Intip Geliat Pos Gizi di Sabang, Saat Para Ibu Belajar Olah Nutrisi Baik untuk Si Kecil

2 days ago 7

Liputan6.com, Sabang - Gerimis sore itu tak menghentikan langkah para ibu bersama buah hati untuk datang ke Pos Gizi. Ini adalah bangunan sederhana yang berdiri di pinggir jalan kawasan Gampong Paya Seunara, Kecamatan Sukamakmue, Kota Sabang, Aceh.

Sekira pukul 15.30 WIB, ruangan yang dihias warna-warni itu telah ramai oleh para ibu dan anak-anak yang asyik bermain. Sementara, di bagian dapur, ibu-ibu kader memasak dan menyiapkan makanan untuk para balita yang hadir.

Pos Gizi adalah program yang diinisiasi oleh Dompet Dhuafa dan digerakan oleh Bidan Lembaga Kesehatan Cuma-Cuma (LKC), Rifa Sholeha. Perempuan 25 tahun itu merupakan Person In Charge (PIC) Program Bidan untuk Negeri (BUN) yang mengabdi untuk meningkatkan kesehatan masyarakat setempat.

Rifa, menjelaskan, Pos Gizi adalah program kontinyu selama tiga bulan yang dibagi dalam bebebrapa termin. Satu termin dilakukan selama 12 hari, yang dalam enam hari, ibu-ibu akan datang membawa anaknya. Mereka diajak memasak, belajar, bermain, dan makan bersama.

"Di hari ke-7 sampai hari ke-12, kita akan memberikan support bahan mentah. Nanti ibu-ibunya sudah belajar di sini cara memasak, mereka akan praktik di rumah sampai hari ke-12," kata Rifa kepada Health Liputan6.com saat ditemui di Pos Gizi Gampong Paya Seunara pada Sabtu, 25 Oktober 2025.

Makanan ini diberikan kepada anak-anak dengan masalah gizi seperti wasting dan underweight untuk mencegah stunting. Setelah pemberian makan, di hari pertama, keenam, dan ke-12 maka anak-anak penerima manfaat akan ditimbang.

"Dari hari pertama sampai ke-12 harapannya naik 200 gram. Jadi setelah naik 200 gram, nanti dievaluasi lagi per bulan, di minggu ke-4 setiap bulan, jadi tiga bulan," ujar Rifa.

Setelah termin pertama selesai, maka program dilanjut ke termin kedua dengan sasaran anak-anak yang berbeda tapi dengan masalah gizi serupa.

Promosi 1

Apa Bedanya dengan Program Pemberian Makan Lain?

Rifa pun menjelaskan perbedaan antara Program Pos Gizi dengan program pemberian makan lainnya.

"Mungkin kalau pemberian makan itu bukan hal yang baru ya bagi masyarakat, karena dari puskesmas, dari desa juga ada. Tapi yang membedakan itu, kalau dari Dompet Dhuafa itu, mereka harus hadir dan makan bersama," katanya.

Hadir ke Pos Gizi dan makan bersama adalah upaya untuk memastikan makanan yang disediakan tepat sasaran. Selain makan, orangtua juga diedukasi tentang pemberian dan pengolahan makanan yang baik dan benar.

"Yang biasa dilakukan kan mengambil makanan lalu dibawa pulang. Sedangkan kita tidak tahu apakah itu tepat ke sasaran atau tidak. Kalau di sini, kita langsung evaluasi. Jika mereka habis makanannya, kita beri bintang. Beri bintang itu kan adalah reward ya," ujarnya.

Menurut Rifa, pemberian makanan pada anak bukan hanya soal habis atau tidak, tapi bagaimana membuat anak-anak semangat untuk makan.

Salah satu yang dilakukan Rifa agar anak-anak semangat makan adalah dengan pemberian penghargaan berupa bintang jika makanannya berhasil dihabiskan. "Jadi, agar anak-anak semangat datang ke sini, dikasih yang menarik. Jadi, harus menyesuaikan juga dengan anak-anak," katanya.

Dibuat Semenarik Mungkin

Kegiatan Pos Gizi ini sudah masuk ke termin kedua. Di termin pertama, Rifa melihat antusiasme anak-anak bahkan ada yang ingin kembali ke Pos Gizi meski terminnya telah usai.

"Karena ini program termin kedua ya, jadi kalau kita lihat dari termin yang pertama itu, ada anak-anak yang mau datang lagi ke sini. Mau sekolah lagi katanya. Sedangkan sekolah (Pos Gizi termin pertama) sudah selesai," ujarnya.

"Karena di sekolah ini, juga ada permainan yang kita siapkan. Kemarin kita meronce, hari ini kita edukasi. Jadi, anak-anak suka. Kadang mamanya yang malas, anaknya yang ajak. Karena memang harapan kita, anaknya semangat, karena kalau anak semangat, mama pasti mau tidak mau akan pergi," tambah Rifa.

Dia berharap, program yang dijalani 12 hari ini akan mengubah perilaku untuk selamanya. Bahkan, kebiasaan makan yang baik dapat diturunkan ke generasi berikutnya dan menjadi budaya sehat warga setempat.

Penyebab Masalah Gizi Anak-Anak di Gampong Paya Seunara

Lebih jauh, Rifa menjelaskan bahwa masalah gizi anak-anak di Gampong Paya Seunara dipicu oleh penyebab yang kompleks dan bukan hanya soal makan.

"Sebenarnya, ini kompleks ya. Mungkin orang-orang hanya berpikir bahwa stunting, wasting, underweight itu hanya berfokus ke gizi karena anaknya nggak makan. Tapi ternyata tidak sesederhana itu. Tidak hanya Gizi, tapi lingkungan juga memengaruhi," ujar Rifa

"Pola asuh juga mempengaruhi. Jadi, mungkin banyak orang yang sudah beri makan anaknya. Makan sudah ada ikannya, sudah ada sayurnya, tapi anaknya masih nggak naik berat badannya. Mereka nggak lihat, rumahnya bagaimana, rumahnya banyak binatang peliharaan, airnya seperti apa, orangtuanya merokok," tambah Rifa.

Pola asuh juga amat memengaruhi, misalnya anak dibiarkan makan makanan ringan sesukanya dan tidak mengatur waktu tidur.

“Mau tidur atau tidak terserah, makan makanan ringan terserah. Dan itu memengaruhi, jadi, tidak hanya tentang gizi.”

Maka dari itu, sambungnya, Pos Gizi ini tak hanya memberikan materi soal gizi, tapi berbagai hal lainnya seperti mengajarkan bagaimana mencuci tangan.

“Jadi, orangtuanya juga harus tahu cuci tangan bukan hanya cuci di air, tapi cuci tangan pakai sabun enam langkah, gitu. Jadi, anak-anak juga harus terbiasa dengan hal tersebut.”

“Kemudian, PHBS-nya (Perilaku Hidup Bersih Sehat) gimana. Kemudian, di hari besok kita juga akan ada materi tentang pola asuh yang diisi langsung oleh Kepala Puskesmas. Jadi, hal-hal tersebut orang tuanya harus tahu. Agar mereka juga punya pengetahuan baru, ya, kalau masalah gizi pada anak bukan hanya tentang makan, tapi lingkungan dan pola asuh juga berpengaruh,” pungkasnya. 

Foto Pilihan

Tenaga kesehatan Siti Nurjanah (kiri) dibantu rekan-rekannya memberikan vaksin campak kepada seorang anak dalam kampanye vaksinasi campak dari rumah ke rumah menyusul wabah di Sumenep, Pulau Madura, Jawa Timur, Senin 8 September 2025. (AP Photo/Dita Alangkara)
Read Entire Article
Helath | Pilkada |