Tak Sekadar Bagi Makanan, Pos Gizi Dompet Dhuafa Ubah Perilaku Gizi Anak di Sabang

2 days ago 6

Liputan6.com, Sabang - Program Pos Gizi yang diinisiasi oleh Dompet Dhuafa di Sabang berfokus pada perubahan perilaku gizi dan kesehatan anak-anak serta orang tua. Berlokasi di Gampong Paya Seunara, Kecamatan Sukamakmue, Kota Sabang, Aceh, program ini tidak hanya memberikan makanan, tapi juga edukasi yang komprehensif.

Rifa Sholeha, seorang bidan berumur 25 tahun yang merupakan Person In Charge (PIC) Program Bidan untuk Negeri (BUN) menjelaskan bahwa Pos Gizi bertujuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat setempat. "Pos Gizi adalah program kontinyu selama tiga bulan yang dibagi dalam beberapa termin," katanya kepada Health Liputan6.com, Sabtu, 25 Oktober 2025.

Setiap termin dilaksanakan selama 12 hari. Ibu-ibu dan anak-anak akan datang untuk memasak, belajar, bermain, dan makan bersama. Dalam enam hari pertama, ibu-ibu dan anak-anak berpartisipasi dalam kegiatan yang mendidik dan menyenangkan.

"Di hari ke-7 sampai ke-12, kami memberikan dukungan bahan mentah agar ibu-ibu dapat mempraktikkan cara memasak yang telah dipelajari di rumah," tambah Rifa.

Promosi 1

Struktur dan Pelaksanaan Program

Program ini dirancang untuk anak-anak yang mengalami masalah gizi seperti wasting (kurus) dan underweight (berat badan kurang) untuk mencegah stunting (kekerdilan).

Makanan diberikan kepada anak-anak tersebut, dan mereka akan ditimbang pada hari pertama, keenam, dan kedua belas setelah pemberian makan. Target kenaikan berat badan yang diharapkan adalah 200 gram dari hari pertama hingga kedua belas.

"Setelah kenaikan berat badan tercapai, evaluasi bulanan dilakukan pada minggu keempat setiap bulan selama tiga bulan," ujar Rifa.

Program ini berlanjut ke termin kedua dengan sasaran anak-anak yang berbeda namun dengan masalah gizi serupa.

Keunikan dan Dampak Program

Pos Gizi Dompet Dhuafa memiliki pendekatan unik dibandingkan program pemberian makanan lainnya. Anak-anak diwajibkan hadir dan makan bersama di lokasi.

"Hadir ke Pos Gizi dan makan bersama adalah upaya untuk memastikan makanan yang disediakan tepat sasaran," kata Rifa.

Selain itu, orang tua juga diberikan edukasi mengenai pemberian dan pengolahan makanan yang baik.

Untuk meningkatkan semangat anak-anak, mereka diberikan penghargaan berupa bintang jika berhasil menghabiskan makanannya.

"Kalau di sini, kita langsung evaluasi. Jika mereka habis makanannya, kita beri bintang. Ini adalah reward untuk meningkatkan semangat makan," tambahnya.

Mengatasi Masalah Gizi yang Kompleks

Rifa menjelaskan bahwa masalah gizi anak-anak di Gampong Paya Seunara dipicu oleh penyebab yang kompleks, termasuk faktor lingkungan dan pola asuh.

"Tidak hanya gizi, tetapi lingkungan juga memengaruhi," ujarnya. Contoh faktor lingkungan mencakup kondisi rumah, keberadaan binatang peliharaan, dan kualitas air.

Pola asuh yang kurang tepat, seperti membiarkan anak makan makanan ringan sesukanya, juga berkontribusi pada masalah gizi.

Oleh karena itu, Pos Gizi tidak hanya memberikan materi tentang gizi, tetapi juga mengajarkan cara mencuci tangan yang benar dan Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS).

Rifa berharap program 12 hari ini dapat mengubah perilaku secara permanen. "Kebiasaan makan yang baik diharapkan dapat diturunkan ke generasi berikutnya dan menjadi budaya sehat bagi warga setempat," pungkasnya.

Dengan pendekatan yang holistik, Pos Gizi Dompet Dhuafa berupaya menciptakan perubahan yang berkelanjutan dalam perilaku gizi masyarakat di Sabang.

Foto Pilihan

Tenaga kesehatan Siti Nurjanah (kiri) dibantu rekan-rekannya memberikan vaksin campak kepada seorang anak dalam kampanye vaksinasi campak dari rumah ke rumah menyusul wabah di Sumenep, Pulau Madura, Jawa Timur, Senin 8 September 2025. (AP Photo/Dita Alangkara)
Read Entire Article
Helath | Pilkada |