Ligaolahraga.com -
Berita MotoGP: Pebalap Ducati dan juara dunia delapan kali, Marc Marquez, mengungkapkan bahwa dirinya terbuka untuk berdamai dengan legenda MotoGP, Valentino Rossi, setelah bertahun-tahun berseteru. Namun, ia menekankan bahwa proses tersebut harus merupakan upaya bersama.
"Kalau sesuatu tidak bergantung pada satu orang saja, kita tidak bisa bilang, 'Saya tertarik'," ujar Marquez dalam wawancara bersama DAZN.
Permusuhan antara Marquez dan Rossi mencuat sejak insiden kontroversial di GP Malaysia 2015. Setelah sempat berdamai secara singkat pada 2016, hubungan keduanya kembali memanas saat tabrakan di Argentina 2018 membuat Rossi terjatuh.
Meski Rossi pensiun pada akhir 2021 dan kini fokus mengelola tim VR46 Racing Team miliknya, hubungan pribadi mereka tetap membeku. Pada GP Mugello 2025, Marquez bahkan menerima sorakan negatif dari fans Rossi meski berhasil menang, membuat bos tim Ducati Davide Tardozzi menyerukan agar keduanya akhirnya berjabat tangan dan mengakhiri konflik.
Secara prestasi, Marquez mulai mendekati rekor Rossi. Ia kini berpeluang menyamai rekor tujuh gelar kelas utama milik The Doctor, meski mengakui bahwa 89 kemenangan Rossi masih jauh dari jangkauannya.
"Saya tidak tahu berapa kemenangan Agostini dan Valentino. Untuk meraih 89? Itu saya rasa sulit. Tapi untuk menyamai tujuh gelar MotoGP? Saya rasa itu lebih mungkin," ucap Marquez.
Saat ini Marquez dikontrak Ducati hingga 2026, satu garasi dengan Francesco Bagnaia, murid Rossi dari akademi VR46. Meski Bagnaia tampil dominan dua musim terakhir, musim ini ia kesulitan menjinakkan Desmosedici dibandingkan Marquez.
Menariknya, muncul spekulasi bahwa Rossi mempertimbangkan Pedro Acosta sebagai “senjata baru” untuk menghadang Marc Marquez meraih gelar ke-10. Namun, laporan terbaru menyebutkan Acosta kemungkinan bertahan di KTM, membuat kursi VR46 untuk 2026 masih terbuka.
Artikel Tag: Marc Marquez, Valentino Rossi, MotoGP 2025, yamaha, Honda, Ducati
Published by Ligaolahraga.com at https://www.ligaolahraga.com/motogp/marc-marquez-buka-peluang-berdamai-dengan-rossi-tapi-ada-syaratnya