Wamenkes Dante: Inovasi dan Kemandirian Obat Tentukan Masa Depan Kesehatan Indonesia

13 hours ago 10

Liputan6.com, Jakarta - Dalam momentum Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-61, pesan kuat disampaikan Wakil Menteri Kesehatan RI, Prof. Dante Saksono Harbuwono, mengenai pentingnya inovasi dan kemandirian obat untuk menghadapi tantangan kesehatan di masa depan.

Dalam pembukaan Health Innovation Festival (HAI-Fest) 2025 di Kartika Expo Balai Kartini, Jakarta, Wamenkes Dante menekankan bahwa Indonesia memiliki waktu dua dekade untuk mempersiapkan generasi produktif menuju Indonesia Emas 2045.

"Kita memiliki dua dekade untuk memastikan mereka tumbuh menjadi generasi yang sehat, kuat, cerdas, dan berdaya saing global," ujar Dante. Dia menegaskan bahwa hilirisasi industri kesehatan bukan lagi pilihan, tapi kebutuhan mendesak agar Indonesia tidak hanya menjadi pengguna, melainkan produsen obat, vaksin, dan alat kesehatan.

Lebih lanjut, Dante menjelaskan bahwa hilirisasi industri kesehatan bukan sekadar agenda jangka panjang, tapi kebutuhan mendesak. Kemandirian obat dan vaksin, kata dia, menjadi fondasi penting dalam menghadapi tantangan kesehatan global di masa depan.

Indonesia Harus Jadi Produsen Obat, Vaksin, dan Alkes

"Hilirisasi industri kesehatan adalah strategi penting agar Indonesia tidak hanya menjadi pengguna, tetapi juga produsen obat, vaksin, dan alat kesehatan," ujarnya.

Dengan memperkuat industri lokal, Indonesia dapat memastikan keberlanjutan layanan kesehatan sekaligus menekan ketergantungan terhadap produk impor yang rentan terganggu saat krisis global.

Pernyataan ini semakin relevan ketika melihat geliat inovasi di industri farmasi nasional, termasuk pencapaian Dexa Medica yang meraih Penghargaan Karya Anak Bangsa dari Kementerian Kesehatan RI sebagai industri farmasi dengan uji klinis obat bahan alam terbanyak di Indonesia.

Penghargaan tersebut diserahkan dalam rangkaian HAI-Fest 2025 dan menjadi bukti bahwa inovasi lokal mampu memenuhi standar ilmiah global.

Direktur Utama PT Dexa Medica, V. Hery Sutanto, menilai apresiasi ini mempertegas kontribusi industri nasional dalam menyediakan obat terjangkau dan bermutu bagi masyarakat.

"Penghargaan ini bukan hanya pengakuan atas kerja keras kami, tetapi bukti bahwa inovasi karya anak bangsa dapat memenuhi standar ilmiah global dan memberi manfaat nyata bagi kesehatan masyarakat," katanya.

Uji Klinis Merupakan Tanggung Jawab Industri

Sementara itu, Business Development and Scientific Affairs Director Dexa Medica, Prof. Raymond Tjandrawinata, menekankan bahwa uji klinis merupakan tanggung jawab moral industri untuk memastikan keamanan dan efektivitas terapi.

"Komitmen kami dalam menjalankan uji klinis menunjukkan bahwa inovasi kesehatan karya anak bangsa bukan hanya mampu bersaing, tetapi mampu memimpin transformasi kesehatan nasional menuju kemandirian obat dan Indonesia Emas 2045," kata Raymond.

Dalam sambutannya, Wamenkes Dante juga menyoroti berbagai capaian sektor kesehatan nasional yang menjadi fondasi menuju transformasi pelayanan kesehatan yang lebih proaktif dan preventif.

Capaian di Sektor Kesehatan

Program Cek Kesehatan Gratis (CKG) telah menjangkau lebih dari 62 juta penduduk, sementara deteksi TBC menemukan 750.000 kasus baru.

Pembangunan 22 dari 66 rumah sakit modern pun terus dipercepat demi meningkatkan akses layanan kesehatan.

Dia menegaskan bahwa semua langkah tersebut harus diiringi ekosistem riset dan inovasi yang kuat, termasuk kolaborasi antara pemerintah, akademisi, dan industri farmasi.

"Transformasi sistem kesehatan yang kini berlangsung membawa Indonesia menuju model layanan yang proaktif, preventif, dan berbasis teknologi," katanya.

Dalam konteks ini, peran industri seperti Dexa Group menjadi semakin penting. Melalui riset di Dexa Laboratories of Biomolecular Sciences (DLBS), berbagai inovasi obat bahan alam.

Termasuk fitofarmaka yang masuk pedoman klinis nasional, mendorong kemandirian terapi modern berbasis kekayaan hayati Indonesia.

Read Entire Article
Helath | Pilkada |