6 Tanda Batu Empedu Keluar, Ketahui Penyebab dan Pengobatannya

1 month ago 19

Liputan6.com, Jakarta Batu empedu bisa saja tidak menimbulkan keluhan, namun saat batu mulai bergerak, gejalanya jadi terasa nyata. Tanda batu empedu keluar biasanya berupa nyeri mendadak di perut kanan atas, yang bisa menjalar ke punggung atau bahu kanan.

Selain nyeri, penderita mungkin mengalami mual, muntah, hingga urin berwarna gelap. Tanda batu empedu keluar ini penting dikenali agar tidak berkembang menjadi infeksi atau peradangan lebih parah.

Mendeteksi tanda batu empedu keluar sejak awal dapat membantu mencegah komplikasi yang serius. Penanganan medis yang cepat dan tepat sangat dianjurkan jika gejala mulai dirasakan.

Berikut Liputan6.com merangkum dari berbagai sumber tentang penjelasan lengkap tanda batu empedu keluar, Kamis (24/7/2025).

Tanda Batu Empedu Keluar

Mengutip kajian yang dipublikasikan di Jurnal Kesehatan Saintika Meditory Volume 1 Nomor 1, kolelitiasis adalah penyakit batu empedu yang dapat ditemukan di dalam kandung empedu atau di dalam saluran empedu, atau pada kedua-duanya. Sebagian besar batu empedu, terutama batu kolesterol, terbentuk di dalam kandung empedu.

Mengutip buku berjudul Ramuan Lengkap Herbal Taklukkan Penyakit (2008) oleh Prof H. Hembing W, batu empedu merupakan suatu keadaan terbentuknya batu (calculi) dalam kantong empedu. Kadang, batu juga terbentuk dalam saluran empedu. Batu kantung empedu yang tinggal diam tidak menimbulkan gejala. Namun, jika batu tersebut menyumbat saluran empedu atau mengakibatkan peradangan pada kantong empedu akan menimbulkan sakit yang hebat.

Berikut ini tanda batu empedu keluar:

1. Nyeri Perut (Kolik Bilier)

Gejala paling umum saat batu empedu keluar adalah nyeri perut yang mendadak dan sangat menyiksa. Disebut kolik bilier, nyeri ini biasanya muncul di perut kanan atas, di bawah tulang rusuk, dan dapat menjalar ke punggung atau bahu kanan. Sakitnya bisa terasa tajam, menusuk, atau seperti kram, dan seringkali muncul setelah makan makanan berlemak. Durasi nyeri bisa berlangsung dari beberapa menit hingga lima jam, bahkan cukup parah hingga membangunkan tidur di malam hari.

2. Mual dan Muntah

Tanda batu empedu keluar lainnya adalah mual yang disertai muntah. Ini adalah respons alami tubuh terhadap rasa sakit hebat akibat penyumbatan saluran empedu. Mual bisa datang tiba-tiba, terasa ringan hingga sangat mengganggu, dan seringkali menyebabkan penderita kehilangan nafsu makan atau mengalami dehidrasi. Mual dan muntah ini umumnya terjadi bersamaan dengan kolik bilier.

3. Penyakit Kuning (Jaundice)

Jika batu menyumbat saluran empedu utama, bilirubin tidak bisa keluar dan menumpuk dalam darah. Akibatnya, penderita mengalami jaundice atau penyakit kuning, yaitu kulit dan bagian putih mata yang menguning. Tanda lainnya adalah urine berwarna gelap seperti teh, tinja menjadi pucat, dan kulit terasa gatal. Ini adalah tanda batu empedu keluar yang serius karena menunjukkan gangguan aliran empedu yang butuh penanganan segera.

4. Demam dan Menggigil

Demam dan menggigil bisa terjadi saat batu empedu menyebabkan infeksi, seperti kolesistitis (radang kantung empedu) atau kolangitis (infeksi saluran empedu). Gejala ini menandakan bahwa tubuh sedang melawan infeksi serius yang dapat berkembang menjadi sepsis. Tanda batu empedu keluar ini harus ditangani dengan cepat karena infeksi bisa menyebar dan mengancam nyawa.

5. Pankreatitis Akut

Batu empedu juga bisa menyumbat saluran pankreas, menyebabkan pankreatitis akut. Gejalanya berupa nyeri hebat di perut bagian tengah atas yang menjalar ke punggung, memburuk setelah makan, dan sering diikuti mual serta muntah berat. Posisi tubuh seperti membungkuk bisa sedikit meredakan nyeri. Kondisi ini adalah tanda batu empedu keluar yang termasuk darurat medis.

6. Perut Kembung dan Tidak Nyaman

Batu empedu yang bergerak dapat mengganggu sistem pencernaan dan menyebabkan perut terasa kembung, penuh, dan begah, meskipun tidak makan banyak. Gejala ini sering kali diabaikan karena dianggap sepele, namun jika disertai nyeri perut kanan atas atau gejala lain di atas, bisa jadi merupakan tanda batu empedu keluar yang perlu diperiksa lebih lanjut.

Penyebab Batu Empedu

Masih dari kajian di Jurnal Kesehatan Saintika Meditory Volume 1 Nomor 1, faktor lain penyebab kolelitiasis adalah obesitas, kehamilan, intoleransi glukosa, resistensi insulin, diabetes mellitus, hipertrigliseridemia, pola diet, penyakit Crohn’s, reseksi ileus. Kolelitiasis termasuk penyakit yang jarang pada anak.

Menurut Anbiar MAP, Suchitra A, Desmawati (2021) sebagaimana dikutip dalam kajian yang dipublikasikan di Medula, Volume 12, Nomor 1, April 2022, batu empedu terbagi menjadi tiga jenis yaitu batu kolestrol, batu pigmen (batu bilirubin), dan batu campuran. Batu pigmen terdiri dari pigmen coklat dan pigmen hitam, dan batu kolestrol adalah jenis yang paling sering dijumpai.

Masih dari sumber yang sama, Faktor risiko kolelitiasis adalah usia, jenis kelamin, berat badan, makanan, aktivitas fisik, nutrisi intra-vena jangka lama. Orang dengan usia >40 tahun memiliki kecenderungan terkena kolelitiasis dibanding dengan usia yang lebih muda dikarenakan meningkatnya sekresi kolesterol kedalam empedu sesuai dengan bertambahnya usia.

Berikut ini penjelasan lengkap penyebab batu empedu:

1. Kelebihan Kolesterol dalam Empedu

Empedu merupakan cairan yang membantu mencerna lemak, dan sebagian besar komponennya adalah kolesterol. Jika hati menghasilkan kolesterol dalam jumlah berlebih, sementara empedu tidak mampu melarutkannya sepenuhnya, maka kolesterol tersebut dapat mengendap dan membentuk batu. Kondisi ini sering terjadi akibat pola makan tinggi lemak jenuh dan rendah serat.

2. Tingginya Kadar Bilirubin

Bilirubin adalah zat yang dihasilkan dari pemecahan sel darah merah. Ketika tubuh memproduksi terlalu banyak bilirubin, biasanya karena kondisi medis seperti sirosis hati, infeksi saluran empedu, atau anemia hemolitik, maka kelebihan zat ini bisa membentuk batu pigmen dalam kantung empedu.

3. Kurangnya Pengosongan Kandung Empedu

Jika kandung empedu tidak mengosongkan isinya secara teratur atau tidak sepenuhnya saat mencerna makanan, maka cairan empedu dapat menjadi pekat dan membentuk endapan. Endapan ini lama-kelamaan akan mengeras menjadi batu empedu. Hal ini bisa disebabkan oleh puasa yang terlalu lama, penurunan berat badan drastis, atau gaya hidup kurang gerak.

4. Faktor Genetik dan Riwayat Keluarga

Risiko mengalami batu empedu meningkat jika ada anggota keluarga dekat yang juga memiliki riwayat penyakit ini. Faktor keturunan dapat memengaruhi komposisi empedu, metabolisme kolesterol, dan pola pengosongan kandung empedu.

5. Kelebihan Berat Badan dan Obesitas

Berat badan berlebih menyebabkan hati memproduksi lebih banyak kolesterol, sehingga meningkatkan risiko pembentukan batu kolesterol. Selain itu, obesitas juga dapat mengganggu pergerakan kandung empedu dan menyebabkan empedu mengendap.

6. Kehamilan

Perubahan hormon selama kehamilan, terutama peningkatan hormon estrogen, dapat memperlambat pengosongan kandung empedu dan meningkatkan kadar kolesterol dalam empedu. Ini membuat ibu hamil lebih rentan mengalami batu empedu, terutama di trimester kedua dan ketiga.

7. Diet Tinggi Lemak dan Rendah Serat

Kebiasaan mengonsumsi makanan tinggi lemak jenuh, makanan cepat saji, dan rendah serat dapat memengaruhi keseimbangan kandungan empedu dan memicu pembentukan batu. Kurangnya serat juga menghambat proses pencernaan yang sehat.

Pengobatan Batu Empedu

Berikut ini adalah penjelasan lebih lengkap mengenai pengobatan batu empedu, yang terbagi dalam beberapa metode berdasarkan kondisi dan tingkat keparahan penyakit:

1. Obat-Obatan Pelarut Batu Empedu

Pengobatan ini menggunakan asam ursodeoksikolat (ursodiol) untuk membantu melarutkan batu empedu yang terbentuk dari kolesterol. Obat ini bekerja dengan cara mengurangi jumlah kolesterol yang dikeluarkan oleh hati, sehingga lambat laun batu menjadi larut dan menghilang.

Namun, pengobatan ini hanya efektif untuk batu empedu berukuran kecil dan tidak mengandung kalsium. Biasanya diberikan untuk pasien yang tidak bisa menjalani operasi karena alasan medis tertentu. Perlu diketahui bahwa pengobatan ini membutuhkan waktu lama (berbulan-bulan hingga bertahun-tahun), dan batu empedu bisa muncul kembali setelah pengobatan dihentikan.

2. Operasi Kolesistektomi (Pengangkatan Kantong Empedu)

Metode paling umum dan efektif untuk menangani batu empedu, terutama bila sudah menimbulkan gejala parah atau komplikasi. Dalam prosedur ini, kantong empedu diangkat secara keseluruhan, sehingga batu tidak bisa terbentuk lagi di tempat tersebut.

- Kolesistektomi laparoskopi adalah teknik minimal invasif yang menggunakan sayatan kecil dan kamera. Pasien biasanya bisa pulang dalam waktu 1–2 hari dan kembali beraktivitas normal dalam seminggu.

- Kolesistektomi terbuka dilakukan jika ada komplikasi seperti peradangan parah, infeksi, atau kelainan anatomi. Pemulihan membutuhkan waktu lebih lama, sekitar 4–6 minggu.

Setelah kantong empedu diangkat, tubuh tetap bisa mencerna makanan, meski kadang pasien perlu mengubah pola makan untuk menghindari gangguan pencernaan ringan seperti diare.

3. ERCP (Endoscopic Retrograde Cholangiopancreatography)

ERCP adalah prosedur non-operatif untuk mengangkat batu dari saluran empedu. Prosesnya menggunakan alat endoskopi yang dimasukkan melalui mulut hingga ke usus halus, lalu batu dikeluarkan dari saluran empedu.

Metode ini sering dipilih jika batu tersangkut di ductus choledochus (saluran empedu utama), yang bisa menyebabkan penyumbatan, infeksi, atau pankreatitis. Setelah ERCP, pasien mungkin masih memerlukan kolesistektomi agar batu tidak terbentuk kembali di kemudian hari.

4. ESWL (Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy)

Teknik ini memanfaatkan gelombang kejut dari luar tubuh untuk memecah batu empedu menjadi serpihan kecil yang bisa keluar sendiri melalui saluran empedu ke usus. Umumnya digunakan untuk batu yang tidak terlalu keras, berukuran kecil hingga sedang, dan tidak mengandung kalsium.

Metode ini jarang digunakan dan hanya tersedia di rumah sakit dengan fasilitas khusus. Biasanya dikombinasikan dengan terapi obat agar pecahan batu bisa larut sempurna.

5. Perubahan Pola Hidup dan Pola Makan

Perubahan gaya hidup sangat penting, baik sebagai pencegahan maupun bagian dari pemulihan setelah operasi. Beberapa langkah yang dianjurkan:

- Mengurangi konsumsi lemak jenuh dan kolesterol tinggi (seperti gorengan, makanan cepat saji, dan daging berlemak).

- Menambah asupan serat, termasuk sayuran hijau, buah segar, dan biji-bijian utuh.

- Menjaga berat badan ideal, karena obesitas meningkatkan risiko terbentuknya batu empedu.

- Menghindari puasa berkepanjangan atau pola makan yang tidak teratur, karena bisa memicu gangguan pada kantong empedu.

Sumber:

- Kajian berjudul Hubungan Peningkatan IMT dengan Kejadian Kolelitiasis di Jurnal Kesehatan Saintika MeditoryVolume 2 Nomor 1

- Buku berjudul Ramuan Lengkap Herbal Taklukkan Penyakit (2008) oleh Prof H. Hembing W

- Kajian berjudul Diagnosis dan Tatalaksana Kolelitiasis di Medula | Volume 12 | Nomor 1 | April 2022

Q & A Seputar Topik

Apa tanda paling umum batu empedu keluar dari kantung empedu?

Tanda paling umum adalah nyeri perut mendadak (kolik bilier), terutama di bagian kanan atas perut atau tengah perut. Rasa nyeri bisa tajam atau kram, seringkali terjadi setelah makan makanan berlemak dan bisa menjalar ke punggung atau bahu kanan.

Apakah mual dan muntah termasuk tanda batu empedu keluar?

Ya. Mual dan muntah sering menyertai nyeri perut saat batu empedu keluar. Ini terjadi karena tubuh merespons rasa sakit hebat dan gangguan pada sistem pencernaan akibat batu yang menyumbat saluran empedu.

Mengapa penyakit kuning bisa terjadi saat batu empedu keluar?

Batu empedu yang keluar dan menyumbat saluran empedu utama bisa menyebabkan penumpukan bilirubin, sehingga kulit dan mata tampak kuning. Ini dikenal sebagai jaundice dan merupakan tanda bahwa batu sudah masuk ke saluran empedu.

Bagaimana demam dan menggigil menjadi tanda batu empedu keluar?

Jika batu menyumbat dan menimbulkan infeksi pada saluran empedu atau kantung empedu, maka bisa muncul demam tinggi dan menggigil. Ini adalah tanda bahwa peradangan atau infeksi serius sedang terjadi dan memerlukan penanganan medis segera.

Apa kaitan antara batu empedu yang keluar dan pankreatitis akut?

Batu empedu yang menyumbat saluran pankreas dapat memicu pankreatitis akut, ditandai dengan nyeri hebat di perut bagian atas, mual, muntah, dan kadang menjalar ke punggung. Ini termasuk komplikasi serius dari batu empedu yang keluar.

Read Entire Article
Helath | Pilkada |