17 Tanda HIV pada Wanita dan Pria, Kenali Bedanya untuk Deteksi Dini

1 month ago 19

Liputan6.com, Jakarta Mengenali tanda HIV adalah langkah krusial dalam upaya deteksi dini dan penanganan yang tepat. Infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) dapat memengaruhi sistem kekebalan tubuh secara progresif.

Pemahaman ini tidak hanya membantu individu yang terinfeksi, tetapi juga berkontribusi pada pencegahan penularan lebih lanjut. Deteksi dini tanda HIV memungkinkan intervensi medis yang lebih cepat, yang dapat memperlambat perkembangan penyakit dan meningkatkan kualitas hidup penderita.

Melansir dari buku Kader Pemberdayaan Kampung Informasi Dasar HIV dan AIDS yang diterbitkan Bappenas, HIV adalah virus yang menyebabkan berkurangnya kekebalan tubuh pada manusia. Sementara itu, AIDS merupakan singkatan dari Acquired Immune Deficiency Syndrome, yaitu kumpulan gejala penurunan kekebalan tubuh yang didapat karena tertular.

Berikut Liputan6.com ulas lengkap tentang tanda hiv melansir dari berbagai sumber, Kamis (24/7/2025).

Pengertian HIV dan AIDS

HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia, khususnya sel darah putih yang disebut sel CD4. Virus ini merusak sel-sel tersebut, melemahkan kemampuan tubuh untuk melawan infeksi dan penyakit.  HIV adalah virus yang merusak sel-sel sistem kekebalan tubuh yang berguna untuk melindungi tubuh dari serangan penyakit.

Jika tidak ditangani, infeksi HIV dapat berkembang menjadi AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome), yaitu kondisi di mana sistem kekebalan tubuh sudah sangat lemah. AIDS merupakan stadium akhir dan paling serius dari infeksi HIV, ditandai dengan sistem kekebalan tubuh yang tidak mampu melawan infeksi.

Orang yang terinfeksi HIV disebut HIV positif, dan mereka bisa tampak sehat tanpa menunjukkan gejala sakit. Istilah ODHA (Orang dengan HIV-AIDS) digunakan untuk orang yang terinfeksi HIV, baik yang tanpa gejala maupun dengan gejala sakit, seperti dikutip dari buku Kader Pemberdayaan Kampung Informasi dasar HIV dan AIDS oleh Bappenas.

Tanda HIV pada Pria dan Wanita: Kenali Gejala Awal dan Lanjut

Meskipun data spesifik mengenai gejala HIV pada pria tidak disebutkan secara terpisah dari gejala umum dalam sumber yang diberikan, kita dapat mengacu pada gejala HIV secara umum, baik tahap awal maupun tahap lanjut, yang juga berlaku untuk pria.

Tanda dan Gejala HIV Tahap Awal pada Pria

Pada tahap awal, yang juga dikenal sebagai window period, gejala HIV seringkali sangat ringan atau bahkan tidak muncul sama sekali. Jika ada, gejalanya mirip dengan flu biasa dan biasanya muncul 2–6 minggu setelah terinfeksi. Beberapa tanda umum yang bisa dialami pria pada tahap ini antara lain dilansir dari Kementerian Kesehatan RI melalui ayosehat.kemkes.go.id: :

  • Sariawan: Luka di mulut yang sering muncul.
  • Sakit kepala: Nyeri di kepala yang bisa bervariasi intensitasnya.
  • Kelelahan: Rasa lelah yang berlebihan dan tidak hilang dengan istirahat.
  • Radang tenggorokan: Nyeri atau iritasi pada tenggorokan.
  • Hilang nafsu makan: Penurunan keinginan untuk makan.
  • Nyeri otot: Rasa sakit pada otot-otot tubuh.
  • Ruam: Bercak kemerahan atau bintik-bintik pada kulit.
  • Pembengkakan kelenjar getah bening: Terutama di leher, ketiak, dan pangkal paha.
  • Berkeringat di malam hari: Keringat berlebihan saat tidur.

Pada masa window period ini, hasil tes HIV kemungkinan besar masih negatif, padahal virus sudah ada di dalam darah dan dapat menular.

Tanda dan Gejala HIV Tahap Lanjut pada Pria

Ketika infeksi HIV tidak ditangani dan sistem kekebalan tubuh semakin melemah, virus akan terus berkembang dan menyebabkan berbagai gejala yang lebih parah. Ini bisa memakan waktu hingga 10 tahun sejak awal terinfeksi. Pada tahap ini, jumlah virus meningkat dan jumlah limfosit CD4+ (sel kekebalan tubuh) menurun drastis, bahkan bisa mencapai di bawah 200 sel/µl, yang menandakan kondisi AIDS. Gejala yang bisa muncul pada pria di tahap lanjut antara lain:

  • Kehilangan berat badan (BB) > 10%: Penurunan berat badan yang signifikan tanpa sebab yang jelas.
  • Diare kronis lebih dari 1 bulan: Diare yang berlangsung lama.
  • Demam lebih dari 3 bulan: Demam yang persisten.
  • Tuberkulosis: Infeksi bakteri yang menyerang paru-paru.
  • Hilang nafsu makan: Penurunan drastis dalam keinginan untuk makan.
  • Batuk menetap > 1 bulan: Batuk yang tidak kunjung sembuh.
  • Infeksi pada mulut dan tenggorokan disebabkan jamur Candida Albicans: Sariawan yang banyak atau bercak keputihan pada mulut.
  • Kelenjar getah bening bengkak: Pembengkakan kelenjar getah bening yang persisten.
  • Mual dan muntah: Gangguan pencernaan.
  • Gejala herpes zoster: Ruam nyeri yang disebabkan oleh virus cacar air.
  • Ketombe: Masalah kulit kepala.
  • Gangguan psikis: Masalah kesehatan mental.
  • Perkembangan infeksi oportunistik berat: Seperti meningitis atau infeksi mycobacterium avium, yang menunjukkan penurunan sistem imun yang parah.

Tanda dan Gejala HIV pada Wanita

Gejala HIV pada wanita tidak selalu sama dan bisa bervariasi tergantung pada kondisi tubuh dan tahapan infeksi. Sama seperti pria, gejala awal seringkali mirip flu. Namun, ada beberapa gejala spesifik yang lebih sering dialami wanita ketika infeksi memasuki tahap lanjut.

Tanda dan Gejala HIV Tahap Awal pada Wanita

Melansir dari laman Puskesmas Sesela Dinas Kesehatan Lombok Barat, mirip dengan pria, pada tahap awal (2–6 minggu setelah terinfeksi), wanita mungkin mengalami gejala seperti flu biasa, seperti:

  • Sariawan
  • Sakit kepala
  • Kelelahan
  • Radang tenggorokan
  • Hilang nafsu makan
  • Nyeri otot
  • Ruam
  • Pembengkakan kelenjar getah bening
  • Berkeringat di malam hari

Pada masa window period, tes HIV mungkin menunjukkan hasil negatif meskipun virus sudah ada di dalam tubuh.

Tanda dan Gejala HIV Tahap Lanjut pada Wanita

Gejala HIV pada wanita biasanya baru akan muncul dengan jelas ketika infeksi telah memasuki tahap lanjut, yang bisa memakan waktu hingga 10 tahun. Gejala-gejala ini menandakan bahwa sistem kekebalan tubuh mulai melemah dan tidak mampu melawan infeksi dengan efektif. Beberapa gejala spesifik pada wanita antara lain:

1. Infeksi vagina berulang: Infeksi jamur vagina (kandidiasis vagina) sering terjadi pada wanita dengan HIV. Meskipun semua wanita bisa mengalami ini, pada wanita dengan HIV, infeksi ini cenderung lebih sering kambuh dan sulit diobati. Gejala yang menyertai meliputi keputihan tebal berwarna putih, gatal dan ruam di vagina, sensasi perih di area vagina, serta nyeri saat buang air kecil dan berhubungan seks.

2. Nyeri di panggul atau perut bagian bawah: Ini dikenal sebagai radang panggul, yang disebabkan oleh infeksi pada rahim, indung telur, atau tuba falopi. Sama seperti infeksi jamur vagina, radang panggul pada penderita HIV seringkali lebih sulit diobati dan lebih sering kambuh. Gejala lain yang bisa menyertai adalah keputihan berbau tidak sedap, gangguan menstruasi, demam, dan nyeri saat berhubungan seks atau buang air kecil.

3. Gangguan menstruasi: Beberapa penelitian menunjukkan bahwa wanita dengan HIV, terutama pada tahap lanjut, lebih sering mengalami gangguan menstruasi. Ini bisa berupa siklus haid yang tidak teratur, volume darah haid yang lebih banyak atau lebih sedikit, dan keluhan PMS yang lebih berat. Namun, gangguan menstruasi baru patut dicurigai jika disertai dengan gejala HIV lainnya.

4. Sering sakit atau terkena infeksi: Akibat melemahnya sistem kekebalan tubuh, wanita dengan HIV menjadi rentan terhadap berbagai infeksi. Gejala umum yang bisa muncul meliputi:

  • Demam
  • Batuk yang sulit sembuh atau sering kambuh
  • Sakit tenggorokan
  • Kelelahan yang parah
  • Berkeringat di malam hari
  • Diare kronis
  • Sesak napas
  • Nyeri otot
  • Sariawan di vagina, lidah, atau mulut
  • Pembengkakan kelenjar getah bening yang persisten
  • Ruam
  • Penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas
  • Infeksi jamur kandidiasis di dalam mulut

5. Kanker serviks: Pada tahap lanjut, risiko kanker serviks meningkat pada wanita dengan HIV. 

Mengenali tanda-tanda HIV, baik pada pria maupun wanita, pada tahap awal maupun lanjut, sangat krusial untuk mendapatkan penanganan medis yang tepat dan segera. Jika Anda atau orang terdekat mengalami gejala-gejala yang mencurigakan, segera konsultasikan dengan dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut, termasuk tes HIV. Deteksi dini dan pengobatan yang tepat dapat membantu mengelola infeksi HIV dan meningkatkan kualitas hidup penderitanya.

Fase Perjalanan Alamiah HIV: Periode Jendela

Fase pertama infeksi HIV dikenal sebagai periode jendela. Pada tahap ini, meskipun tubuh telah terinfeksi HIV, pemeriksaan darah mungkin belum mendeteksi antibodi anti-HIV. Periode ini biasanya berlangsung sekitar dua minggu hingga tiga bulan sejak infeksi awal, seperti dijelaskan oleh ayosehat.kemkes.go.id.

Selama periode jendela, seseorang yang terinfeksi HIV sangat infeksius dan dapat menularkan virus kepada orang lain. Hal ini ditandai dengan viral load HIV yang sangat tinggi dan limfosit T CD4 yang menurun tajam.

Gejala "flu-like syndrome" sering terjadi akibat serokonversi dalam darah, saat replikasi virus terjadi sangat hebat pada infeksi primer HIV. Ini adalah salah satu tanda hiv awal yang mungkin tidak disadari.

Fase Perjalanan Alamiah HIV: Masa Laten

Setelah periode jendela, infeksi HIV memasuki masa laten atau infeksi HIV kronis. Pada fase ini, penderita mungkin mengalami gejala ringan atau bahkan tanpa gejala (asimtomatik). Viral load menurun dan relatif stabil, namun jumlah sel CD4 berangsur-angsur menurun.

Tes darah antibodi terhadap HIV pada fase ini akan menunjukkan hasil reaktif, meskipun gejala penyakit belum timbul. Masa tanpa gejala rata-rata berlangsung selama 2-3 tahun, sedangkan masa dengan gejala ringan bisa berlangsung hingga 5-8 tahun, menurut ayosehat.kemkes.go.id.

Penting untuk diingat bahwa pada fase ini, orang dengan HIV tetap dapat menularkan HIV kepada orang lain. Oleh karena itu, deteksi dini tanda hiv melalui tes sangat dianjurkan.

Fase Perjalanan Alamiah HIV: Masa AIDS

Fase III adalah masa AIDS, yang merupakan fase terminal infeksi HIV. Pada tahap ini, kekebalan tubuh telah menurun drastis, nilai viral load semakin tinggi, dan jumlah sel CD4 sangat rendah, sehingga mengakibatkan timbulnya berbagai infeksi oportunistik.

Infeksi oportunistik yang umum terjadi meliputi Tuberkulosis (TBC), herpes zoster (HZV), oral hairy cell leukoplakia (OHL), kandidiasis oral, Pneumocystic jirovecii pneumonia (PCP), infeksi cytomegalovirus (CMV), papular pruritic eruption (PPE), dan Mycobacterium avium complex (MAC). Ini adalah tanda hiv yang menunjukkan kondisi serius.

Perkembangan dari infeksi HIV menjadi AIDS ditentukan oleh jenis dan virulensi virus, serta faktor host (daya tahan tubuh). Ada tiga jenis infeksi HIV berdasarkan kecepatan progresinya: rapid progressor (2-5 tahun), average progressor (7-15 tahun), dan slow progressor (lebih dari 15 tahun setelah infeksi menjadi AIDS), seperti dijelaskan oleh ayosehat.kemkes.go.id.

Sumber: 

  • buku Kader Pemberdayaan Kampung Informasi Dasar HIV dan AIDS yang diterbitkan Bappenas
  • ayosehat.kemkes.go.id
  • laman resmi Repository Universitas Muhammadiyah Semarang

FAQ tentang Tanda HIV

Apa itu HIV?

HIV adalah singkatan dari Human Immunodeficiency Virus, yaitu virus yang menyerang dan merusak sistem kekebalan tubuh manusia, khususnya sel CD4. Kerusakan ini membuat tubuh sulit melawan infeksi dan penyakit lain.

Apa bedanya HIV dan AIDS?

HIV adalah virus yang menyebabkan infeksi, sedangkan AIDS adalah kondisi atau stadium akhir dari infeksi HIV yang tidak diobati. AIDS terjadi ketika sistem kekebalan tubuh sudah sangat lemah akibat kerusakan parah oleh virus HIV, sehingga tubuh rentan terhadap berbagai infeksi oportunistik dan kanker.

Kapan tanda HIV mulai muncul?

Tanda-tanda awal HIV bisa muncul dalam 2-4 minggu setelah terinfeksi, seringkali mirip gejala flu biasa. Namun, banyak orang tidak menunjukkan gejala signifikan pada tahap awal, dan virus bisa berada dalam tubuh selama bertahun-tahun tanpa gejala yang jelas sebelum berkembang ke tahap yang lebih parah, sebagaimana disebutkan oleh halodoc.com.

Apa saja tanda HIV awal?

Tanda HIV awal seringkali menyerupai gejala flu, seperti sariawan, sakit kepala, kelelahan, radang tenggorokan, hilang nafsu makan, nyeri otot, ruam kulit, pembengkakan kelenjar getah bening, dan berkeringat di malam hari. Gejala ini biasanya ringan dan bisa hilang dengan sendirinya, menurut ayosehat.kemkes.go.id.

Apa saja tanda HIV lanjut?

Tanda HIV lanjut muncul ketika sistem kekebalan tubuh sudah sangat melemah. Gejala ini bisa meliputi penurunan berat badan drastis, diare kronis, demam berkepanjangan, batuk menetap, infeksi jamur di mulut atau tenggorokan, pembengkakan kelenjar getah bening yang parah, serta kerentanan terhadap infeksi oportunistik seperti TBC atau meningitis

Apakah orang dengan HIV selalu terlihat sakit?

Tidak. Seseorang yang terinfeksi HIV (HIV positif) bisa tampak sehat dan tidak menunjukkan gejala sakit selama bertahun-tahun, terutama pada fase laten. Oleh karena itu, penampilan fisik tidak bisa menjadi patokan untuk mengetahui status HIV seseorang. Tes darah adalah satu-satunya cara untuk mendeteksinya.

Mengapa penting mengenali tanda HIV?

Mengenali tanda HIV sangat penting untuk deteksi dini dan penanganan yang tepat. Dengan diagnosis awal, penderita dapat segera memulai terapi antiretroviral (ARV) yang dapat memperlambat perkembangan virus, mencegah komplikasi serius, dan meningkatkan kualitas serta harapan hidup. Deteksi dini juga membantu mencegah penularan kepada orang lain, menuru.

Read Entire Article
Helath | Pilkada |