Liputan6.com, Jakarta Kondisi kurang darah, atau yang dikenal secara medis sebagai anemia, adalah masalah kesehatan yang sangat umum terjadi di masyarakat, sering kali tanpa disadari. Anemia terjadi ketika tubuh kekurangan sel darah merah atau hemoglobin (Hb), protein pembawa oksigen. Mengetahui tanda tanda kurang darah sejak dini sangat penting untuk mencegah komplikasi serius.
Kekurangan oksigen dalam jaringan otak dan otot akibat rendahnya Hb ini dapat menyebabkan gangguan konsentrasi dan kebugaran. Anemia bukan sekadar penyakit, melainkan sebuah tanda dari proses penyakit yang mendasarinya.
Melansir dari buku Anemia pada Remaja dan Cara Mengatasinya (Sri Yanniarti, Epti Yorita, Rolita Efriani, 2024), anemia didefinisikan sebagai keadaan di mana kadar hemoglobin (Hb) di dalam darah lebih rendah dibanding nilai normal. Diagnosis anemia dilakukan dengan pemeriksaan kadar Hb, di mana pada wanita usia subur (WUS) dan remaja putri, kadar di bawah 12 g/dL mengindikasikan anemia
Mengenal Anemia: Definisi dan Mekanisme Kekurangan Oksigen
Anemia adalah kondisi medis di mana jumlah sel darah merah (eritrosit) atau kadar hemoglobin (Hb) dalam darah berada di bawah batas normal. Fungsi utama Hb adalah mengikat oksigen dari paru-paru dan membawanya ke seluruh jaringan tubuh.
Ketika kadar Hb rendah, kapasitas darah untuk membawa oksigen ke seluruh tubuh juga berkurang, sehingga jaringan tubuh tidak mendapatkan pasokan energi yang cukup. Hemoglobin sendiri dibentuk dari gabungan protein dan zat besi.
Kekurangan zat besi, asam folat, dan vitamin B12 adalah penyebab utama anemia. Anemia bisa digolongkan kronis (terjadi bertahap dalam jangka panjang) atau akut (terjadi cepat dan lebih berat)
Tanda-Tanda Kurang Darah Paling Umum dan Jelas
Gejala anemia sangat bervariasi tergantung pada penyebab dan tingkat keparahannya. Anemia ringan bahkan bisa tidak menimbulkan gejala sama sekali pada awalnya. Namun, gejala biasanya akan muncul dan memburuk seiring bertambahnya tingkat keparahan anemia seperti dijelaskan di Mayo Clinic.org.
Berikut adalah tanda tanda kurang darah yang paling sering dikeluhkan, sebagaimana diuraikan dalam buku Anemia pada Remaja dan Cara Mengatasinya (Sri Yanniarti dkk, 2024):
1. Kelelahan dan Kelemahan
Ini adalah gejala yang paling umum. Tubuh terasa lemah, cepat lelah, dan ingin tidur terus-menerus karena kurangnya oksigen di otot.
2. Pucat (Kulit, Bibir, dan Kuku)
Pucat terjadi karena kurangnya hemoglobin yang memberikan warna merah pada darah. Pucat ini terlihat jelas pada kulit (terutama pipi dan bibir), lapisan dalam kelopak mata (conjungtiva), dan bantalan kuku yang tidak berwarna merah muda seperti biasanya.
3. Pusing, Sakit Kepala, dan Pingsan
Kurangnya oksigen yang sampai ke otak dapat menyebabkan sakit kepala, pusing, dan pada kasus parah dapat menyebabkan pingsan.
4. Sesak Napas
Jantung dan paru-paru harus bekerja lebih keras untuk mengompensasi kekurangan oksigen dalam darah, yang menyebabkan sesak napas.
5. Detak Jantung Cepat (Palpitasi)
Jantung berdetak lebih cepat atau tidak teratur (aritmia) sebagai upaya untuk memompa darah lebih banyak guna menggantikan kekurangan oksigen.
6.Tangan dan Kaki Dingin
Sirkulasi darah yang membawa oksigen terganggu, membuat ekstremitas terasa dingin.
7. Susah Konsentrasi dan Gampang Marah
Kekurangan oksigen dalam jaringan otak menyebabkan kurangnya konsentrasi dan mudah marah, mengganggu aktivitas sehari-hari.
Penyebab Utama Anemia: Defisiensi Nutrisi dan Penyakit Kronis
Anemia merupakan sebuah tanda dari proses penyakit, sehingga penting untuk mencari penyebab mendasarnya. Mayoritas kasus anemia di Indonesia disebabkan oleh kekurangan gizi besi.
1. Defisiensi Zat Besi
Penyebab utama anemia adalah defisiensi zat besi, yang dibutuhkan sumsum tulang untuk memproduksi hemoglobin. Kehilangan darah yang signifikan, seperti menstruasi berat pada wanita usia subur, kehamilan, atau kehilangan darah perlahan akibat ulserasi dan polip, dapat menghabiskan simpanan zat besi dalam tubuh (Mayo Clinic.org). Menurut Kemenkes (2018), di Indonesia, sebagian besar anemia terjadi karena kurangnya asupan makanan sumber zat besi, khususnya sumber pangan hewani (besi heme).
2. Defisiensi Vitamin Penting
Selain zat besi, tubuh memerlukan asam folat (Vitamin B9) dan Vitamin B12 untuk memproduksi sel darah merah yang cukup. Rendahnya asupan vitamin ini dalam makanan, atau gangguan penyerapan vitamin B12, dapat menyebabkan penurunan produksi sel darah merah, yang dikenal sebagai anemia defisiensi vitamin (Anemia pada Remaja dan Cara Mengatasinya, Sri Yanniarti dkk, 2024).
3. Penyakit Kronis dan Lainnya
Penyakit kronis seperti gagal ginjal, kanker, AIDS, dan inflamasi dapat mengganggu produksi sel darah merah. Selain itu, anemia dapat disebabkan oleh kelainan bawaan yang memengaruhi sintesis hemoglobin (Anemia Hemolitik) atau kegagalan sumsum tulang memproduksi sel darah (Anemia Aplastik) (Mayo Clinic.org).
Bahaya dan Komplikasi Jika Kurang Darah Tidak Diobati
Jika tanda tanda kurang darah diabaikan dan anemia tidak diobati, kondisi ini dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan serius, bahkan mengancam jiwa.
Komplikasi yang mungkin terjadi meliputi (Mayo Clinic.org):
- Kelelahan Parah (Severe Fatigue): Anemia berat dapat membuat penderita tidak mampu melakukan aktivitas sehari-hari dan menurunkan produktivitas.
- Komplikasi Kehamilan: Ibu hamil dengan anemia defisiensi folat berisiko lebih tinggi mengalami komplikasi, seperti kelahiran prematur.
- Masalah Jantung: Anemia memaksa jantung bekerja lebih keras untuk memompa darah guna mengimbangi kekurangan oksigen, yang dapat menyebabkan detak jantung cepat atau tidak teratur (aritmia), pembesaran jantung, hingga gagal jantung.
- Kematian: Beberapa jenis anemia bawaan (seperti anemia sel sabit) atau kehilangan darah yang sangat banyak dan cepat dapat menyebabkan anemia berat yang berakibat fatal.
Cara Cepat Mengatasi Kurang Darah dan Mencegahnya
Penanganan anemia harus disesuaikan dengan penyebabnya dan berfokus pada peningkatan kadar hemoglobin dengan cepat.
1. Mengonsumsi Tablet Tambah Darah (TTD)
Pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) merupakan cara yang efektif untuk mencegah dan menanggulangi anemia akibat kekurangan zat besi atau asam folat. TTD diberikan secara rutin, misalnya, bagi Wanita Usia Subur (WUS) disarankan mengonsumsi tablet seminggu sekali dan 1 tablet sehari selama masa haid, serta setiap hari selama masa kehamilan bagi ibu hamil (Permenkes, 2014 dalam buku Anemia pada Remaja dan Cara Mengatasinya Sri Yanniarti dkk, 2024).
2. Meningkatkan Asupan Zat Besi Heme (Hewani)
Meningkatkan asupan makanan sumber zat besi dengan pola makan bergizi seimbang adalah prioritas. Zat besi heme (dari hewani) paling mudah diserap tubuh (20−30%), sehingga harus ditingkatkan. Contohnya adalah hati, daging (sapi, kambing), unggas, dan ikan.
3. Meningkatkan Penyerapan Nutrisi
Untuk meningkatkan penyerapan zat besi, terutama dari sumber nabati, perlu mengonsumsi makanan kaya Vitamin C (seperti jeruk, jambu, stroberi, dan brokoli) yang membantu penyerapan zat besi. Sebaliknya, hindari konsumsi teh, kopi (mengandung tanin), kalsium, fosfor, serat, dan fitat (biji-bijian) dalam jangka panjang dan pendek saat makan, karena zat-zat ini dapat menghambat penyerapan zat besi.
Pilihan Makanan Terbaik Penambah Darah
Pola makan yang tepat dan kaya nutrisi adalah kunci untuk mengatasi dan mencegah tanda tanda kurang darah. Makanan penambah darah harus mengandung zat besi, asam folat, dan Vitamin B12.
Zat Besi Heme (Paling Mudah Diserap - American Red Cross):
- Daging dan Telur: Daging sapi, domba, hati, daging ayam, dan telur.
- Hidangan Laut: Udang, kerang, tiram, ikan tuna, dan ikan sarden.
Zat Besi Non-Heme (Nabati):
- Sayuran Berdaun Hijau: Bayam, daun bit, kangkung, sawi, dan brokoli.
- Kacang-kacangan: Kacang polong, kacang merah, kacang lentil, dan tahu.
- Buah-buahan Kering: Aprikot kering (sumber zat besi yang baik untuk mencegah kelelahan dan anemia - Makanan Sumber Tenaga, Janette Marshall, 2005), kismis, dan buah ara.
Sumber Folat (Penting untuk Pembentukan Sel Darah Merah):
- Jeruk (sering tidak disangka memiliki folat memadai), jus buah, sayuran berdaun hijau tua, dan produk biji-bijian yang diperkaya (Mayo Clinic.org).
Pertanyaan yang Sering Diajukan
Apakah mendonorkan darah dapat menyebabkan anemia?
Donor darah yang berlebihan dan tidak diimbangi dengan asupan zat besi yang cukup dapat menghilangkan zat besi dalam tubuh. Hal ini meningkatkan risiko defisiensi zat besi. Oleh karena itu, Mayo Clinic.org menyarankan bagi yang memiliki hemoglobin rendah saat screening donor, untuk segera membuat janji temu dengan dokter.
Apa perbedaan antara anemia defisiensi besi dan kekurangan gizi besi?
Kekurangan gizi besi adalah kondisi di mana simpanan zat besi dalam tubuh (diukur dengan serum ferritin) berada di bawah ambang batas normal, yang dapat terjadi tanpa kadar Hb yang rendah. Anemia defisiensi besi adalah kondisi yang lebih parah, di mana kadar Hb dan serum ferritin sama-sama di bawah normal, yang artinya sudah memengaruhi pembentukan sel darah merah.
Mengapa wanita lebih rentan mengalami anemia dibandingkan pria?
Wanita lebih rentan mengalami anemia, terutama anemia defisiensi zat besi, karena kehilangan darah yang signifikan setiap bulan akibat menstruasi. Kehamilan juga meningkatkan kebutuhan zat besi dan asam folat secara drastis, meningkatkan risiko anemia jika tidak diatasi dengan suplemen dan pola makan yang baik.
Apakah konsumsi teh atau kopi setelah makan dapat menyebabkan anemia?
Teh dan kopi mengandung zat yang disebut tanin. Tanin adalah zat penghambat (inhibitor) yang dapat mengikat zat besi non-heme dari makanan dan menghambat penyerapannya di usus. Meskipun tidak secara langsung menyebabkan anemia, kebiasaan minum teh atau kopi segera setelah makan, terutama pada individu yang dietnya sudah rendah zat besi, dapat memperburuk risiko anemia.
Kapan seseorang harus segera ke dokter karena tanda tanda kurang darah?
Anda harus segera membuat janji temu dengan penyedia layanan kesehatan jika mengalami kelelahan atau sesak napas yang tidak diketahui penyebabnya. Pemeriksaan laboratorium untuk kadar hemoglobin dan ferritin diperlukan untuk menegakkan diagnosis dan menentukan jenis pengobatan yang tepat.