Lagi-Lagi Nyaris Juara Di Masters, Justin Rose Mengaku “Tersiksa”

3 hours ago 2

Ligaolahraga.com -

Ketika Justin Rose meninggalkan Augusta National, rasa sakit karena nyaris saja ia menjuarai Masters semakin dalam.

Teleponnya berdering tanpa henti dengan pesan-pesan yang memuji kembalinya dia dan mengucapkan belasungkawa setelah kekalahan playoff dari Rory McIlroy.

Rose memulai putaran terakhir dengan tertinggal tujuh pukulan namun berhasil mencetak skor 66 yang brilian, diakhiri dengan birdie putt sejauh 20 kaki di hole ke-18.

Hal itu membuatnya harus menghadapi playoff sudden-death, yang dimenangkan oleh McIlroy dengan pukulan wedge sejauh 3 kaki.

“Banyak komentar positif yang datang kepada saya,” kata Rose pekan lalu di RBC Heritage. “Namun pada saat yang sama, saya hanya berharap ada pesan yang berbeda di ponsel saya.”

Ini bukan wilayah yang asing. Pada 2017, Rose memimpin di akhir turnamen sebelum Sergio Garcia memaksakan playoff dan mengalahkannya di hole tambahan pertama. Baik Garcia maupun McIlroy adalah teman baik, yang membuat kekalahan itu terasa pahit.

Justin Rose menghadapi akhir Masters dengan keanggunan yang sama, mengucapkan selamat kepada McIlroy karena mencatatkan karier Grand Slam. Namun di dalam hatinya, rasa sakit itu tetap ada.

“Tersiksa, mungkin, dengan memikirkan apa yang mungkin terjadi,” akunya.

Dengan kekalahan playoff keduanya di Augusta, Rose bergabung dengan Ben Hogan sebagai satu-satunya pemain yang kalah dalam dua turnamen Masters di lubang tambahan.

Dia sekarang setidaknya memiliki satu bagian dari keunggulan setelah 12 putaran di Augusta-mengalahkan para legenda seperti Nicklaus, Palmer, dan Player.

Resume Justin Rose sangat mengesankan: 23 kemenangan di seluruh dunia, gelar AS Terbuka, emas Olimpiade di Rio, dan beberapa kali nyaris menang di Augusta.

Dia sekarang telah memberi selamat kepada seorang juara Masters di green ke-18 sebanyak tiga kali dalam satu dekade terakhir, yakni Spieth (2015), Garcia (2017), dan McIlroy (2025).

Setelah patah hati di tahun 2017, Rose bangkit kembali dengan kuat, memenangkan tiga gelar lagi di tahun itu dan Piala FedEx 2018, dan akhirnya naik ke peringkat 1 dunia.

“Jika saya melihat ke belakang, 2017 hingga 2018 adalah masa-masa paling konsisten bagi saya,” kata Rose, yang akan berusia 45 tahun pada bulan Juli mendatang. “Tapi saya tidak melihat alasan mengapa hal itu tidak bisa terjadi lagi.”

Justin Rose tetap bersemangat. Sensasi bersaing, gemuruh penonton, dan momen-momen penting seperti birdie putt pada hari Minggu membuatnya terus maju.

“Saya hampir mencapai beberapa hal yang sangat bagus,” katanya.

Artikel Tag: justin rose

Published by Ligaolahraga.com at https://www.ligaolahraga.com/golf/lagi-lagi-nyaris-juara-di-masters-justin-rose-mengaku-tersiksa

Read Entire Article
Helath | Pilkada |