Liputan6.com, Jakarta - Aritmia adalah gangguan irama jantung yang dapat dialami oleh siapa saja, termasuk anak-anak. Kondisi ini terjadi ketika denyut jantung tidak teratur, bisa terlalu cepat (takikardia) atau terlalu lambat (bradikardia).
Menurut dr. Dony Yugo Hermanto, Sp.J.P Subsp.Ar (K), FIHA, Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah Subspesialis Aritmia RS Pondok Indah – Pondok Indah, aritmia pada anak perlu diwaspadai karena dapat berdampak serius jika tidak ditangani dengan tepat.
Laju Nadi Normal dan Jenis Aritmia
Denyut jantung normal berkisar antara 50 hingga 100 kali per menit. Jika denyut jantung lebih dari 100 kali per menit, kondisi ini disebut takikardia. Sementara itu, jika kurang dari 50 kali per menit disebut bradikardia. Berikut cara sederhana untuk memeriksa laju nadi:
- Raba denyut nadi di pergelangan tangan.
- Hitung jumlah denyutan dalam satu menit.
- Jika denyutnya di luar rentang normal atau terasa tidak teratur, kondisi ini bisa menjadi tanda aritmia.
Selain ritme jantung yang terlalu cepat atau lambat, aritmia juga dapat ditandai dengan sensasi jantung yang terasa melompat atau skip. Ini disebabkan oleh adanya impuls listrik tambahan di luar jalur jantung normal yang disebut ekstrasistol.
Aritmia pada Bayi dan Anak
Gangguan irama jantung bisa terjadi sejak bayi baru lahir. Beberapa bayi lahir dengan denyut jantung hanya 30-35 kali per menit, yang membutuhkan pemasangan pacu jantung segera. Selain itu, bayi berusia 11 bulan atau lebih juga bisa mengalami aritmia akibat kelainan bawaan (kongenital). Dalam kasus seperti ini, terapi kateter ablasi bisa menjadi solusi untuk mengatasi gangguan irama jantung.
Gejala Aritmia pada Anak yang Perlu Diwaspadai
Orang tua perlu mengenali gejala aritmia pada anak agar dapat melakukan tindakan segera. Beberapa tanda yang patut diperhatikan meliputi:
- Lemas dan enggan bermain.
- Sering pingsan atau hampir pingsan.
- Pandangan gelap atau berkunang-kunang.
- Jantung berdebar tanpa pemicu.
"Jika anak tiba-tiba merasa lemas, enggan bermain, atau pingsan, coba periksa denyut nadinya. Jika kurang dari 50 kali per menit, kemungkinan besar anak mengalami aritmia," ungkap dr. Dony.
Perlu diingat, jantung berdebar bisa terjadi secara normal, misalnya saat anak merasa terkejut atau senang. Namun, jika jantung tiba-tiba berdebar tanpa alasan, terutama saat anak dalam keadaan santai atau tidur, ini bisa menjadi tanda adanya aritmia.
Kapan Harus ke Dokter?
Jika anak mengalami satu atau lebih gejala di atas, segera konsultasikan dengan dokter spesialis jantung anak untuk pemeriksaan lebih lanjut. Penanganan yang cepat dan tepat dapat mencegah komplikasi serius akibat aritmia pada anak.
Memahami aritmia pada anak sangat penting bagi orang tua agar dapat mendeteksi kondisi ini lebih dini. Dengan pemeriksaan dan pengobatan yang tepat, anak yang mengalami aritmia tetap bisa menjalani kehidupan yang sehat dan aktif.