Liputan6.com, Jakarta - Kucing oren sering dicap nakal dan barbar, sementara kucing putih dianggap kalem dan pemalas. Mitos ini begitu populer di kalangan cat lovers maupun warganet.
Namun, benarkah warna bulu kucing bisa menentukan sifat atau karakter mereka?
Menurut Dosen di Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis (SKHB) IPB University, Dr. drh. Leni Maylina, anggapan tersebut tidak didukung oleh bukti ilmiah.
"Karakter kucing tidak ditentukan oleh warna tubuh mereka sehingga ini adalah mitos," ujar drh. Leni seperti dikutip dari ipb.ac.id pada Sabtu, 10 Mei 2025.
Dia menjelaskan bahwa kepribadian kucing lebih banyak dipengaruhi oleh faktor genetik, pengalaman awal kehidupan, serta lingkungan tempat mereka tumbuh.
Artinya, kucing warna apapun bisa saja aktif, kalem, agresif, atau manja. "Tergantung bagaimana mereka dibesarkan dan pengalaman sosialnya," tambahnya.
Stereotip Soal Kucing Oren vs Kucing Putih
Lebih lanjut Leni, mengatakan, mitos soal kucing oren yang nakal atau kucing putih yang pemalas cenderung muncul karena stereotip atau pengalaman pribadi seseorang.
"Padahal, setiap kucing memiliki kepribadian yang unik," ujarnya.
Sebagai contoh, ras kucing seperti Siamese dikenal lebih vokal dan aktif. Namun, bukan karena warnanya, melainkan karena sifat bawaan dari ras tersebut.
Bahkan, dua ekor kucing dengan warna bulu yang sama bisa memiliki perilaku yang sangat berbeda, tergantung bagaimana mereka dibesarkan.
Memahami Karakter Kucing Lebih Akurat
Untuk memahami karakter kucing secara lebih akurat, drh. Leni menyarankan pemilik kucing untuk memperhatikan bahasa tubuh dan perilaku sehari-hari kucing mereka.
Ekspresi wajah, posisi tubuh, ekor, suara, hingga tindakan fisik seperti menggigit atau mencakar bisa menjadi petunjuk karakter kucing yang sebenarnya.
"Kucing, seperti halnya manusia, memiliki kepribadian yang unik dan dapat menunjukkan sifat-sifat mereka melalui interaksi sehari-hari," kata drh. Leni.
Jadi, jangan buru-buru menilai sifat kucing hanya dari warna bulunya. Baik kucing oren, putih, hitam, abu-abu, atau belang sekalipun, semuanya bisa jadi manja, barbar, kalem, atau aktif.
"Semua tergantung dari bagaimana mereka tumbuh dan diperlakukan," pungkasnya.