9 Tanda Kucing Rabies, Ketahui Diagnosis hingga Pencegahannya

4 hours ago 1

Liputan6.com, Jakarta Kesehatan hewan peliharaan menjadi perhatian utama bagi pemilik kucing. Salah satu kondisi yang perlu diwaspadai adalah tanda kucing rabies, penyakit virus yang bisa menular ke manusia. 

Rabies pada kucing sering ditandai dengan perubahan perilaku yang drastis, seperti agresif tanpa sebab atau menjadi sangat pemalu. Memperhatikan tanda kucing rabies sejak dini dapat mencegah risiko penularan dan memastikan hewan mendapat perawatan medis yang sesuai.

Selain perilaku, kondisi fisik juga bisa menjadi indikator. Gejala seperti air liur berlebihan, kesulitan menelan, dan tremor otot merupakan tanda kucing rabies yang perlu diwaspadai. 

Mengutip buku berjudul Penyakit Infeksi di Indonesia: Solusi Kini & Mendatang (2011) oleh Nasronudin, rabies adalah infeksi virus rabies pada hewan yang dapat ditularkan ke manusia melalui air liur hewan yang terinfeksi virus rabies.

Penyakit ini tergolong dalam zoonosis, yang menyerang susunan saraf pusat, ditandai dengan disfungsi hebat pada susunan saraf pusat.

Berikut Liputan6.com merangkum dari berbagai sumber tentang penjelasan lengkap tanda kucing rabies, Kamis (16/10/2025).

Tanda Kucing Rabies

Mengutip buku berjudul Tanda Bahaya dari Tubuh (2016) oleh Dwi Sunar Prasetyono, gejala atau tanda kucing terkena rabies hampir sama dengan anjing. Beberapa gejala atau tanda kucing terkena rabies adalah senang menyembunyikan diri, banyak mengeong, senang mencakar-cakar lantai, menjadi agresif, dan setelah 2-4 hari sejak gejala pertama muncul, biasa terjadi kelumpuhan terutama di bagian belakangg.

Berikut ini penjelasan singkat tanda kucing rabies:

1. Perubahan Perilaku Halus

Kucing yang biasanya tenang atau bersahabat bisa tiba-tiba menjadi gelisah, mudah tersinggung, atau agresif tanpa alasan jelas. Sebaliknya, kucing ekstrovert kadang berubah menjadi pemalu, menyendiri, atau enggan berinteraksi dengan manusia maupun hewan lain. Perubahan perilaku ini sering menjadi indikator awal infeksi rabies.

2. Demam dan Kelesuan

Infeksi virus rabies dapat menyebabkan kucing mengalami demam ringan. Kucing terlihat lesu, tidak aktif, dan cenderung tidur lebih banyak dari biasanya. Kondisi ini menandakan sistem imun sedang bereaksi terhadap virus yang masuk ke tubuh.

3. Penurunan Nafsu Makan

Kucing yang terinfeksi sering menolak makanan atau mengurangi porsi makannya. Penurunan nafsu makan ini merupakan tanda awal gangguan kesehatan yang disebabkan virus dan memengaruhi energi serta kekuatan tubuh kucing.

4. Sensitivitas terhadap Rangsangan

Kucing menjadi lebih reaktif terhadap cahaya terang, suara keras, atau gerakan di sekitarnya. Sensitivitas berlebihan ini menunjukkan sistem saraf pusat yang mulai terganggu akibat infeksi rabies.

5. Perubahan Vokalisasi

Suara kucing berubah, seperti mengeong lebih keras, menggeram, atau mengeluarkan suara yang tidak biasa. Perubahan vokalisasi ini menandakan ketegangan saraf dan ketidaknyamanan yang dialami kucing.

6. Agresi Ekstrem

Pada tahap furious, kucing bisa menyerang orang, hewan lain, atau bahkan benda mati tanpa provokasi. Agresi ini sangat berbahaya karena virus rabies menimbulkan perilaku tidak terkendali, yang bisa meningkatkan risiko penularan ke manusia atau hewan lain.

7. Pupil Melebar dan Gugup

Mata kucing tampak lebih besar dari biasanya, perilaku menjadi gugup, mudah tersinggung, dan kadang tampak bingung atau berhalusinasi. Pupil melebar menunjukkan gangguan saraf yang terjadi sepanjang perkembangan penyakit.

8. Kesulitan Bergerak dan Lemah Otot

Pada tahap paralitik, otot kucing mulai melemah, menyebabkan kesulitan berjalan atau berdiri. Kelumpuhan biasanya dimulai dari kaki belakang dan menyebar ke bagian tubuh lain, menandakan kerusakan saraf progresif akibat virus.

9. Air Liur Berlebihan dan Kesulitan Menelan

Otot mulut dan tenggorokan terganggu, membuat kucing kesulitan menelan dan mengeluarkan air liur berlebihan atau berbusa. Beberapa kucing juga mengalami kejang sebelum akhirnya koma dan mati, biasanya terjadi 7–10 hari setelah gejala pertama muncul.

Masa Inkubasi dan Penularan Rabies pada Kucing

Mengutip kajian yang dipublikasikan di Prosiding Konferensi Ilmiah Veteriner Nasional (KIVNAS) ke-13 Palembang, 23-26 November 2014, virus rabies sangat mudah ditemukan pada air liur hewan yang menderita rabies, sehingga penularan utama penyakit virus ini adalah melalui gigitan oleh hewan yang menderita rabies.

Setelah terjadi gigitan, virus rabies akan menginfeksi sel syaraf di daerah gigitan selanjutnya menuju sel syaraf di dalam otak, dan akan menyebabkan kerusakan pada otak. Masa inkubasi virus rabies antara 7 hari sampai dengan beberapa bulan bahkan sampai beberapa tahun.

Gejala yang muncul setelah gigitan (fase agitasi) antara lain terjadi perubahan tingah laku (dari jinak menjadi galak), liar (berani dengan orang, meskipun pemiliknya sendiri), tidak ingat jalan pulang (mengembara sampai puluhan kilometer).

Fase berikutnya (fase exitasi) hewan menjadi agresif, galak, mengejar/menyerang semua benda yang bergerak (hewan lain/manusia), menggigit dan menelan benda yang tidak lazim (batu, kayu dll), terlihat keluar air liur yang sangat belebih (hypersalivasi), meraung raung, kadang kadang ekor terlihat menggantung, takut terhadap cahaya (photophobia) sehingga sering bersembunyi di tempat yang gelap (dibawah kolong meja dll) dan takut terhadap air (hydrophobia).

Fase terakhir (fase paralisa) penyakit ini ditandai dengan kelumpuhan, kesulitan bernafas, kejang, koma dan terlihat hewan "masih galak" mesipun sudah lumpuh, dan diakhiri dengan kematian.

Berikut ini penjelasan masa inkubasi dan penularan rabies pada kucing:

1. Infeksi dan Penularan:

  • Rabies adalah infeksi virus yang menyerang sistem saraf pusat, termasuk otak dan sumsum tulang belakang.
  • Penyakit ini bisa menular ke manusia melalui gigitan atau cakaran kucing yang terinfeksi.
  • Virus rabies termasuk penyakit zoonosis yang sangat berbahaya.

2. Masa Inkubasi:

  • Umumnya berkisar 3–8 minggu.
  • Periode inkubasi bisa bervariasi, mulai dari 10 hari hingga lebih dari satu tahun.

3. Faktor yang Mempengaruhi Gejala:

  • Lokasi gigitan (semakin dekat ke otak, gejala muncul lebih cepat).
  • Tingkat keparahan luka.
  • Jumlah virus yang masuk ke tubuh kucing.

4. Pentingnya Pemahaman:

  • Mengetahui masa inkubasi membantu pemilik kucing untuk waspada terhadap gejala awal.
  • Mempercepat penanganan medis dan mencegah risiko penularan ke manusia atau hewan lain.

Diagnosis, Pencegahan, dan Penanganan Rabies pada Kucing

1. Diagnosis Rabies:

  • Sangat sulit dilakukan pada kucing yang masih hidup.
  • Diagnosis pasti hanya bisa dilakukan melalui pemeriksaan jaringan otak kucing yang telah mati.
  • Jika kecurigaan tinggi, dokter hewan dapat merekomendasikan pengiriman sampel otak untuk pengujian laboratorium.

Mengutip buku berjudul Hidup Sehat Bersama Kucing Kesayangan (2013) oleh Nurheti Yuliarti, beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mendiagnosis rabies adalah metode dFA (Direct Fluorescent antibody tes), pemeriksaan histopatologi, Immunohistochemistry (IHC), Ultrastruktur (pewarnaan negatif virus rabies yang dilihat dengan mikroskop elektron).

2. Pencegahan:

  • Vaksinasi rabies secara teratur adalah cara terbaik melindungi kucing dari infeksi.
  • Program vaksinasi massal membantu menciptakan kekebalan komunitas dan mengurangi risiko penularan.
  • Memahami tanda kucing rabies sejak awal penting untuk pencegahan dan keselamatan.

3. Penanganan Darurat:

  • Jika kucing digigit hewan liar atau hewan yang dicurigai rabid, segera hubungi dokter hewan.
  • Tidak ada pengobatan atau penyembuhan setelah gejala rabies muncul; tindakan cepat sangat penting.

4. Edukasi Masyarakat:

  • Masyarakat perlu diberikan informasi tentang bahaya rabies dan pentingnya vaksinasi.
  • Edukasi ini membantu mengurangi risiko penularan dan meningkatkan kesadaran perlindungan hewan peliharaan.

Q & A Seputar Topik

Apa saja tanda kucing rabies yang paling umum terlihat?

Tanda kucing rabies umumnya meliputi perubahan perilaku yang ekstrem seperti menjadi sangat agresif atau justru sangat pendiam. Kucing juga bisa menunjukkan gejala gelisah, takut air (hidrofobia), kejang, air liur berlebihan, serta kesulitan menelan atau berjalan.

Bagaimana cara membedakan kucing rabies dengan kucing yang hanya stres atau sakit biasa?

Kucing rabies biasanya menunjukkan perubahan perilaku yang drastis dan disertai gangguan saraf, seperti kehilangan koordinasi tubuh atau menggigit tanpa alasan. Sementara kucing yang stres umumnya masih bisa makan, tidur, dan berinteraksi, meski tampak lebih sensitif.

Apakah tanda kucing rabies muncul langsung setelah digigit hewan lain?

Tidak selalu. Masa inkubasi virus rabies pada kucing bisa berlangsung dari 3 minggu hingga beberapa bulan. Tanda-tanda baru akan muncul setelah virus mencapai sistem saraf pusat, sehingga pemilik perlu waspada meski gejala belum tampak.

Apakah kucing yang sudah divaksin masih bisa menunjukkan tanda rabies?

Kemungkinannya sangat kecil. Kucing yang mendapatkan vaksin rabies secara rutin memiliki sistem kekebalan yang mampu melawan virus. Namun, jika vaksinasi terlambat atau tidak lengkap, risiko infeksi masih ada, terutama setelah kontak dengan hewan liar.

Apa yang harus dilakukan jika kucing menunjukkan tanda rabies?

Segera pisahkan kucing dari hewan lain dan manusia untuk mencegah penularan. Hubungi dokter hewan atau dinas kesehatan hewan setempat untuk pemeriksaan lebih lanjut. Hindari menyentuh kucing secara langsung tanpa alat pelindung karena virus dapat menular melalui air liur.

Foto Pilihan

Tenaga kesehatan Siti Nurjanah (kiri) dibantu rekan-rekannya memberikan vaksin campak kepada seorang anak dalam kampanye vaksinasi campak dari rumah ke rumah menyusul wabah di Sumenep, Pulau Madura, Jawa Timur, Senin 8 September 2025. (AP Photo/Dita Alangkara)
Read Entire Article
Helath | Pilkada |