Liputan6.com, Jakarta Tongkat Nabi Sulaiman sempat disinggung Presiden Prabowo Subianto dalam sidang kabinet perdana.
“Program makan bergizi, Kepala Badan Gizi Nasional dan semua K/L (kementerian/lembaga) untuk siapkan segera kita mulai dengan bergerak cepat, tepat sasaran, terukur, tapi jangan takut dengan kesulitan. Saya masih mendengar beberapa tokoh meragukan kemampuan kita untuk laksanakan itu,” kata Prabowo di Kantor Presiden, Jakarta pada Rabu, 23 Oktober 2024.
“Saya tidak katakan bahwa ini bisa selesai dalam satu minggu, dua minggu, atau tiga bulan. Tidak ada di antara kita yang punya tongkat Nabi Sulaiman, tapi kita bisa berhitung, kita bisa mengelola, kita bisa alokasi dana dan kerahkan sumber daya. Dan kita akan mencapai target yang kita tentukan, saya haqqul yakin,” tambahnya.
Tongkat Nabi Sulaiman yang dibahas Prabowo memiliki sejarah panjang. Melansir NU Online, tongkat Nabi Sulaiman adalah tongkat yang terbuat dari kayu tanaman berkhasiat obat bernama Kharnub atau Carob.
“Kharnub bersifat dingin dan merupakan adstringent (penghilang minyak) sehingga baik untuk perut/usus. Sari buahnya bersifat lebih hangat dan memudahkan kerja usus besar. Diriwayatkan bahwa tongkat Nabi Sulaiman ‘alaihissalam terbuat dari kayu pohon Kharnub,” (Al-Hafiz Adz-Dzahabi, Thibbun Nabawi, [Beirut, Dar Ihyail Ulum: 1990], halaman 113).
Carob atau Kharnub adalah pohon yang hidup secara alami di cekungan Mediterania. Daunnya hijau sepanjang tahun dan termasuk golongan yang mirip dengan kacang-kacangan. Namun, pohonnya bisa menjulang tinggi hingga 12-15 meter.
Seperti apa cara merawat tanaman obat di lahan sempit? Yuk, kita cek video di atas!
Dapat Diolah Menjadi Berbagai Hidangan
Dalam bahasa latin, pohon ini disebut sebagai Ceratonia siliqua. Air buahnya dapat diekstraksi menjadi minuman yang rasanya manis dan disebut molase.
“Di beberapa daerah pesisir Syam, masyarakat biasa menyimpannya untuk digunakan sebagai makanan dan minuman yang menyehatkan karena khasiatnya yang luas,” jelas apoteker dan peneliti farmasi, Yuhansyah Nurfauzi dalam tulisannya di NU Online.
Tradisi membuat minuman dari Kharnub bahkan menjadi warisan budaya yang populer di Syam. Kaum perempuan di pedesaan Suriah memproduksinya secara manual dengan alat sederhana. Industri molase dalam skala rumah tangga dianggap sebagai sumber pendapatan penting yang membantu mendukung beberapa keluarga di desa-desa pesisir Suriah.
Pereda Nyeri dan Sesak Napas
Pohon ini mulai berbunga setelah berusia 6 tahun dan biasanya bunganya mekar pada bulan September hingga November.
Uniknya, pohon ini memiliki karakter mampu bertahan di kekeringan, dingin, dan angin, serta hidup di tanah berbatu yang terjal.
Universitas Al-Quds di Palestina menjadikannya sebagai koleksi flora khusus di kebun botani yang bernama Al-Quds University Botanic (AQUB) Garden.
Jika hendak dibuat molase, buahnya yang telah dipetik digiling dan direndam dalam air selama 24 jam atau lebih, kemudian ditiriskan dan direbus dengan api lama hingga matang. Produk akhirnya menjadi cairan hitam lengket mirip madu.
Produk olahan buahnya memiliki cita rasa lezat dan tidak mengandung bahan pengawet apapun. Molase Carob mengandung gula alami dan dapat digunakan sebagai salah satu sumber energi penting yang dibutuhkan tubuh manusia. Bahkan produk ini dulu digunakan sebagai salah satu jenis pengobatan analgesik atau pereda nyeri, stimulan peredaran darah, mengurangi batuk akut, dan melebarkan bronkus.
Molase carob juga bermanfaat dalam kasus sesak napas, membantu daya tahan tubuh terhadap infeksi, dan alergi.
Sifat antiseptik pada mulut juga membuat carob memberikan aroma yang menyegarkan mulut sehingga dapat digunakan untuk membersihkan gigi, melembutkan serta merevitalisasi gusi.
Kandungan Nutrisi Molase Carob
Molase carob mengandung vitamin A, B1, B2, B3 dan D, serta mineral penting seperti kalium, kalsium, zat besi, fosfor, tembaga, nikel, magnesium, dan lain-lain.
Oleh karena itu, berdasarkan penelitian terkini, carob termasuk tanaman bernutrisi tinggi yang bahkan bisa digunakan untuk antikanker dan antibakteri, (Ikram dkk, 2023, Nutritional, Biochemical, and Clinical Applications of Carob: A Review, Food Science and Nutrition 11(7): halaman 3641–3654).
Sebenarnya, tidak hanya kharnub atau carob yang dikoleksi sebagai tanaman obat oleh Nabi Sulaiman. Sebagai hasil dari mukjizat Nabi Sulaiman yang mampu berbicara dengan tanaman, banyak tanaman obat yang dikumpulkannya di dalam sebuah kebun koleksi tanaman obat.
Selanjutnya nama dan khasiat tanaman itu ditulis dan dibukukan dalam sebuah kitab. Berdasarkan kisah di atas, selayaknya tradisi menanam dan mengoleksi tanaman obat dilestarikan oleh kaum muslimin di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia.
“Banyak manfaat yang diperoleh dari aktivitas tersebut, mulai dari memanfaatkan lahan, menyuburkan dan menghijaukan lingkungan, hingga berguna untuk mengatasi berbagai gangguan penyakit. Apabila diolah menjadi komoditas yang inovatif seperti contoh molase carob di Suriah, aktivitas itu bisa menjadi industri rumah tangga yang mampu menggerakkan ekonomi masyarakat,” kata Yuhansyah.