Cara Mengatasi Perdarahan Menstruasi Berat agar Hidup Lebih Sehat dan Nyaman

1 month ago 23
Web Buletin Hot Sore Akurat Terbaru

Liputan6.com, Jakarta - Perdarahan Menstruasi Berat (PMB) alias Heavy Menstrual Bleeding dapat memicu masalah kesehatan serius baik jangka pendek dan panjang. 

Sayangnya, banyak perempuan cenderung mengabaikan gejala ini karena dianggap wajar atau tabu untuk dibicarakan.  

PMB atau Menoragia ditandai dengan perdarahan yang berlangsung lebih dari 7 hari atau volume darah yang melebihi 80 ml per siklus.

Kondisi ini kerap ditandai dengan mengganti pembalut setiap kurang dari 2 jam karena penuh atau keluarnya gumpalan darah besar.  

"PMB bukan hanya masalah ketidaknyamanan atau mengganggu aktivitas, tetapi bisa menjadi tanda adanya kondisi medis serius seperti miom, polip rahim, gangguan hormon, endometriosis, atau bahkan kelainan pembekuan darah," kata Dokter Kandungan dan Ahli Fertilitas Endokrinologi Reproduksi FKUI RSCM, Achmad Kemal Harzif, dalam temu media bersama Bayer di Jakarta pada Senin, 26 Mei 2025.

Kemal, menjelaskan, penyebab terjadinya PMB disebut sebagai PALM-COEIN yakni:

  • Polyps (Polip); 
  • Adenomyosis (Adenomiosis); 
  • Leiomyoma (Leiomioma); 
  • Malignancy and hyperplasia (Keganasan dan hyperplasia); 
  • Coagulopathy (Koagulopati); 
  • Ovulatory dysfunction (Disfungsi ovulasi); 
  • Endometrial dysfunction (Disfungsi endometrium); 
  • Iatrogenic (Iatrogenik); dan
  • Not yet classified (Penyebab lain yang belum terklasifikasi).

"Sebanyak 40-60 persen perempuan tidak memiliki penyebab struktural mendasar yang membuatnya mengalami PMB," jelas Kemal. 

Lantas, bagaimana cara menangani masalah perdarahan menstruasi berat?

Polikistik ovarium (PCOS) adalah penyakit ketika ovum atau sel telur pada perempuan tidak berkembang secara normal akibat ketidakseimbangan hormon. Hal ini dapat menyebabkan siklus menstruasi yang tidak teratur serta menyebabkan kemandulan. Berikut 5...

Terapi Penanganan Perdarahan Menstruasi Berat 

Saat ini, ada beberapa jenis terapi bagi pasien dengan keluhan PMB. Dokter akan melakukan identifikasi penyebab PMB lewat diagnosis, dan pasien akan diberikan pilihan terapi.

“Terkait terapi, tergantung situasi yang dijalani pasien. Jika pasien sedang mencoba untuk hamil, maka yang perlu dilakukan adalah manajemen medis seperti penggunaan obat anti-inflamasi nonsteroid (NSAID) dan asam traneksamat.” 

“Namun jika pasien tidak sedang mencoba hamil, ada beberapa terapi yang bisa dilakukan salah satunya dengan Levonorgestrel releasing intrauterine system (LNG-IUS) yang merupakan alternatif terapi yang reversible dan efektif untuk pengobatan medis dalam penanganan PMB,” jelasnya. 

Mengenal LNG-IUS untuk Penanganan PMB

LNG-IUS merupakan perangkat kecil berbentuk T yang dimasukkan ke dalam rahim, yang merupakan alat kontrasepsi.

Namun, cara kerja alat ini mampu menjadi pilihan terapi untuk mengatasi PMB. Perangkat ini melepaskan hormon Levonorgestrel secara lokal dan perlahan hanya di dalam rahim, dan bekerja menipiskan lapisan rahim serta mencegah endometrium menjadi terlalu tebal. Sehingga, mengurangi jumlah perdarahan selama menstruasi.

LNG-IUS bisa menjadi pilihan terapi yang efektif untuk PMB, dan secara signifikan lebih efektif daripada pil kontrasepsi oral kombinasi (COC) dalam mengurangi kehilangan darah menstruasi.

Beberapa uji penelitian menunjukkan bahwa LNG-IUS secara signifikan efektif dalam mengobati perempuan dengan PMB selama penggunaan hingga 5 tahun.

Selain itu, adanya peningkatan yang signifikan dalam kadar hemoglobin dan ferritin, yang sejalan dengan pola perdarahan yang membaik. Data juga menunjukan, LNG-IUS secara signifikan mengurangi kehilangan darah menstruasi sejak 3 bulan setelah pemasangan. Menurut beberapa panduan internasional, LNG-IUS direkomendasikan sebagai pilihan lini pertama pengobatan untuk PMB.

Dengan kata lain, LNG-IUS berfungsi mengentaskan hambatan untuk kesehatan reproduksi perempuan.

Lebih lanjut Kemal menyampaikan, meningkatkan kesadaran tentang kesehatan reproduksi sangat penting karena dapat berdampak signifikan pada kesejahteraan fisik, emosional, dan sosial seorang wanita.

Deteksi dan diagnosis dini penting untuk terapi yang efektif dan meningkatkan kualitas hidup. Di Indonesia, perdarahan menstruasi berat (PMB) sering kali diselimuti stigma dan rasa malu, yang mengakibatkan penundaan pengobatan dan kualitas hidup yang lebih buruk bagi wanita.

Untuk itu, diperlukan upaya nyata dalam meningkatkan pengetahuan perempuan Indonesia agar lebih memahami kesehatan reproduksinya.  

Platform yang Memuat Informasi Kesehatan Perempuan

Dalam kesempatan yang sama, Cluster Medical Lead Women’s Health Bayer Indonesia, Irawan Septian Nugroho, MBBS, MMed (Int. Med), mengatakan bahwa pihaknya telah meluncurkan Bicara Perempuan sebagai platform pemberdayaan perempuan.

Platform ini berfokus pada kesehatan reproduksi dan dilengkapi dengan website, sosial media, serta kampanye publik terkait.

“Kami ingin memberdayakan perempuan untuk lebih memahami kesehatan reproduksi mereka dan segera mencari bantuan medis jika mengalami perdarahan menstruasi yang tidak normal.”

“Terkait PMB, Bayer di bulan ini juga meluncurkan kampanye #KnowYourFlow, bersama dengan komunitas perempuan dan tenaga kesehatan profesional, untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terutama perempuan Indonesia terkait perdarahan menstruasi berat sehingga lebih sehat dan sejahtera,” pungkasnya.  

Foto Pilihan

Tim Gates Foundation yang diwakili Senior CMC Advisor Vaccine Development Rayasam Prasad mendapat penjelasan dari seorang staf saat meninjau Laboratorium Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) di kawasan Johar Baru, Jakarta Pusat, Kamis (15/5/2025). (Liputan6.com/Herman Zakharia)
Read Entire Article
Helath | Pilkada |