Belum Ada Obat Spesifik untuk Tangani RSV, Cegah dengan Vaksinasi

5 hours ago 1

Liputan6.com, Jakarta Hingga kini, belum ada obat atau terapi spesifik untuk menangani Respiratory Syncytial Virus (RSV).

“Pengobatan atau terapi yang diberikan untuk infeksi RSV tidak spesifik,” kata dokter spesialis penyakit dalam, Prof. Dr. dr. Ketut Suastika, Sp.PD – KEMD, FINASIM., dalam temu media bersama Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) dan GSK Indonesia, di Jakarta Pusat, Rabu (9/7/2025).

Sehingga tindakan preventif termasuk vaksin RSV adalah hal yang penting. Sementara ini, asupan cairan yang cukup dan beristirahat adalah rekomendasi terbaik untuk gejala ringan dari RSV. Namun, individu yang dirawat di rumah sakit karena penyakit parah akibat RSV dapat diberikan:

  • Cairan IV (intravena/infus) jika mengalami dehidrasi.
  • Oksigen tambahan untuk meningkatkan saturasi oksigen.
  • Antibiotik, jika ada infeksi sekunder seperti pneumonia bakteri.

Ketut menjelaskan, RSV adalah penyebab utama infeksi saluran pernapasan akut, termasuk infeksi saluran pernapasan bawah. Kejadian infeksi RSV tertinggi terjadi pada anak-anak berusia di bawah 5 tahun (insiden global 17,0), orang dewasa yang berusia lebih dari 70 tahun (insiden global 6,3 per 1000 orang) dan orang dewasa dengan penyakit penyerta yang mendasarinya.

Selain usia yang lebih tua, penyakit penyerta merupakan faktor risiko utama untuk rawat inap RSV pada populasi orang dewasa. Penyakit penyerta seperti penyakit pernapasan kronis, penyakit jantung kronis, dan diabetes lazim terjadi di antara pasien dewasa yang dirawat di rumah sakit dengan infeksi saluran pernapasan terkait RSV.

Demi meramaikan bulan Ramadan, sebuah program unik pesantren lansia diinisiasi oleh pengurus Masjid Agung Demak, Jawa Tengah. Program ini diikuti oleh ratusan lansia dari berbagai daerah.

RSV pada Lansia Pengidap Diabetes

RSV utamanya dikenal sebagai penyakit dengan beban yang tinggi pada bayi dan anak-anak.

Padahal, pada golongan lanjut usia (lansia), kekebalan tubuh mulai menurun, sehingga mereka juga rentan terhadap infeksi RSV. Menurut studi, mereka yang berada dalam satu ruangan atau berdiam dengan anak yang terinfeksi RSV, memiliki risiko 22 kali lebih besar untuk tertular RSV.

Penyakit pernapasan akibat RSV bisa menjadi lebih parah jika lansia sudah memiliki komorbid seperti diabetes.

“Di Indonesia, jumlah penduduk dewasa yang menderita diabetes diperkirakan semakin meningkat, lebih dari 20 juta penderita pada tahun 2024 menjadi 28,6 juta pada tahun 2045. RSV dapat meningkatkan risiko rawat inap pada lansia yang memiliki penyakit penyerta seperti diabetes,” papar Ketut.

Risiko Rawat Inap Jika Diabetesi Terinfeksi RSV 

Lebih dari itu, pasien diabetes berusia lebih dari 65 tahun dengan RSV diperkirakan hingga 11,4 kali lebih berisiko dirawat di rumah sakit dibandingkan pasien tanpa diabetes. 

Hal ini dapat terjadi karena usia di atas 60 tahun umumnya mengalami penurunan kekebalan terkait usia, yang membuat semakin rentan terhadap infeksi penyakit, salah satunya RSV.

“Sehingga, pencegahan infeksi seperti RSV bukan hanya soal menghindari flu berat—ini adalah bagian penting dari manajemen penyakit kronis secara menyeluruh,” ucapnya.

Read Entire Article
Helath | Pilkada |