12 Hari di Pos Gizi: Program Dompet Dhuafa yang Bikin Anak Wasting Kembali Ceria dan Sehat

2 days ago 4

Liputan6.com, Sabang - Di tengah tantangan masalah gizi anak di Indonesia, program Pos Gizi yang diinisiasi oleh Dompet Dhuafa hadir sebagai solusi di Sabang. Program ini fokus pada penanganan masalah gizi, khususnya untuk anak-anak yang mengalami wasting dan underweight, serta mencegah stunting. Berlokasi di Gampong Paya Seunara, Kecamatan Sukamakmue, Kota Sabang, program ini digerakkan oleh Rifa Sholeha, seorang bidan dari Lembaga Kesehatan Cuma-Cuma (LKC).

Rifa Sholeha, yang juga merupakan Person In Charge (PIC) Program Bidan untuk Negeri (BUN), menjelaskan, Pos Gizi merupakan program berkelanjutan yang berlangsung selama tiga bulan, dibagi dalam beberapa termin. Setiap termin berlangsung selama 12 hari, di mana ibu-ibu dan anak-anak akan datang ke Pos Gizi untuk memasak, belajar, bermain, dan makan bersama.

"Satu termin dilakukan selama 12 hari, di mana dalam enam hari, ibu-ibu akan datang membawa anaknya," ujar Rifa.

Selama enam hari pertama, mereka akan berinteraksi dan belajar cara memasak makanan bergizi. Pada hari ke-7 hingga ke-12, Pos Gizi memberikan dukungan bahan mentah agar ibu-ibu dapat mempraktikkan cara memasak yang telah diajarkan di rumah.

Promosi 1

Struktur dan Pelaksanaan Program

Program ini dirancang untuk memberikan makanan bergizi kepada anak-anak dengan masalah gizi. Makanan yang diberikan ditujukan untuk anak-anak dengan masalah gizi seperti wasting dan underweight untuk mencegah stunting.

Penimbangan anak penerima manfaat dilakukan pada hari pertama, keenam, dan ke-12, dengan target kenaikan berat badan sebesar 200 gram dari hari pertama hingga ke-12.

"Setelah pemberian makan, di hari pertama, keenam, dan ke-12 maka anak-anak penerima manfaat akan ditimbang," ujar Rifa.

Setelah termin pertama selesai, program dilanjutkan ke termin kedua dengan sasaran anak-anak yang berbeda namun memiliki masalah gizi serupa.

Keunggulan Program Pos Gizi

Pos Gizi Dompet Dhuafa memiliki keunggulan dibandingkan program pemberian makan lainnya. Program ini mengharuskan anak-anak hadir dan makan bersama di lokasi, memastikan makanan yang disediakan tepat sasaran.

"Hadir ke Pos Gizi dan makan bersama adalah upaya untuk memastikan makanan yang disediakan tepat sasaran," kata Rifa.

Selain itu, orang tua juga diberikan edukasi mengenai pemberian dan pengolahan makanan yang baik dan benar. Untuk memotivasi anak-anak, penghargaan berupa bintang diberikan jika mereka berhasil menghabiskan makanan mereka.

"Jika mereka habis makanannya, kita beri bintang," tambah Rifa.

Antusiasme dan Dampak Awal

Program ini telah memasuki termin kedua, dan terlihat antusiasme anak-anak yang ingin kembali ke Pos Gizi meskipun terminnya telah usai.

"Ada anak-anak yang mau datang lagi ke sini. Mau sekolah lagi katanya," kata Rifa. Antusiasme anak-anak ini menjadi pendorong bagi para ibu untuk tetap membawa anaknya ke Pos Gizi.

Rifa berharap program 12 hari ini dapat mengubah perilaku makan anak secara permanen dan membentuk budaya sehat di masyarakat. "Dia berharap, program yang dijalani 12 hari ini akan mengubah perilaku untuk selamanya," ujar Rifa.

Rifa menjelaskan bahwa masalah gizi pada anak di Gampong Paya Seunara disebabkan oleh faktor kompleks, tidak hanya terkait asupan makanan. "Masalah gizi anak-anak di Gampong Paya Seunara dipicu oleh penyebab yang kompleks dan bukan hanya soal makan," ujarnya.

Oleh karena itu, Pos Gizi tidak hanya memberikan materi tentang gizi, tetapi juga edukasi tentang Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS).

Foto Pilihan

Tenaga kesehatan Siti Nurjanah (kiri) dibantu rekan-rekannya memberikan vaksin campak kepada seorang anak dalam kampanye vaksinasi campak dari rumah ke rumah menyusul wabah di Sumenep, Pulau Madura, Jawa Timur, Senin 8 September 2025. (AP Photo/Dita Alangkara)
Read Entire Article
Helath | Pilkada |