8 Gejala Kista Ovarium, Salah Satunya Menstruasi Tidak Teratur

20 hours ago 5

Liputan6.com, Jakarta Gejala kista ovarium umumnya muncul saat kista mulai membesar atau menekan organ di sekitarnya.

Dokter spesialis kebidanan dan kandungan Heryzal, mengatakan bahwa perempuan yang mengalaminya bisa merasakan beberapa gejala seperti:

  • Siklus menstruasi tidak teratur.
  • Sensasi nyeri pada area perut bawah atau panggul dapat muncul mendadak, terutama saat melakukan aktivitas seksual.
  • Timbul jerawat berlebih.
  • Tumbuh rambut berlebihan di wajah atau tubuh.

Meski sebagian besar kista bersifat jinak, pasien perlu waspada jika mengalami gejala berikut ini:

  • Nyeri perut tiba-tiba yang parah.
  • Demam disertai mual dan muntah.
  • Pusing, badan lemah, atau sampai pingsan.
  • Napas menjadi cepat atau pendek.

“Kista ovarium merupakan kondisi ketika terbentuk kantong berisi cairan pada indung telur wanita. Kista ini umumnya muncul selama masa subur wanita, yakni antara usia 20 hingga 40 tahun, dan sering kali berhubungan dengan siklus menstruasi,” jelas dokter dari RS EMC Cikarang, mengutip laman EMC, Rabu (16/7/2025).

Kista ovarium dapat menimbulkan berbagai komplikasi, seperti torsi ovarium, pecahnya kista, kanker, gangguan kesuburan, hingga diabetes dan obesitas. Penting bagi setiap wanita untuk menjaga kesehatan reproduksi dan melakukan pemeriksaan ke dokter secara berkala, kata Heryzal.

Dia pun mengingatkan untuk tidak menunda pemeriksaan ke dokter jika merasakan  tanda-tanda yang makin serius.

“Dokter akan melakukan diagnosis menyeluruh dan merekomendasikan penanganan terbaik sesuai kondisi Anda. Pemeriksaan sejak dini dapat membantu mencegah kista berkembang menjadi masalah yang lebih serius dan meminimalkan risiko komplikasi jangka panjang bagi kesehatan wanita,” ujarnya.

Ginjal menjadi salah satu organ penting bagi tubuh. Namun, ginjal sangat rentan terkena penyakit. Ada berbagai jenis penyakit yang menyerang organ ginjal, salah satunya penyakit kista.

Apa Penyebab Kista Ovarium?

Heryzal menjelaskan, ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan terbentuknya kista ovarium, yakni:

Kehamilan

Saat kehamilan baru dimulai, tubuh wanita kadang membentuk kista yang berperan sementara dalam mendukung janin sebelum adanya plasenta.

Biasanya kista ini akan menghilang seiring waktu, tetapi dalam beberapa kasus bisa tetap berada di ovarium hingga akhir kehamilan dan perlu diangkat. 

Riwayat Genetik

Wanita yang memiliki anggota keluarga dengan riwayat kista ovarium atau kanker ovarium memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami kondisi serupa. Faktor keturunan ini memengaruhi kecenderungan tubuh membentuk kista dan gangguan lain pada sistem reproduksi.

Kondisi Hormon

Penggunaan obat-obatan dan gangguan pada sistem hormon tubuh dapat menjadi pemicu munculnya kista fungsional. Kista jenis ini biasanya bersifat sementara dan bisa menghilang tanpa pengobatan.

Gangguan Infeksi Panggul

Infeksi berat pada panggul yang tidak ditangani dengan baik bisa menyebar ke ovarium dan saluran tuba, memicu terbentuknya kista akibat peradangan atau jaringan parut.

Endometriosis

Endometriosis terjadi ketika jaringan mirip dinding rahim tumbuh di ovarium. Kondisi ini bisa menyebabkan terbentuknya kista endometrioma, yang sering kali menimbulkan rasa nyeri saat haid atau saat berhubungan seksual.

Jika endometriosis tidak tertangani dengan baik, dapat meningkatkan risiko gangguan reproduksi jangka panjang, termasuk kanker ovarium.

Bagaimana Cara Menangani Kista Ovarium?

Sebelum menentukan langkah penanganan, dokter akan melakukan diagnosis terlebih dahulu dengan beberapa metode, seperti USG, MRI, CT scan, tes darah, dan jika diperlukan, biopsi.

Pemeriksaan ini membantu memastikan jenis kista, ukurannya, serta apakah ada kemungkinan sifat ganas kanker.

Jika telah dipastikan mengalami kista ovarium, dokter akan merekomendasikan beberapa langkah penanganan berikut:

Pemeriksaan

Pada banyak kasus, kista ovarium bersifat jinak dan tidak menimbulkan gejala serius. Oleh karena itu, pasien tidak selalu membutuhkan pengobatan khusus. Namun, kondisi ini tetap perlu diawasi secara rutin.

USG dan tes darah bisa dijadwalkan secara rutin untuk memantau perubahan ukuran kista, apakah menyusut, menetap, atau justru membesar. Pemantauan ini penting, karena beberapa kista bisa berubah bentuk atau berkembang menjadi kanker ovarium.

Operasi

Jika kista terus membesar, menyebabkan gejala mengganggu, atau ditemukan indikasi keganasan, dokter akan mempertimbangkan tindakan operasi.

Saat diperlukan operasi untuk mengatasi kista ovarium, wanita biasanya akan menjalani salah satu dari dua teknik bedah berikut:

Laparoskopi: Prosedur minimal invasif menggunakan alat khusus yang dilengkapi kamera untuk mengangkat kista. Biasanya digunakan jika kista bersifat jinak dan berukuran kecil.

Laparotomi: Prosedur bedah terbuka yang dilakukan ketika kista berukuran besar atau diduga mengandung sel kanker. Prosedur ini memungkinkan pengangkatan jaringan secara menyeluruh.

Foto Pilihan

Seorang anak perempuan Palestina mencari jalan di antara reruntuhan bangunan yang dihantam serangan Israel di kamp pengungsi Bureij, Jalur Gaza tengah pada 10 Juli 2025. (Eyad BABA/AFP)
Read Entire Article
Helath | Pilkada |