Ligaolahraga.com -
Berita F1: Martin Brundle mengungkapkan bahwa ia menerima pesan pribadi dari Christian Horner tidak lama setelah Red Bull mengumumkan pemecatan mendadak sang Team Principal dan CEO yang telah menjabat sejak 2005. Horner, yang menjadi salah satu sosok paling berpengaruh dalam sejarah modern Formula 1, disebut tidak diberi alasan atas keputusan tersebut.
“Saya kirim pesan ke Christian, bilang saya menyesal membaca kabarnya dan berharap bisa ngobrol sebelum saya tampil di TV agar tahu cerita dari sudut pandangnya,” kata Brundle kepada Sky Sports News. “Tapi dia hanya menjawab singkat dan bilang: ‘Tak ada alasan yang diberikan atas pemecatan saya’. Itu saja informasinya.”
Christian Horner selama ini dikenal sebagai figur sentral di balik kesuksesan Red Bull, mengantar tim meraih enam gelar konstruktor dan delapan gelar juara dunia pebalap, termasuk di era dominasi Sebastian Vettel dan Max Verstappen. Namun, dalam 18 bulan terakhir, situasi internal tim disebut tidak lagi kondusif.
Brundle menyebut pemecatan ini sangat mengejutkan dan menyedihkan, mengingat hubungan pribadi dan profesionalnya dengan Horner. “Christian telah melakukan pekerjaan luar biasa selama 20 tahun. Ia membangun Red Bull dari era tim kecil eks-Stewart, melewati fase Jaguar, hingga menjadi tim elit F1 dengan markas besar di Milton Keynes dan lemari piala penuh,” ujarnya.
Di balik layar, desas-desus keretakan internal antara kubu Horner dan pihak Austria dari Red Bull makin santer terdengar sejak skandal dugaan perilaku tidak pantas yang menyeret namanya tahun lalu. Meski ia dinyatakan tak bersalah lewat investigasi internal, posisinya disebut tak lagi aman sejak saat itu.
Red Bull bergerak cepat menggantikan Horner. Laurent Mekies dipromosikan dari Racing Bulls sebagai Team Principal Red Bull Racing, sementara Alan Permane naik menjadi bos tim Racing Bulls menggantikan Mekies. Perubahan besar ini datang di tengah performa Red Bull yang mulai tersaingi oleh McLaren dan Ferrari.
Tak hanya kehilangan Christian Horner, Red Bull juga sebelumnya ditinggal oleh desainer legendaris Adrian Newey dan direktur olahraga Jonathan Wheatley. Sementara Max Verstappen — pebalap andalan mereka — disebut belum tentu bertahan lama jika krisis internal tak segera diredam.
“Christian yang selama ini memimpin proyek power unit baru untuk 2026. Kini dia pergi di tengah persiapan terbesar dalam sejarah F1 modern: menghadapi era baru mesin dan sasis. Ini perubahan besar,” tutup Brundle, seraya menyebut bahwa dinamika di Red Bull akan terus menjadi sorotan dalam waktu dekat.
Artikel Tag: Martin Brundle, Christian Horner, Red Bull, F1 2025
Published by Ligaolahraga.com at https://www.ligaolahraga.com/f1/brundle-red-bull-pecat-christian-horner-tanpa-alasan