Mengenal Mikrobiota Vagina, Penting untuk Kesehatan Reproduksi Perempuan

21 hours ago 4

Liputan6.com, Jakarta - Mikrobiota di usus sering mendapat perhatian masyarakat karena fungsinya yang sangat penting dalam pencernaan. Akan tetapi, terdapat mikrobiota yang juga tak kalah penting bagi kesehatan, khususnya perempuan. Mikrobiota tersebut ada di dalam vagina yang keseimbangannya dapat menentukan kesehatan secara keseluruhan.

Melansir BBC pada Senin, 8 Desember 2025, di dalam vagina terdapat berbagai macam jenis bakteri, jamur, dan virus. Ketiganya saling bersaing untuk mendapatkan nutrisi dan ruang untuk berkembang.

Beberapa bakteri yang ada di dalam vagina memiliki peran penting yang tidak terduga bagi kesehatan tubuh. Mulai dari mencegah penyakit hingga mendukung hasil kehamilan yang baik. Misalnya, jumlah lactobacillus tinggi bisa menurunkan risiko infertilitas, keguguran, kelahiran prematur, bahkan kanker serviks.

Para ahli saat ini sedang mengembangkan tes diagnostik dan perawatan yang lebih baik untuk mengelola mikroorganisme vital ini. Jika temuan ini berhasil diwujudkan, revolusi pelayanan kesehatan reproduksi tentu akan berkembang. Dengan begitu, penting untuk mengetahui bagaimana mikrobiota vagina memprediksi kesehatan hingga cara yang bisa dilakukan untuk merawatnya.

Lactobacillus dalam Vagina

Saat kanak-kanak, vagina cenderung didominasi oleh mikrobiota yang tumbuh dengan pesat dalam kondisi minim oksigen. Mikrobiota ini disebut dengan mikroba anaerob. Namun, seiring bertambahnya usia, estrogen semakin meningkat sehingga lingkungannya menjadi ideal untuk bakteri lain berkembang, salah satunya lactobacillus.

Lactobacillus dinilai sangat bermanfaat bagi kesehatan. Dalam jumlah yang cukup dan seimbang, bakteri ini dapat melindungi diri dari infeksi kuman atau virus di dalam vagina.

Kepala mikrobiota dari UK’s Medicine and Healthcare products Regulatory Agency (MHRA), Chrysi Sergaki mengungkapkan bahwa lactobacillus dapat menyingkirkan patogen dengan ‘mengalahkan’ mereka dalam persaingan memperoleh nutrisi. Bakteri ini juga menghasilkan asam laktat yang tidak ramah bagi patogen seperti kuman dan virus.

Selain itu, dia juga mengatakan bahwa lactobacillus dapat mengatur respons imun tubuh untuk melawan infeksi dan menghasilkan antibiotik alami. Sehingga bakteri tersebut dapat membunuh bakteri lain yang mencoba masuk ke dalam vagina.

Sementara itu, jika keseimbangan lactobacillus terganggu (vagina dysbiosis) atau bahkan menghilang, maka risiko berbagai infeksi akan meningkat. Seperti infeksi bakterial vaginosis (BV), sariawan atau luka terbuka, dan infeksi saluran kemih (ISK).

Terkait vagina dysbiosis, kondisi ini akan membuat perempuan lebih berisiko terhadap infeksi menular seksual (IMS) jika dirinya aktif secara seksual. Seperti penularan HIV bisa terjadi karena kadar lactobacillus lebih rendah pada seorang perempuan.

Dosen klinis kesehatan perempuan dan anak dari University of Liverpool, Laura Goodfellow, menjelaskan bahwa tingkat penularan HIV di Afrika Selatan mencapai 20 hingga 30 persen. Namun, beberapa pekerja seks komersial (PSK) di sana terhindar dari infeksi tersebut.

Rendahnya penularan terhadap PSK di Afrika Selatan diketahui karena mikrobiota yang seimbang dalam vagina. Tidak hanya HIV, lactobacillus yang rendah juga meningkatkan risiko virus papiloma atau HPV yang menjadi pemicu utama kanker serviks, vulva, dan vagina.

Prediktor Kehamilan

Selain mencegah penyakit, mikrobiota vagina juga menentukan peluang kehamilan dan kelahiran pada perempuan. Perempuan dengan kadar lactobacillus yang rendah, akan mengalami risiko keguguran atau kehamilan ektopik (janin berkembang di luar rahim). Selain itu, rendahnya lactobacillus juga memungkinkan perempuan melahirkan bayi prematur yaitu sebelum mencapai 37 minggu.

Goodfellow mengatakan, meskipun beberapa perempuan dengan dysbiosis vagina dapat melahirkan bayi dalam waktu yang tepat, risiko terhadap masalah kehamilan tetap ada.

Sementara itu, bakteri lain yang disebut bifidobacterium dianggap bisa melindungi perempuan dari melahirkan prematur. Namun, bakteri ini cukup langka dan biasanya terdapat pada kurang dari lima persen perempuan.

Dysbiosis vagina juga akan mengganggu kesuburan. Goodfellow menyebutkan, jika seseorang mengalami kondisi tersebut dan melakukan program bayi tabung, maka keberhasilannya kemungkinan lebih rendah.

Teori yang mengaitkan kondisi dysbiosis  vagina dengan kehamilan yang buruk adalah faktor peradangan. Sebagai respons imun tubuh terhadap cedera atau infeksi, peradangan sangat diperlukan. Akan tetapi, jika bagian tubuh meradang berlebihan, seseorang akan rentan mengalami kondisi seperti penyakit jantung, diabetes, obesitas, dan alzheimer. 

Peradangan pada vagina, plasenta, atau bayi juga dapat memicu kelahiran prematur atau keguguran. Goodfellow menjelaskan bahwa hal tersebut bisa terjadi karena lactobacillus membuat seorang perempuan memiliki lebih sedikit protein inflamasi dalam cairan vagina.

Sementara itu, penyebab dari kehamilan dan kelahiran yang buruk juga bisa disebabkan oleh infeksi IMS seperti klamidia, gonore, sifilis, dan bakterial vaginosis.

Pengobatan Baru yang Dipersonalisasi

Para peneliti dari Imperial College London melakukan uji klinis untuk mengetahui apakah tingkat kelahiran bisa ditingkatkan dengan mengatur mikrobiota vagina. Uji klinis ini akan menguji Lactin-V, probiotik yang mengandung lactobacillus crispatus, dalam mengurangi angka kelahiran pada perempuan berisiko tinggi.

Peneliti menemukan bahwa suplementasi lactobacillus crispatus pada vagina dapat mengubah mikrobiotanya. Selain itu, terdapat juga temuan pada kaitan golongan darah dengan risiko kelahiran prematur.

Perempuan dengan golongan darah B dan O memiliki risiko kelahiran prematur lebih tinggi daripada golongan darah A. Hal ini karena perempuan dengan golongan darah A memiliki proporsi lactobacillus yang lebih tinggi dalam vagina.

Sementara itu, para ahli dari As, Inggris, dan Afrika Selatan sedang meneliti keterkaitan Lactin-V dengan risiko HIV pada perempuan.

Sergaki dan Goodfellow juga mengadvokasi perkembangan alat diagnostik berbasis mikrobiota. Alat ini nantinya akan membaca jejak bakteri vagina dengan cepat untuk memprediksi risiko keguguran, kelahiran prematur, infertilitas, atau kanker serviks. Dengan begitu, pelayanan kesehatan dapat melakukan diagnosis dini, pencegahan yang efektif, dan perawatan yang lebih personal.

Salah satu contoh pemeriksaan yang telah dilakukan adalah pengujian prevalensi virus HPV. Alih-alih mencari sel kanker atau prakankern itu sendiri, pengujian mikrobiota menjadi metode utama dalam skrining serviks karena dinilai lebih akurat untuk mendeteksi kanker serviks pada mereka yang berisiko tinggi.

Merawat Mikrobiota Vagina

Dalam merawat mikrobiota vagina, ada beberapa hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Pertama, praktik kebersihan intim seperti douching vagina yang sebaiknya dihindari. Douching vagina merupakan aktivitas membersihkan vagina dengan memasukan air dan/atau produk pembersih.

Hal ini berkaitan dengan peningkatan risiko BV, kelahiran prematur, dan penyakit radang panggul (PID) yang juga menyebabkan infertilitas. Produk pembersih vagina seperti gel, semprotan, dan tisu basah juga dapat merusak ekosistem mikroba vagina yang sensitif.

Kedua, menggunakan alat kontrasepsi. Peneliti menemukan fakta bahwa pemakaian kondom meningkatkan prevalensi lactobacillus. Hal ini dapat mengganggu keseimbangan bakteri baik dari air mani maupun di dalam vagina.

Ketiga, menerapkan pola makan yang sehat. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa kekurangan mikronutrien seperti vitamin A, C, D, dan E, serta beta karoten, asam folat, dan kalsium, dapat meningkatkan risiko BV. Selain itu, menjaga indeks massa tubuh (IMT) juga penting. Hal ini karena penelitian juga menemukan bahwa perempuan dengan obesitas memiliki lactobacillus yang rendah.

Keempat, berhenti merokok. Sebuah studi yang mengambil sampel usap vagina dari 20 perokok dan bukan perokok. Hasilnya adalah separuh dari perokok kekurangan lactobacillus dibandingkan dengan 15 persen perempuan yang bukan perokok. Selain itu, perokok juga memiliki prevalensi BV dan risiko kelahiran prematur yang tinggi.

Read Entire Article
Helath | Pilkada |