Liputan6.com, Jakarta - Menjadi orang yang lebih baik tidak selalu butuh aksi besar. Kadang, hal kecil yang kita lakukan justru punya dampak luar biasa—baik bagi orang lain, maupun untuk diri kita sendiri.
Bayangkan saat kamu sedang kerepotan di stasiun, sambil mendorong stroller dan membawa banyak barang, lalu seseorang tiba-tiba menawarkan bantuan membawakan barang. Atau ketika kamu kekurangan uang di kasir dan orang di belakangmu dengan tenang menyisipkan sisa kekurangannya.
Bantuan kecil itu bisa menyelamatkan hari seseorang, dan menurut Kelli Harding, M.D., M.P.H., asisten profesor klinis psikiatri di Universitas Columbia, kita semua memiliki kemampuan bawaan untuk melakukan kebaikan.
“Anda tidak pernah tahu bagaimana tindakan kebaikan kecil akan membantu orang lain, karena sering kali Anda tidak mendapatkan umpan balik itu,” ujarnya, dilansir Prevention.
“Tetapi sangat penting untuk mengingat momen-momen itu dalam hidup Anda sendiri dan meneruskannya kepada orang lain.”
Kebaikan Itu Menyehatkan
Riset menunjukkan bahwa melakukan kebaikan bisa mengaktifkan bagian otak yang sama dengan saat kita menerima makanan enak, uang, atau bahkan pengalaman menyenangkan lainnya.
“Semuanya merupakan jalur penghargaan yang sama di otak,” kata Dr. Harding.
“Yang sangat meyakinkan: kebaikan merupakan bawaan manusiawi kita.”
Artinya, menjadi baik itu bukan cuma menyenangkan hati orang lain, tapi juga kebaikan menyehatkan tubuh dan pikiran kita sendiri.
Berikut beberapa cara sederhana untuk melatih “otot kebaikan” setiap hari:
Cara Sederhana Jadi Lebih Baik Hati
1. Mulai dari Rumah
Bangun pagi dan peluk orang terdekat—pasangan, anak, bahkan hewan peliharaan. Kalau tidak ada orang di rumah, peluk kucing, ajak anjingmu jalan-jalan lebih lama, atau rawat tanaman favoritmu.
“Melakukan hal-hal baik untuk hewan peliharaan terbukti dapat meningkatkan suasana hati,” kata Dr. Harding.
Bahkan merawat tanaman pun punya manfaat psikologis. “Kita punya kebutuhan bawaan untuk merawat dan dirawat,” tambahnya.
Saat konflik muncul di rumah, cobalah tarik napas dan beri jeda.
“Berhenti sejenak dan melakukan hal lain adalah anugerah,” ujar Dr. Harding. Ini akan membantu kita merespons dengan lebih tenang dan penuh empati.
2. Tebarkan Kebaikan di Sekitar
Coba mulai hari dengan menyapa orang-orang yang kamu temui: petugas parkir, barista, atau tetangga.
“Kontak mata, senyum, dan menyapa dengan sengaja bisa berdampak besar,” kata Dr. Harding.
Riset bahkan menunjukkan bahwa menyapa enam orang di sekitar secara rutin bisa meningkatkan kesejahteraan secara keseluruhan.
Kebaikan juga bisa diwujudkan lewat tindakan kecil: buang sampah yang tercecer di jalan, rapikan taman depan rumah, atau sekadar meletakkan bunga di jendela untuk membuat lingkungan jadi lebih ceria.
“Ketika orang berupaya menghijaukan lingkungan mereka, data kesehatan masyarakat menunjukkan bahwa hal itu mengurangi kekerasan dan menurunkan tingkat depresi,” tambah Dr. Harding.
Lakukan Meski Kecil
3. Jangan Lupakan Teman dan Rekan Kerja
Kebaikan juga bisa kamu bawa ke tempat kerja. Bawakan camilan untuk teman sekantor, tawarkan bantuan saat mereka terlihat kewalahan, atau sekadar tanya kabar keluarganya.
“Kita menghabiskan sepertiga hidup kita di tempat kerja,” ujar Dr. Harding.
“Dan kita tahu, orang lebih produktif, lebih bahagia, dan lebih jarang sakit ketika mereka memiliki lingkungan kerja yang suportif.”
Untuk teman lama yang sudah lama tidak dihubungi, coba kirim pesan singkat. “Saya memulai kebijakan pribadi: jika saya memikirkan seseorang, saya kirim pesan ke mereka,” kata Dr. Harding.
“Hanya butuh beberapa detik, tapi bisa membuat hari mereka jadi lebih baik.”
4. Jadi Relawan, Sekecil Apa pun Aksimu
Menjadi relawan tak harus selalu lewat organisasi besar. Kamu bisa berbagi keterampilan seperti memasak, menjahit, atau bahasa asing di perpustakaan, komunitas lokal, atau bahkan secara daring.
“Penelitian menunjukkan bahwa orang yang menjadi relawan hidup lebih lama dan cenderung lebih bahagia,” ungkap Dr. Harding.
Dengan terhubung pada sebuah tujuan, kita bukan hanya memperbaiki suasana hati sendiri, tapi juga memberi kontribusi bermakna untuk dunia.
Jadi Baik Itu Bisa Dilatih
Kita memang tidak bisa jadi orang baik 24/7, tapi setiap hari selalu ada ruang untuk menyisipkan tindakan kecil penuh kebaikan. Mulai dari rumah, lingkungan, tempat kerja, hingga ke relasi jarak jauh—semuanya bisa jadi ladang untuk menumbuhkan empati dan kepedulian.
Dan kabar baiknya: semakin sering kamu melakukannya, semakin alamiah rasanya untuk menjadi pribadi yang lebih baik hati. Yuk, mulai akhir pekan ini dengan niat sederhana: jadi manusia yang sedikit lebih baik dari kemarin.