Bidan Indonesia Cetak Rekor MURI Lewat Skrining dan Edukasi Anemia pada Ibu serta Anak

15 hours ago 3

Liputan6.com, Jakarta Lebih dari 31 ribu bidan di seluruh Indonesia terlibat dengan dalam aksi masif mereka dalam melakukan skrining dan edukasi pencegahan anemia pada ibu dan anak. Melalui Gerakan Aksi Nyata Bidan Cegah Anemia yang dimulai sejak Februari 2025, para bidan berhasil menjangkau lebih dari 370 ribu penerima manfaat hanya dalam waktu beberapa bulan.

Aksi ini pun membuat Ikatan Bidan Indonesia (IBI) meraih penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI) untuk kategori pemecahan rekor “Skrining dan Edukasi Pencegahan Anemia kepada Ibu dan Anak oleh Bidan Terbanyak menggunakan Kalkulator Zat Besi pada Aplikasi eNutri” pada 24 Juni 2025 di Jakarta.

Kegiatan ini dilakukan dengan bantuan Kalkulator Zat Besi pada aplikasi eNutri, sebuah alat bantu skrining non-invasif yang memudahkan deteksi risiko anemia defisiensi besi pada anak usia 6 bulan–6 tahun dan ibu hamil.

“Penghargaan Rekor MURI yang diraih merupakan bukti kontribusi besar bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan pada publik, khususnya dalam upaya pencegahan anemia pada ibu dan anak Indonesia," kata Ketua Umum Pengurus Pusat IBI, Ade Jubaedah.

Gerakan program Aksi Nyata Bidan Cegah Anemia melibatkan 31.864 bidan untuk melakukan skrining menggunakan Kalkulator Zat Besi pada aplikasi eNutri. Sejak Februari 2025, para bidan menjangkau 57.509 ibu hamil dan menyusui serta 314.891 anak di seluruh Indonesia.

"Gerakan ini menjadi sangat penting dalam intervensi dini pencegahan kasus anemia, terutama sebelum gejala yang signifikan muncul dan menyebabkan berbagai masalah yang serius bagi ibu dan anak di Indonesia," kata Ade.

IBI Terus Imbau Bidan Edukasi dan Skrining Anemia pada Ibu dan Anak

Meski telah mendapatkan rekor MURI, Ade mengatakan bahwa para bidan tetap diminta mendukung pencegahan dan skrining anemia defisiensi besi pada ibu dan anak Indonesia.Beberapa rekomendasi yang dikeluarkan IBI diantaranya: 

  • Bidan harus berperan aktif dalam pencegahan dan skrining Anemia Defisiensi Besi (ADB)
  • Skrining rutin ADB bagi anak serta Ibu hamil dan menyusui di layanan kesehatan primer
  • Alat Skrining Non-Invasif seperti Kalkulator Zat Besi (pada aplikasi eNutri) bisa menjadi salah satu alat bantu deteksi dini risiko defisiensi besi pada layanan kesehatan primer
  • Bidan dapat secara aktif merekomendasikan dan mengedukasi orangtua terkait makanan terfortifikasi zat besi serta turut serta mendampingi program suplementasi zat besi pada ibu dan anak.

"Kami mengimbau kepada para Bidan di seluruh Indonesia untuk terus mengedukasi tentang pentingnya memastikan kecukupan zat besi harian pada ibu hamil, ibu menyusui dan anak untuk cegah anemia," kata Ade.

Anemia Defisiensi Besi Bisa Pengaruhi Kepintaran Anak

Lebih lanjut, Ade menerangkan tentang efek dari kondisi anemia defisiensi besi yang menghambat tumbuh kembang optimal anak, terutama kepintaran anak bahkan dapat menjadi penyebab risiko stunting.

Sementara itu, pada ibu yang alami ADB bisa memengaruhi kesehatan dan berdampak pada tumbuh kembang anak sejak di dalam kandungan.

Salah satu fungsi paling krusial dari zat besi adalah perannya dalam pembentukan hemoglobin. Hemoglobin merupakan protein kompleks yang mengandung zat besi dan bertanggung jawab untuk mengangkut oksigen dalam darah. Setiap molekul hemoglobin mengandung empat atom besi, yang memungkinkannya mengikat dan melepaskan oksigen dengan efisien.

Zat besi memainkan peran penting dalam perkembangan otak, terutama pada masa janin dan awal kehidupan. Mineral ini diperlukan untuk mielinisasi, proses pembentukan selubung myelin yang melindungi serabut saraf dan memungkinkan transmisi impuls saraf yang efisien. Kecukupan zat besi juga penting untuk mempertahankan fungsi kognitif optimal pada semua usia.

Apa Itu Aplikasi eNutri?

eNutri merupakan aplikasi mobile yang dirancang khusus untuk membantu para bidan di Indonesia dalam pelayanan kesehatan harian.Untuk mendukung peran bidan dalam melakukan skrining anemia defisiensi besi, eNutri juga dilengkapi dengan Kalkulator Zat Besi yang merupakan merupakan alat bantu skrining faktor risiko untuk anak (usia 6 bulan – 6 tahun), ibu hamil dan ibu menyusui.

Digital Engagement Lead eNutri Gladys Samosir mengatakan aplikasi ini dikembangkan berdasarkan rekomendasi World Health Organization (WHO) untuk kebutuhan zat besi yang disesuaikan dengan kandungan pada berbagai jenis bahan makanan serta Angka Kebutuhan Gizi (AKG) Indonesia.

"Para tenaga kesehatan seperti bidan dapat memaksimalkan fungsinya untuk ibu dan anak dimanapun dan kapanpun dengan satu genggaman saja," kata Gladys.

Read Entire Article
Helath | Pilkada |