Liputan6.com, Jakarta - Pekan Menyusui Sedunia atau World Breastfeeding Week diperingati setiap tahun pada 1 s.d 7 Agustus di seluruh dunia. Kampanye global ini bertujuan meningkatkan kesadaran akan pentingnya menyusui dan manfaatnya bagi ibu dan anak.
"Menyusul lonjakan angka kematian bayi akibat menurunnya jumlah ibu yang ingin menyusui, inisiatif ini menjadi penting," demikian dikutip dari National Today pada Rabu, 30 Juli 2025.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan pemberian ASI hingga anak berusia dua tahun. Meski keputusan menyusui merupakan hak setiap orang tua, kampanye ini mendorong lebih banyak ibu untuk mempertimbangkan manfaatnya.
"Di Pekan Menyusui Sedunia ini, mari kita bersama-sama mempromosikan pemberian ASI," demikian ajakan para aktivis kesehatan.
Pekan Menyusui merupakan salah satu kampanye kesehatan global terbesar yang digagas oleh WHO dan UNICEF. Aliansi Dunia untuk Aksi Menyusui (World Alliance for Breastfeeding Action/WABA) menjadi penggerak utama sejak 1992.
ASI eksklusif merupakan langkah penting dalam mencegah stunting sejak dini karena memberikan nutrisi yang optimal bagi pertumbuhan bayi. Dengan menyusui secara eksklusif selama enam bulan pertama, anak mendapatkan zat gizi yang diperlukan untuk perke...
Pemberian ASI dari Masa ke Masa
Sejak tahun 2016, kampanye ini selaras dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), dan terus mengusung tema berbeda setiap tahunnya. Termasuk peran layanan kesehatan dan pemberdayaan perempuan dalam mendukung praktik menyusui.
Selama sepekan, berbagai platform komunikasi aktif menyebarkan edukasi seputar ASI dan sejarahnya yang menarik.
Dalam mitologi Yunani, ASI dianggap memiliki kekuatan luar biasa. Konon, ASI dewi Hera membuat Hercules tak terkalahkan, dan tetesan ASI-nya membentuk galaksi Bima Sakti.
Namun seiring waktu, praktik menyusui sempat merosot. Di Eropa abad ke-15, wanita mulai menggantikan ASI dengan susu hewan seperti sapi dan kambing, meskipun hasilnya tidak optimal.
Pada abad ke-18, pengganti ASI berupa sereal dan kaldu pun diperkenalkan, tapi tetap belum mampu menandingi manfaat ASI alami.
Masuk abad ke-19, susu formula mulai dipasarkan dan menyusui perlahan ditinggalkan.
Bahkan, di awal abad ke-20, menyusui sempat dipandang negatif di sejumlah negara, sampai akhirnya para dokter menyuarakan kembali pentingnya ASI.
Gerakan kembali ke ASI mencuat pada 1960-an dan terus berlanjut hingga kini.
ASI adalah Anugerah Tak Tergantikan untuk Bayi
Air Susu Ibu adalah sumber nutrisi alami terbaik bagi bayi, khususnya selama enam bulan pertama kehidupan. ASI bukan hanya makanan, tetapi juga perlindungan pertama bagi kesehatan bayi.
Dokter spesialis anak dari RS EMC Pekayon, dr. Citra Amelinda, Sp.A, IBCLC, M.Kes, menegaskan pentingnya pemberian ASI eksklusif.
"ASI mengandung protein, lemak, karbohidrat, vitamin, mineral, serta zat kekebalan tubuh yang mendukung perkembangan bayi secara optimal, terutama selama enam bulan pertama," kata dr. Citra dalam program Healthy Monday Liputan6.com bertajuk ASI Eksklusif, Cegah Stunting Sejak Dini pada Senin, 26 Agustus 2024.
Pekan Menyusui Sedunia menjadi momentum penting untuk terus mendorong edukasi seputar manfaat ASI. Dukungan dari keluarga, tenaga medis, dan masyarakat sangat dibutuhkan agar setiap ibu merasa mampu dan nyaman memberikan ASI kepada bayinya.