6 Kasus COVID-19 di Jabar, Dedi Mulyadi: Kita Sudah Terlatih Hadapi yang Lebih Berat

1 day ago 8

Liputan6.com, Jakarta - Enam kasus COVID-19 kembali terdeteksi di Provinsi Jawa Barat. Temuan ini menjadi perhatian di tengah tren peningkatan kasus di beberapa negara Asia Tenggara.

Menanggapi hal ini, Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, memastikan masyarakat tidak perlu panik karena Jabar telah memiliki pengalaman menghadapi pandemi dalam skala besar sebelumnya.

"Kita, 'kan, sudah terlatih menghadapi COVID yang berat dulu, kita sudah terlatih," ujar Dedi Mulyadi di Gedung Pakuan, Bandung pada Rabu, 4 Juni 2025.

Meski begitu, Dedi menekankan pentingnya kewaspadaan masyarakat. Dia mengingatkan bahwa pandemi belum sepenuhnya hilang, sehingga kesiapsiagaan tetap harus dijaga.

"Ya kita harus mulai waspada lah hari ini, walaupun juga jangan terlalu panik," katanya seperti dikutip dari Antara pada Kamis, 5 Juni 2025.

Terkait kemungkinan diberlakukannya kembali pembatasan pergerakan masyarakat atau kewajiban penggunaan masker, Dedi menyatakan pihaknya masih menunggu arahan dari pemerintah pusat melalui Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI).

"Nanti kita lihat, itu kan berdasarkan rekomendasi. Nanti rekomendasi Kemenkes-nya seperti apa," ujar Dedi.

6 Kasus COVID-19 di Jabar Tersebar di 4 Kabupaten

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) Jawa Barat, Rochady, mengungkapkan bahwa enam kasus COVID-19 tersebut tersebar di empat kabupaten, yakni:

  1. Kabupaten Cianjur,
  2. Kabupaten Bandung Barat,
  3. Kabupaten Bogor, dan
  4. Kabupaten Indramayu.

"Yang masuk ke dalam laporan aplikasi kami ada enam. Namun, saya harus konfirmasi dulu lebih jauh ke kabupaten/kotanya," kata Rochady saat dikonfirmasi di Bandung, Rabu.

Kasus-kasus tersebut saat ini telah ditangani oleh rumah sakit untuk observasi dan pemberian tindakan lanjutan.

Gejala yang dialami pasien umumnya bersifat ringan dan menyerupai flu biasa.

"Sejauh ini belum ada yang perlu dikhawatirkan, tetapi perlu dilakukan edukasi juga kepada masyarakat untuk mau dilakukan pemeriksaan," lanjut Rochady.

Antisipasi Kasus COVID-19 di Jabar Tanpa Kepanikan

Dinkes Jawa Barat segera melakukan langkah-langkah antisipatif setelah temuan kasus ini.

Di antaranya adalah edukasi kepada masyarakat, peningkatan kinerja surveilans, serta meneruskan edaran dari Kemenkes ke seluruh kabupaten/kota di Jawa Barat.

"Kami langsung bergerak untuk meningkatkan kewaspadaan dan memastikan tidak terjadi lonjakan," ujarnya.

Sementara itu, penelusuran atau tracing kasus COVID-19 secara massal masih belum direncanakan. Rochady mengatakan pihaknya menunggu arahan lebih lanjut dari pemerintah pusat.

"Tracing belum ada rencana untuk tes tracing massal, SOP-nya akan berubah karena sudah ada riwayat vaksinasi dan imunisasi," ujarnya.

Faskes Siap Hadapi Lonjakan Kasus COVID-19

Sebagai bagian dari langkah kesiapan, Dinkes Jabar memastikan fasilitas kesehatan di wilayahnya siap menghadapi potensi lonjakan. Hal ini mencakup ketersediaan ruang isolasi hingga tenaga medis.

"Ketersediaan fasilitas kesehatan, termasuk ruang isolasi dan tenaga medis, sudah tersedia di Jawa Barat karena sudah merupakan standar pelayanan di rumah sakit," ujar Rochady.

Kemunculan kembali kasus COVID-19 di Indonesia terjadi setelah adanya lonjakan kasus di sejumlah negara Asia Tenggara sejak akhir Mei 2025.

Negara-negara seperti Thailand, Singapura, Malaysia, dan Hong Kong mengalami kenaikan jumlah kasus dalam beberapa pekan terakhir.

Kondisi ini menjadi alarm bagi pemerintah daerah, termasuk Jawa Barat, guna kembali memperkuat sistem deteksi dini dan mengedukasi masyarakat agar tidak lengah, meskipun situasi tidak seburuk tahun-tahun sebelumnya.

Dedi Mulyadi berharap masyarakat tetap tenang tapi disiplin dalam menjaga kesehatan, termasuk menerapkan pola hidup bersih dan sehat serta tidak mengabaikan gejala-gejala ringan.

"Waspada boleh, tapi jangan sampai panik berlebihan. Kita sudah pernah melalui fase yang jauh lebih berat dari ini," ujar Dedi.

Foto Pilihan

Tim Gates Foundation yang diwakili Senior CMC Advisor Vaccine Development Rayasam Prasad mendapat penjelasan dari seorang staf saat meninjau Laboratorium Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) di kawasan Johar Baru, Jakarta Pusat, Kamis (15/5/2025). (Liputan6.com/Herman Zakharia)
Read Entire Article
Helath | Pilkada |