Tak Selalu Butuh Obat, Dokter Ungkap Cara Mengendalikan GERD Lewat Gaya Hidup

18 hours ago 6

Liputan6.com, Jakarta Obat bukan satu-satunya jalan keluar bagi penderita GERD atau Gastroesophageal Reflux Disease. Dokter spesialis penyakit dalam konsultan gastro entero hepatologi Dedy G. Sudrajat menekankan pentingnya perubahan gaya hidup guna mencegah GERD muncul kembali.

Basic atau fondasi penanganan GERD justru tanpa obat-obatan,” jelas dokter yang praktik sehari-hari di RS EMC Grha Kedoya dalam Healthy Monday bersama Liputan6.com pada Senin, 27 Oktober 2025.

Oleh karena itu, langkah perbaikan bisa dimulai dari hal sederhana yang dilakukan setiap hari. Mulai dari menghindari makanan minuman pemicu GERD hingga berhenti merokok. 

Berikut selengkapnya:

1. Kenali dan Hindari Makanan Pemicu

Beberapa makanan dan minuman dapat meningkatkan risiko kambuhnya GERD. Dedy menjelaskan, kategori yang umum menjadi pemicu, seperti:

  • Makanan terlalu berlemak
  • Makanan pedas
  • Bawang putih berlebih
  • Kopi
  • Alkohol
  • Soda

Namun, respons tiap orang bisa berbeda. “Masing-masing orang punya sensitivitas yang lain-lain,” ujar Dedy.

Ada yang masih bisa minum kopi tanpa susu dalam porsi kecil, ada yang lebih sensitif pada santan, namun masih toleran terhadap pedas.

Oleh karena itu, kesadaran terhadap respons tubuh menjadi kunci dalam mengendalikan gejala seperti pesan Dedy.

Promosi 1

2. Atur Porsi dan Frekuensi Makan

Selain pemilihan makanan, cara makan juga menentukan. Jika pasien mengalami obesitas, Dedy menyarankan penurunan berat badan karena dapat mengurangi gejala secara signifikan.

Dedy juga menyebutkan, beberapa pasien merasa lebih nyaman makan sedikit tetapi sering. Pada sebagian lainnya, puasa justru membuat gejala membaik.

“Pada pasien-pasien yang Muslim sering kali malah pada puasa Ramadan, gejalanya hilang,” katanya. 

Namun, ia mengingatkan agar tidak makan berlebihan saat berbuka. Terlalu banyak dan terlalu berlemak justru menjadi pemicu, sehingga pilihan menu dan waktu makan saat berbuka harus diperhatikan.

3. Kunyah Lebih Lama dan Jangan Terlalu Kenyang

Menghabiskan makanan terlalu cepat dapat membebani lambung. Dedy menyarankan untuk mengunyah lebih lama, tidak terburu-buru, dan menghindari kondisi sangat kenyang.

Jika lambung terlalu penuh, tekanan yang meningkat dapat melemahkan klep yang berfungsi mencegah kenaikan asam lambung.

4. Jaga Jarak Waktu Sebelum Tidur

Setelah makan, tubuh membutuhkan waktu untuk mencerna. Oleh karena itu, tidak disarankan makan menjelang tidur.

“Jangan makan langsung berbaring, kalau bisa dijeda 3 jam,” tegasnya. Langkah sederhana ini dapat membantu mencegah gejala muncul pada malam hari.

5. Berhenti Merokok dan Perhatikan Kondisi Kehamilan

 Dedy menyebut, merokok berisiko memicu GERD karena asap yang tertelan bisa merusak lapisan pelindung kerongkongan serta membuat air liur berkurang. Padahal air liur berfungsi sebagai penetral asam.

Dedy juga mengingatkan, kehamilan rentan memicu GERD. Bila ada riwayat gejala pada kehamilan sebelumnya, konsultasi medis menjadi penting dilakukan.

6. Tetap Tenang Saat Serangan Terjadi

Ketika muncul rasa tidak nyaman di dada, Dedy menekankan untuk tidak panik. Rasa cemas dapat memperburuk kondisi. Ia menyarankan untuk minum air putih biasa, bukan air terlalu panas atau dingin, agar gejala lebih cepat mereda.

7. Gunakan Obat Bila Diperlukan

Meski fokus utama penanganan berada pada perubahan gaya hidup, Dedy menjelaskan, obat lambung masih diperlukan pada kondisi tertentu, terutama bila gejala masih sering muncul dan masih dalam pemantauan dokter.

Read Entire Article
Helath | Pilkada |