Liputan6.com, Jakarta Wakil Presiden Republik Indonesia (Wapres RI) Gibran Rakabuming Raka menghadiri perayaan Hari Disabilitas Internasional (HDI) di Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta Pusat, Selasa, 3 Desember 2024.
Dalam sambutannya, Gibran menyampaikan harapannya agar perayaan ini tak hanya menjadi kegiatan seremonial. Namun, harus dijadikan momentum untuk menghadirkan ekosistem yang lebih nyaman dan produktif bagi penyandang disabilitas.
“Saya meyakini bapak, ibu, saudara-saudara sekalian adalah potensi kuat untuk membawa Indonesia maju. Daya juangnya, kegigihannya, pantang menyerahnya, mentalitasnya, paling juara. Buktinya sudah ada, misalnya pada Paralimpiade Paris tahun ini Indonesia berhasil membawa 14 medali, terbanyak sejak 1976,” kata Gibran.
Gibran pun tak lupa dengan prestasi para penyandang disabilitas di 2022, saat ia masih menjadi Wali Kota Solo.
“Solo ditunjuk sebagai tuan rumah ASEAN Para Games 2022, penunjukannya di pertengahan Februari. Saat itu hanya sekitar 5 bulan untuk mempersiapkan, waktunya terbatas, anggarannya terbatas, masih PPKM (pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat) masih ada COVID, tapi Alhamdulillah bisa terlaksana dengan lancar dan meriah.”
“Dan yang paling penting, Indonesia menang, total medali 425. 175 emas, ini luar biasa sekali. Saya yakin ibu bapak semua punya modal besar untuk terus tumbuh dan berkembang,” kata Gibran optimistis.
Bertepatan pada Hari Disabilitas Internasional, Liputan6.com meluncurkan Sisi Terang, program baru berupa video dokumenter yang mengangkat beragam tema.
Para Penyandang Disabilitas Perlu Terus Diperhatikan
Mengingat berbagai potensi yang dimiliki para penyandang disabilitas, Gibran menyatakan agar para difabel terus mendapat perhatian.
“Para penyandang disabilitas harus lebih diperhatikan, dukungannya harus lebih ditingkatkan. Pelibatannya harus lebih diaktifkan dalam perencanaan, pengecekan infrastruktur, dan transportasi publik.”
Di sisi lain, aksesibilitas bagi para penyandang disabilitas juga perlu diperluas, lanjut Gibran.
“Aksesibilitasnya harus lebih diperluas, baik akses pendidikan, kesehatan, lapangan kerja, fasilitas umum, permodalan, maupun hukum dan peradilan.”
UU Disabilitas Sudah Ada, Tinggal Implementasi
Gibran mengingatkan, Indonesia telah memiliki Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas.
“Mengatur soal kesamaan, kesempatan, pemenuhan hak, diskriminasi, pemberdayaan, perlindungan, aksesibilitas penyandang disabilitas. Sepuluh peraturan turunannya juga sudah ada, sekarang kuncinya adalah implementasi di lapangan.”
Dalam penerapan di lapangan, sambung Gibran, maka perlu ada pengawalan di lapangan.
“Ini harus kita lakukan bersama-sama, oleh sebab itu kita tingkatkan kolaborasi. Saya mohon juga, Pak Menko (Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Pratikno), para menteri, para wamen yang hadir lintas K/L, lintas pemerintah pusat dan daerah bahkan pihak swasta, organisasi masyarakat ini kita butuh kerja bersama untuk mewujudkannya.”
Hari Disabilitas Internasional 2024
Ajang peringatan HDI 2024 digelar oleh Kemensos pada 1 hingga 3 Desember 2024 di TIM, Jakarta Pusat.
Di hari pertama dan ketiga, Menteri Sosial Saifullah Yusuf bersama Wakil Menteri Sosial Agus Jabo Priyono hadir memeriahkan peringatan Hari Disabilitas Internasional atau HDI 2024.
Dalam kesempatan ini, pria yang akrab disapa Gus Mensos atau Gus Ipul menyambut hangat para pengunjung yang hadir meramaikan acara tersebut.
"Selamat datang semua, kita buat tiga hari ini membahagiakan bagi semua dalam rangka memberikan peluang yang sama untuk siapapun warga negara Indonesia dan akhirnya ada yang namanya kesetaraan berkarya," kata Gus Ipul.
Dia juga menekankan pentingnya kesetaraan akses dalam tiga area, meliputi akses kesehatan, akses pendidikan dan akses pekerjaan. Para pengunjung bisa mengakses ketiganya dalam berbagai booth layanan yang tersedia dalam perayaan HDI 2024 di TIM ini.
Para pengunjung yang datang baik penyandang disabilitas maupun masyarakat umum bisa menikmati layanan pemeriksaan kesehatan, terapi, tes IQ, konseling dan kejiwaan, layanan alat bantu, dan layanan kesehatan lain secara cuma-cuma.
Selain itu tersedia juga layanan literasi braille, layanan pendidikan inklusif, serta layanan keolahragaan. Di mana pengunjung bisa mendapatkan berbagai macam informasi yang bisa menunjang pendidikan penyandang disabilitas baik dari segi akademis maupun non-akademis.