Liputan6.com, Jakarta Pilates, olahraga yang kini tengah disukai banyak perempuan perkotaan di Indonesia memiliki sejarah panjang yang menarik. Disebut-sebut olahraga ini dapat memperbaiki postur tubuh dan fleksibilitas tubuh ini telah hadir lebih dari satu abad lamanya.
Nama pilates sendiri diambil dari nama penciptanya, Joseph Pilates, pria kelahiran Jerman tahun 1880 yang lahir dan tumbuh sebagai seorang anak dengan kondisi lemah dan mudah sakit-sakitan.
Kondisinya itu membawa Pilates menekuni dunia binaraga, dengan tekad memiliki tubuh yang kuat dan sehat. Sejak usia muda, Pilates telah menekuni cabang olahraga binaraga. Hal ini membawanya pada profesi model anatomi pada usia remajanya.
Kecintaannya pada dunia binaraga membawa Pilates mendalami cabang-cabang kebugaran fisik, hingga akhirnya berhasil merancang sistem latihan baru yang pada awalnya disebut contrology ini seperti mengutip laman Pilates Central.
Pilates disebut sebagai tokoh berpengaruh pertama yang menggabungkan gerakan kebugaran fisik dari negara bagian barat dan negara bagian timur.
Meski berasal dari Jerman tapi tidak menghentikan Pilates untuk mengeksplor cabang olahraga dari Timur. Selain mempelajari gerakan dari Romawi dan Yunani kuno, pilates turut mempelajari yoga, tai chi, seni bela diri, dan meditasi Zen.
Perjalanan Tokoh Pendiri Pilates
Pilates turut mempelajari anatomi dan gerakan dari hewan. Pilates selalu mencatat hasil dari setiap latihan yang dipelajarinya.
Tekad besarnya membawa Pilates menguasai banyak hal, hasil dari latihannya membawa Pilates pada profesinya sebagai petinju profesional, guru bela diri, pemain ski, dan penyelam.
Pada 1912, ketika ia berusia 32 tahun, Pilates meninggalkan Jerman menuju Inggris. Pilates menjadi petinju profesional dan menjadi guru bela diri bagi detektif Scotland Yard, di sini juga Pilates mendapatkan profesi sebagai pemain sirkus akrobat.
Pernah Dijadikan Sebagai Terapi Otot Pada Perang Dunia Pertama
Ketika Perang Dunia I meletus, saat itu Pilates sedang tinggal di Inggris. Sebagai warga negara Jerman, Inggris menahan Pilates karena dianggap sebagai musuh asing dari Jerman.
Pada masa tahanannya tersebut Pilates gunakan sebagai kesempatan untuk mengembangkan latihannya untuk cabang olahraga kebugaran fisik baru. Latihan tersebut merupakan cikal bakal cabang olahraga pilates.
Lalu, ia Pilates mandapatkan tugas menjadi seorang perawat di rumah sakit. Pekerjaannya ini membawa Pilates untuk bereksperimen, mengambangkan gerakan kebugaran tubuh.
Pilates memulai eksperimennya dengan memasang pegas pada ranjang rumah sakit. Pegas tersebut digunakan pasien untuk mengencangkan ototnya ketika berbaring di atas ranjang yang telah dirancang oleh Pilates.
Ranjang berpegas tersebut merupakan awal dari alat pilates modern yang kini dikenal sebagai pilates reformer.
Setelah perang dunia berakhir, Pilates dapat kembali ke tanah kelahirannya, Jerman. Di Jerman, Pilates berkolaborasi dengan Rudolph Laban. Hasil dari kolaborasinya dengan Laban digunakan sebagai gerakan Pilates saat ini.
Studio Pilates Pertama Lahir di Kawasan Amerika
Setelah berhasil menciptakan kumpulan gerakan dan kolaborasi untuk cabang olahraga baru Pilates, pindah ke Amerika pada 1923. Di Amerika, ia bersama istrinya, Clara yang sekaligus menjadi asisten pribadi Pilates, mendirikan sebuah studio olahraga pertama untuk mengajarkan latihan kebugaran fisik yang telah dirancangnya.
Memiliki fungsi untuk memulihkan cedera dan mencegahnya masalah yang sama, olahraga yang dibawa Pilates populer dalam waktu yang cepat. Banyak kalangan penari mendatangi studio ini.
Penari Martha Graham dan George Balanchine menjadi penggemar berat latihan kebugaran fisik ini. Semakin bertambahnya waktu, metode inipun terkenal oleh khalayak secara luas.
Pilates menyebut ‘Contrology’ ini sebagai sebuah kolaborasi antara latihan fisik dan mental untuk memaksimalkan potensi dalam tubuh seseorang. Prinsip ‘Contrology’ ini ia kaitkan dengan kutipan milik Schiller, ‘Pikiran itulah yang membentuk tubuhnya.’