga medis Indonesia dalam menangani kasus-kasus yang selama ini banyak dirujuk ke luar negeri.

Transformasi Kesehatan Tengah Memperkuat SDM dan Alkes

Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, dr. Azhar Jaya, S.H., SKM, MARS, menekankan, transformasi kesehatan sedang memperkuat kapasitas SDM medis dan alat kesehatan hingga ke fasilitas tingkat pertama.

"Kami mendorong rumah sakit kabupaten/kota mencapai tahapan madya, termasuk melalui pengadaan cathlab, agar deteksi dini stroke dapat dilakukan lebih cepat dan penanganan diberikan dalam golden time kurang dari empat jam," kata Azhar.

Mengapa Cerebral Bypass Penting?

Ahli bedah serebrovaskular RS PON, dr. Muhammad Kusdiansah, Sp.BS, menjelaskan bahwa cerebral bypass dilakukan untuk mengalihkan aliran darah ke otak saat pembuluh darah utama tersumbat atau menyempit berat.

"Pada kondisi seperti moyamoya atau penyempitan arteri tertentu, bypass membantu menjaga suplai darah sehingga menurunkan risiko stroke berulang," ujarnya.

Dia, menambahkan, semakin banyak pasien kini dapat memperoleh tindakan ini di dalam negeri.

"Sebelumnya banyak pasien pergi ke luar negeri, tetapi dengan berkembangnya kapasitas nasional, layanan ini sudah tersedia di lebih banyak provinsi," katanya.

Meski belum ada data epidemiologis nasional, Kusdiansah memperkirakan terdapat 800–1.200 pasien per tahun yang berpotensi membutuhkan tindakan cerebral bypass.

Angka ini mencakup penderita aneurisma kompleks, moyamoya disease, hingga beberapa kasus stroke iskemik.

Read Entire Article
Helath | Pilkada |