Liputan6.com, Jakarta Kementerian Pendidikan Malaysia mengatakan banyak sekolah di sana diliburkan lantaran tingginya kasus influenza atau flu. Paling tidak, tercatat enam ribuan siswa di Negeri Jiran yang terinfeksi virus influenza.
"Pekan lalu, sekitar enam ribu siswa terinfeksi influenza. Hal ini tidak terjadi di satu area saja tapi banyak wilayah," kata Direktur Jenderal Kementerian Pendidikan Malaysia, Mohd Azam mengutip The Rakyat Post.
Pengalaman dari kejadian penyakit menular sebelumnya termasuk COVID-19, pemerintah di sana mengingatkan kepada sekolah-sekolah untuk mengikuti panduan agar penularan flu tak meluas.
"Dan, kami telah mengingatkan sekolah untuk mengikuti panduan, mendorong pemakaian masker dan mengurangi aktivitas kelompok pada para siswa," kata Mohd Azam pada 13 Oktober 2025.
Sebelumnya, Kementerian Kesehatan setempat mengatakan terdapat 93 klaster penularan influenza pekan lalu. Padahal pekan sebelumnya 'cuma' 14 klaster.
Fakta tentang Influenza, Bukan Batuk Pilek Biasa
Influenza atau flu kerap dianggap sebagai penyakit remeh seperti batuk pilek biasa. Faktanya tidak begitu. Berikut fakta tentang influenza.
1. Influenza Penyakit karena Virus
Influenza merupakan penyakit karena virus influenza. Mengenai jenisnya, terbagi menjadi tiga yakni influenza A, B dan C.
Influenza B biasanya lebih ringan dibandingkan tipe A, meski tetap bisa menimbulkan kasus berat.
Sementara influenza C hanya menimbulkan gejala flu ringan seperti disampaikan Unit Kerja Koordinasi (UKK) Respirologi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Dr dr. Nastiti Kaswandani, SpA, Subspesialis Respirologi (K).
2. Gejala Influenza
Berbeda dengan common cold yang cuma batuk dan pilek lalu sembuh. Gejala pada orang yang terkena influenza lebih parah.
"Influenza ada demam, ada nyeri badannya, sakit kepala, kemudian lemas. Jadi memang lebih berat,” jelas Nastiti dalam Media Briefing secara virtual dengan topik Mengenali Influenza A dan B pada Anak bersama Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), pada Selasa, 30 September 2025.
3. Influenza Bisa Mematikan
Nastiti mengatakan agar masyarakat tidak anggap enteng influenza. Penyakit ini bisa timbulkan komplikasi bahkan kematian.
“Jadi, ada yang salah kalau menyatakan bahwa flu tidak berbahaya kok, tidak mematikan. Kalau common cold, iya. Tapi kalau flu, dia bisa berbahaya dan bisa mematikan,” tambahnya.
Kematian akibat influenza yang terlaporkan sebenarnya hanya sebagian kecil dari kasus sebenarnya. Banyak pasien meninggal akibat gangguan pernapasan tanpa pernah didiagnosis flu.
“Artinya yang terlaporkan sebagai kematian akibat flu itu sebenarnya jauh lebih sedikit dibandingkan yang terjadi sebenarnya. Kalau kita lihat gunung es itu permukaannya kecil tapi di dalam laut itu ada gunung yang besar yang tidak terlihat,” kata Nastiti.
4. Alasan Influenza Bisa Mematikan
Nastiti megdua faktor penyebab banyak pasien yang tidak terselamatkan akibat flu ini.
“Pertama, dia meninggal karena gangguan penafasan demam, batuk, dan pilek. Tetapi tidak pernah terdeteksi bahwa penyebabnya influenza karena tidak dilakukan pemeriksaan diagnosis.
Yang kedua, belum sempat sampai ke rumah sakit sudah meninggal dulu.
5. Anak-Anak Paling Rentan Kena Influenza
Kelompok rentan adalah anak-anak dengan tingkat serangan mencapai 20–30 persen, lebih tinggi dibanding orang dewasa (5–10 persen).
“Pada anak itu, populasi yang terkena dibandingkan orang dewasa memang lebih besar dan lebih berat,” ungkap Nastiti.
6. Cara Mencegah Influenza
Penerapan etika batuk dan bersin, rajin mencuci tangan, serta menjaga jarak masih menjadi kunci dalam mencegah penularan influenza. Kebiasaan ini terbukti mengurangi risiko penyebaran penyakit, terutama di lingkungan yang padat.
Nastiti mengingatkan, “Kalau terkena influenza, tutup mulut dan hidung dengan tisu atau lengan ketika batuk. Jangan lupa cuci tangan, perbanyak istirahat, serta konsumsi makanan bergizi.”
7. Vaksin Influenza Turunkan Angka Kematian Akibat Flu
Selain menjaga kebersihan, vaksinasi influenza tahunan merupakan perlindungan spesifik yang sangat dianjurkan. IDAI merekomendasikan vaksinasi mulai usia 6 bulan. Menurut Nastiti, vaksin ini tidak terikat musim dan dapat diberikan kapan saja.
“Kita sepanjang tahun bisa memberikan vaksin, tanpa perlu menunggu apakah virus yang beredar berasal dari Amerika atau Australia. Perlindungan tetap bisa didapatkan,” ungkapnya.
Vaksin influenza terbukti menurunkan angka rawat inap dan kematian akibat flu. Dengan vaksinasi, risiko komplikasi pada kelompok rentan seperti anak-anak, lansia, dan orang dengan penyakit kronis dapat diminimalkan.