Liputan6.com, Jakarta - Dengue atau demam berdarah menjadi salah satu penyakit infeksi tropis yang sangat berbahaya, terutama bagi anak-anak.
Jika tidak ditangani dengan tepat, dengue bisa menyebabkan komplikasi serius hingga kematian.
Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk mengenali ciri dengue yang sudah gawat pada anak, terutama gejala dehidrasi dan kejang, agar penanganan dapat dilakukan segera.
Waspadai Demam yang Tak Kunjung Turun
Menurut Konsultan Infeksi dan Penyakit Tropis Anak FKUI RSCM, Dr.dr. Mulya Rahma Karyanti, Sp.A(K), M.Sc, PhD, demam pada anak yang disebabkan oleh virus dengue biasanya berlangsung selama dua hingga tiga hari.
"Demam pada hari ketiga bisa menjadi tanda peringatan," kata dokter Mulya dalam webinar seperti dikutip dari Antara pada Kamis, 5 Juni 2025.
Jika demam tidak membaik bahkan setelah penurun demam diberikan, orang tua wajib waspada dan segera konsultasi ke dokter.
Pada tahap ini, dokter biasanya akan melakukan pemeriksaan laboratorium hingga pemeriksaan penunjang seperti foto paru atau USG untuk memastikan kondisi anak.
Ciri Dengue yang Sudah Gawat: Gejala Dehidrasi
Salah satu tanda bahaya dengue pada anak adalah dehidrasi. Ketika anak mengalami dehidrasi, aktivitasnya akan menurun drastis, dia menjadi lemas, lebih banyak tidur, dan mengantuk.
Kondisi ini terjadi karena penurunan volume cairan dalam tubuh yang memengaruhi sirkulasi darah.
"Pasien anak dengan dengue yang mengalami dehidrasi biasanya akan menunjukkan penurunan aktivitas gerak, lebih banyak tidur, dan bisa sampai kejang karena gangguan sirkulasi darah ke otak dan ginjal," ujar Dr. Mulya.
Dehidrasi yang tidak ditangani dapat menyebabkan syok hipovolemik, yaitu kondisi ketika volume darah berkurang secara signifikan sehingga tubuh gagal mensuplai oksigen dan nutrisi ke organ vital.
Syok hipovolemik merupakan fase kritis yang dapat berujung kematian jika tidak segera ditangani.
Kejang Bisa Terjadi Akibat Demam Dengue
Selain dehidrasi, kejang juga merupakan salah satu komplikasi serius yang harus diwaspadai pada anak dengan dengue.
"Kadang-kadang anak bisa kejang karena demam, jadi dikira kejang karena yang lain," tambah dokter Mulya.
Kejang akibat demam tinggi pada dengue sering disalahartikan sehingga penanganannya terlambat.
Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk tetap tenang dan segera membawa anak ke fasilitas kesehatan jika terjadi kejang, terutama pada masa demam yang belum membaik.
Cara Mengatasi dan Mencegah Komplikasi Dengue pada Anak
Salah satu kunci utama dalam penanganan dengue pada anak adalah menjaga agar tubuh tetap terhidrasi dengan baik.
Orang tua dianjurkan untuk memberikan asupan cairan sesering mungkin, seperti air putih atau jus buah yang disukai anak.
Namun, dokter Mulya mengingatkan agar tidak memaksakan anak meminum jus tertentu, seperti jus jambu biji merah, yang kerap dipercaya bisa menaikkan trombosit meski belum terbukti secara ilmiah.
"Bila dipaksakan, anak bisa muntah-muntah sehingga cairan elektrolit dalam tubuh semakin berkurang," ujarnya.
Selain itu, untuk menurunkan demam tinggi, orang tua dapat mengompres anak dengan air hangat di lipatan ketiak atau pembuluh darah besar lainnya selama 10-15 menit. Cara ini lebih efektif dan aman daripada mengompres di jidat.
Kapan Harus Segera Konsultasi ke Dokter?
Jika anak sudah mengalami demam selama dua sampai tiga hari dan kondisinya tidak membaik, segera lakukan konsultasi dengan dokter.
Penanganan dini akan membantu mencegah komplikasi serius seperti syok hipovolemik, kejang, dan kerusakan organ.
"Virus dengue ini bisa menyebabkan syok hipovolemik sampai meninggal, terutama jika pasien datang saat demam dua sampai tiga hari tidak membaik," ujar Dokter Mulya menegaskan.