10 Manfaat Talas Baik untuk Jantung hingga Pencernaan, Ketahui Jenis yang Aman Dikonsumsi

2 weeks ago 19

Liputan6.com, Jakarta Talas adalah salah satu tanaman umbi-umbian yang tumbuh subur di wilayah tropis, termasuk Indonesia. Umbi yang memiliki tekstur pulen dan rasa gurih ini telah lama menjadi sumber karbohidrat penting bagi masyarakat. Menggali manfaat talas memberikan wawasan tentang potensi besar pangan lokal ini.

Kandungan nutrisi dalam talas sangat beragam, menjadikannya pilihan makanan sehat yang patut dipertimbangkan. Mulai dari serat tinggi hingga berbagai vitamin dan mineral, manfaat talas dapat dirasakan untuk berbagai sistem tubuh.

Melansir dari buku  Pati Umbi-Umbiandan Resisten Starch Sebagai Prebiotik untuk Kesehatan (2020), umbi talas merupakan makanan yang mudah dicerna karena memiliki kandungan karbohidrat yang cukup banyak, sehingga dapat menambah keragaman sumber karbohidrat. Umbi talas bahkan berpotensi dijadikan salah satu sumber Prebiotik untuk kesehatan tubuh.

Berikut Liputan6.com ulas lengkap seputar manfaat talas, Minggu (28/9/2025). 

Mengenal Talas dan Kandungan Nutrisi Utamanya

Talas (Colocasia esculenta L. Schott) adalah tanaman dari famili Araceae yang digolongkan sebagai umbi-umbian. Tanaman ini tersebar luas di seluruh iklim tropis dan subtropis, dan di Indonesia dapat dijumpai hampir di semua daerah hingga ketinggian 1000 mdpl. Talas dapat tumbuh secara liar maupun dibudidayakan.

Komponen utama yang terkandung dalam umbi talas adalah pati, yaitu sekitar 73–80%, menjadikannya sumber karbohidrat utama. Selain itu, talas juga mengandung protein, lemak yang sedikit, dan kaya mineral seperti fosfor, kalsium, dan zat besi, serta vitamin A, C, E, B1, riboflavin, dan niasin.

Menurut buku Teknologi Pengolahan Talas dan Aplikasinya (2023), talas memiliki keunggulan dibandingkan umbi lainnya seperti ubi jalar dan ubi kayu karena tingginya kandungan protein, Vitamin B1, mineral seperti fosfor dan besi serta rendah kadar lemaknya. Keunggulan lain, ukuran granula pati talas sangat kecil (1–4 µm), yang membuatnya mudah dicerna, sehingga baik digunakan sebagai bahan makanan untuk lansia atau mereka yang memiliki masalah saluran cerna.

Manfaat Talas untuk Kesehatan Jantung dan Pencernaan

Salah satu manfaat talas yang paling utama adalah kontribusinya terhadap kesehatan kardiovaskular dan pencernaan. Kandungan serat yang tinggi di dalam talas memainkan peran kunci dalam aspek ini.

  1. Menjaga Kesehatan Saluran PencernaanTalas memiliki kandungan serat yang cukup tinggi. Serat sangat baik untuk menjaga kesehatan saluran pencernaan, membantu melancarkan pergerakan usus, dan mencegah sembelit.
  2. Berpotensi Sebagai PrebiotikPati umbi-umbian, termasuk talas, dan resistant starch (pati resisten) yang dikandungnya berpotensi sebagai prebiotik. Prebiotik berfungsi sebagai makanan bagi bakteri baik di usus, yang sangat penting untuk kesehatan mikroba usus dan daya tahan tubuh secara keseluruhan.
  3. Menjaga Kesehatan JantungKandungan serat yang larut dalam air dalam talas dapat membantu menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL) dalam darah. Penurunan kolesterol ini secara langsung berkontribusi pada penurunan risiko penyakit jantung.
  4. Menurunkan dan Menstabilkan Tekanan DarahTalas mengandung mineral kalium (potassium). Kalium adalah mineral penting yang membantu menyeimbangkan kadar natrium (garam) dalam tubuh dan melemaskan pembuluh darah, sehingga efektif untuk menurunkan dan menstabilkan tekanan darah.
  5. Mudah Dicerna TubuhKarena ukuran granula pati umbi talas yang sangat kecil (1–4 µm), talas memiliki aspek daya cerna yang mudah. Hal ini menjadikannya makanan yang aman dan baik untuk dikonsumsi oleh bayi, sebagai makanan pengganti ASI, serta untuk lansia yang memiliki sensitivitas atau masalah saluran cerna.

Potensi Talas sebagai Sumber Antioksidan dan Anti-aging

Kandungan senyawa bioaktif pada talas tidak hanya berfungsi sebagai nutrisi dasar, tetapi juga memberikan perlindungan antioksidan dan potensi anti-penuaan.

Menurut buku Sifat Hidrofobik Daun (2023), umbi talas memiliki kandungan flavonoid, terpenoid, tanin, saponin, alkaloid, dan lektin. Senyawa-senyawa ini dikenal memiliki aktivitas antioksidan yang kuat. Flavonoid, khususnya isoorientin, orientin, dan vitexin, dapat melawan radikal bebas dalam tubuh.

Manfaat talas sebagai agen anti-aging atau anti-penuaan juga disebutkan karena kemampuannya dalam menangkal kerusakan sel akibat radikal bebas. Selain itu, umbi talas juga dapat menyeimbangkan pH di dalam tubuh, yang merupakan faktor penting dalam menjaga kesehatan sel dan memerangi kelelahan.

Keunggulan Talas Ungu dan Manfaatnya untuk Diabetes

Talas ungu (Colocasia esculenta L.) adalah salah satu varietas talas yang memiliki keunggulan nutrisi spesifik. Ciri khasnya adalah umbi yang berwarna keunguan akibat tingginya kandungan senyawa tertentu.

Talas ungu diketahui baik untuk dikonsumsi oleh penderita diabetes melitus. Senyawa yang terkandung di dalam talas ungu meliputi flavonoid, apigenin, dan antosianin. Manfaat talas ungu secara khusus terletak pada antosianin, yang memiliki sifat sebagai antioksidan dan antidiabetes.

Sifat antidiabetes ini membantu penderita diabetes melitus dalam mengelola kadar gula darah. Selain itu, antosianin dan flavonoid juga memiliki sifat antiinflamasi, yang menjadikan talas ungu sebagai tanaman obat untuk mengatasi berbagai kondisi peradangan seperti asma dan artritis.

Peran Talas dalam Peningkatan Sistem Imun dan Kesehatan Tulang

Talas mengandung berbagai vitamin dan mineral yang secara langsung mendukung sistem kekebalan tubuh dan struktur tulang. Mineral yang terkandung dalam talas sangat penting untuk fungsi biologis yang optimal.

Kandungan protein yang cukup tinggi, vitamin C, dan berbagai vitamin B kompleks (seperti tiamin, riboflavin, dan niasin) di dalam talas mendukung produksi dan fungsi sel-sel imun. Vitamin C, sebagai antioksidan, melindungi sel-sel imun dari kerusakan. Manfaat talas sebagai peningkat sistem imun tubuh menjadikannya makanan yang baik untuk dikonsumsi secara rutin.

Selain itu, talas mengandung kalsium dan fosfor yang penting untuk menjaga kesehatan tulang. Asupan kalsium dan fosfor yang memadai sangat diperlukan untuk mempertahankan kepadatan tulang, terutama bagi lansia yang rentan terhadap osteoporosis.

Jenis-jenis Talas yang Dikenal Masyarakat Indonesia

Indonesia, sebagai negara tropis, memiliki beragam varietas talas yang dibudidayakan maupun tumbuh liar. Umumnya, masyarakat mengenal beberapa kelompok talas yang berbeda berdasarkan ciri fisik dan kegunaannya.

  • Talas Pandan: Varietas ini memiliki ciri umbi lonjong dengan kulit coklat dan daging berwarna ungu. Ciri khas utamanya adalah aroma pandan yang kuat dan harum saat direbus.
  • Talas Ketan: Varietas ini juga dikenal sebagai talas mentega. Ciri-cirinya adalah daun dan pelepah daun berwarna kuning keunguan, serta umbi yang besar dan berwarna kuning.
  • Talas Sutera: Dikenal dengan rasa yang sangat enak, talas sutera memiliki ciri berdaun halus berwarna hijau muda dan umbi berwarna putih. Jenis ini sering digunakan sebagai bahan baku pembuatan kue karena teksturnya yang lembut.
  • Talas Liar (Sente dan Bolang): Jenis seperti talas sente dan talas bolang umumnya tidak dikonsumsi karena memiliki kandungan kalsium oksalat yang tinggi sehingga menyebabkan rasa gatal. Talas sente sering digunakan untuk pakan ikan, sementara talas bolang memiliki batang dan daun yang bertotol-totol.

Cara Menanam Talas untuk Hasil Optimal

Tanaman talas mudah tumbuh dan tahan banting, namun untuk mendapatkan hasil umbi yang maksimal, diperlukan kondisi tanah dan teknik perbanyakan yang tepat. Melansir dari buku Budidaya 8 Jenis Tanaman Pangan (2007), talas merupakan tanaman herba tahunan yang dibudidayakan secara semusim, dan dapat ditanam di berbagai ketinggian.

  1. Syarat Lokasi dan Tanah: Talas dapat tumbuh baik dari dataran rendah hingga dataran tinggi (sampai 1.300-2.000 m dpl) dan tahan terhadap naungan serta kekeringan. Tanaman ini menyukai tanah gembur, kaya bahan organik atau humus, dan memiliki drainase yang baik. Tingkat keasaman (pH) tanah yang optimal untuk hasil tinggi adalah antara 5,5 hingga 6,5.
  2. Perbanyakan dan Bibit: Perbanyakan talas umumnya masih dilakukan secara tradisional menggunakan bibit berupa anakan. Bibit yang ideal adalah anakan kedua atau ketiga dari pertanaman talas sebelumnya. Perbanyakan juga dapat dilakukan dari umbi yang dekat titik tumbuh yang diiris, lalu ditinggalkan satu mata bakal tunas untuk ditanam.
  3. Waktu dan Cara Tanam: Talas biasa ditanam sebagai tanaman sela, namun membutuhkan tanah yang lembap dan cukup air. Anakan yang dipisahkan dari induk disimpan di tempat yang lembap sebelum ditanam kembali.
  4. Waktu Panen: Umur panen talas bervariasi tergantung varietasnya, yaitu antara 6 sampai 9 bulan. Salah satu ciri utama bahwa tanaman sudah siap dipanen adalah ketika daun sudah mulai menguning dan mengering.

Pemanfaatan Lain dari Tanaman Talas Selain Umbinya

Tidak hanya umbinya, bagian lain dari tanaman talas juga memiliki kegunaan dan manfaat talas yang unik. Daun talas memiliki sifat yang istimewa yang menjadikannya berguna dalam kehidupan sehari-hari.

Daun talas dimanfaatkan sebagai pembungkus, misalnya untuk ikan basah di pasar tradisional. Daun yang berbentuk perisai besar ini memiliki permukaan yang ditumbuhi rambut-rambut halus, menjadikannya kedap air (water-repellent).

Menurut buku Sifat Hidrofobik Daun (2023), air akan mengalir langsung meninggalkan permukaan daun tanpa membasahinya. Selain itu, daun talas yang besar juga secara tradisional dapat digunakan sebagai pelindung kepala saat hujan.

Mengolah Talas agar Aman dan Nikmat Dikonsumsi

Meskipun manfaat talas sangat banyak, talas memiliki hambatan yaitu mengandung getah dan kristal kalsium oksalat yang dapat menyebabkan rasa gatal saat dikonsumsi. Oleh karena itu, diperlukan teknik pengolahan yang tepat.

Umbi talas harus dikupas dan dicuci bersih, kemudian direbus atau dikukus dalam waktu yang cukup lama. Panas tinggi dari proses perebusan atau pengukusan dapat merusak kristal kalsium oksalat sehingga menghilangkan rasa gatalnya. 

Pengolahan menjadi tepung talas juga menjadi inovasi yang baik untuk memanfaatkan talas liar yang melimpah, seperti yang dibahas dalam  Pati Umbi-Umbian Dan Resisten Starch Sebagai Prebiotik Untuk Kesehatan (2020), meskipun prosesnya harus dihindari dari browning (pencoklatan) enzimatik.

FAQ Seputar Umbi Talas

Apakah talas cocok untuk program diet?

Ya, talas sangat cocok untuk diet karena kandungan seratnya yang tinggi dapat memberikan rasa kenyang lebih lama, membantu mengontrol porsi makan. Selain itu, talas juga memiliki kadar lemak yang rendah dan merupakan sumber karbohidrat kompleks yang dicerna perlahan, sehingga baik untuk energi berkelanjutan.

Mengapa talas bisa menyebabkan rasa gatal?

Rasa gatal pada talas disebabkan oleh adanya kristal kalsium oksalat yang terkandung di dalam getahnya. Kristal berbentuk jarum kecil ini dapat mengiritasi kulit dan selaput lendir di mulut. Untuk menghilangkan rasa gatal ini, talas harus dimasak, direbus, atau dikukus dengan baik hingga matang sempurna.

Apakah talas ungu lebih sehat daripada talas biasa?

Talas ungu memiliki keunggulan tambahan karena mengandung antosianin, pigmen yang memberikan warna ungu dan berfungsi sebagai antioksidan ku

at. Antosianin ini memberikan manfaat spesifik, terutama sifat antidiabetes, menjadikannya pilihan yang sangat baik bagi mereka yang fokus pada manfaat antioksidan dan pengelolaan gula darah.

Apakah talas termasuk sumber protein yang baik?

Meskipun talas utamanya adalah sumber karbohidrat, ia memiliki kandungan protein yang relatif lebih tinggi (sekitar 1,4% hingga 3,0%) dibandingkan dengan beberapa umbi-umbian lain seperti ubi jalar dan ubi kayu. Protein ini, ditambah dengan rendahnya kadar lemak, menjadikan talas sebagai sumber nutrisi yang seimbang.

Bagaimana cara mengolah talas agar tidak gatal dan tetap bergizi?

Cara terbaik adalah mengupas talas di bawah air mengalir (untuk mengurangi paparan getah) dan kemudian merebus atau mengukusnya sampai benar-benar matang. Metode ini mempertahankan sebagian besar nutrisi, terutama serat dan mineral, sambil menghancurkan kristal kalsium oksalat penyebab gatal, menghasilkan tekstur yang pulen dan rasa yang gurih alami.

Foto Pilihan

Seorang tenaga kesehatan mengukur lingkar kepala bayi selama program imunisasi massal di Surabaya pada 15 September 2025. (Juni KRISWANTO/AFP)
Read Entire Article
Helath | Pilkada |