Liputan6.com, Jakarta - Merasa takut dan overthinking saat akan menghadiri acara yang seharusnya menyenangkan, seperti pesta ulang tahun teman dekat, bukanlah hal yang normal. Kondisi ini sering disalahartikan sebagai sifat pemalu, padahal bisa menjadi tanda dari kecemasan sosial atau social anxiety.
Keduanya memang terlihat mirip, terutama pada orang yang pendiam atau tidak banyak bicara saat bertemu orang baru. Namun, secara klinis, kecemasan sosial adalah rasa takut berlebihan terhadap penilaian orang lain yang bisa mengganggu pekerjaan, pendidikan, hingga hubungan sosial.
"Tidak semua kecemasan bersifat klinis," kata psikolog asal New York sekaligus penulis buku Nervous Energy: Harness the Power of Your Anxiety, Chloe Carmichael, dikutip dari SELF.
Berikut enam tanda kamu mungkin mengalami kecemasan sosial:
1. Ingin Bergaul Tapi Merasa Tak Sanggup
Menurut Carmichael, orang dengan kecemasan sosial sebenarnya ingin berinteraksi dengan orang lain. Namun, ketakutan akan kritik dan penolakan membuat mereka memilih menghindar.
Contohnya, saat melihat teman lama bersenda gurau di reuni kampus, kamu mungkin ingin bergabung, tetapi justru menjauh karena takut merusak suasana.
Pikiran seperti 'bagaimana kalau aku malah mengganggu?' atau 'bagaimana jika mereka menertawaiku?' terus menghantui.
Bahkan, hal sederhana seperti mengirim pesan ke teman baru bisa terasa menakutkan karena takut dianggap terlalu agresif.
2. Terlihat Ramah Tapi Tidak Pernah Merasa Nyaman
Kecemasan sosial tidak selalu muncul dalam bentuk mengurung diri atau menjauh dari keramaian. Kadang, penderita justru tampak ceria, ramah, bahkan ekstrovert.
Psikolog dari Boston University’s Center for Anxiety and Related Disorders dan penulis buku How to Be Yourself, Ellen Hendriksen, menyebut bahwa orang yang terbuka dan cerewet pun bisa mengalami kecemasan sosial.
Mereka bisa tampil percaya diri, hadir di banyak acara, tapi setelahnya menangis diam-diam, mempertanyakan semua yang mereka katakan, dan merasa tidak benar-benar diterima.
3. Berusaha Tenang Tapi Tubuh Menolak
Pada beberapa orang, kata Angela Neal-Barnett, direktur PRADAA di Kent State University, gejala kecemasan sosial muncul dalam bentuk reaksi fisik yang tidak bisa dikendalikan.
Misalnya, jantung berdebar hanya karena melihat teman-teman tertawa bersama, langsung muncul pikiran 'jangan-jangan mereka menertawakanku?' atau perut terasa mual sebelum datang ke acara networking, padahal belum ada hal buruk yang terjadi.
4. Terus Memikirkan Penilaian Orang Lain, Bahkan Setelah Pulang
Penderita kecemasan sosial terus-menerus merasa dinilai, bahkan setelah interaksi sosial berakhir.
"Takut salah bicara, takut bajunya nggak cocok, atau khawatir dianggap membosankan dan bodoh," kata Hendriksen.
Misalnya, setelah makan malam yang terasa menyenangkan, mereka bisa terus memutar ulang kejadian dalam pikiran, bertanya-tanya apakah mereka terlalu banyak bicara atau membuat orang lain tidak nyaman.
Beda dengan orang pemalu biasa, kekhawatiran ini tidak cepat hilang.
5. Sulit Nyaman Meski Sudah Berbaur
Merasa canggung di awal acara adalah hal wajar. Namun, pada penderita kecemasan sosial, rasa tidak nyaman justru menetap meski sudah berada di antara orang yang dikenal.
"Ini bukan soal membuka diri, tapi rasa takut dipermalukan tetap melekat," kata Neal-Barnett.
6. Menghindari Kesempatan Penting
Kecemasan sosial bukan sekadar menolak acara kantor atau enggan datang ke undangan teman. Dalam kasus serius, mereka bisa melewatkan momen penting dalam hidup.
"Penderita bisa saja menolak promosi karena takut bicara di depan umum, atau tak datang ke ulang tahun sahabat karena tidak sanggup berbaur dengan orang asing," kata Hendriksen.
Bagi kebanyakan orang, situasi ini menantang. Tapi bagi penderita kecemasan sosial, mereka bisa benar-benar mundur dan kehilangan peluang besar hanya karena rasa takut.