Liputan6.com, Jakarta - Tahukah kamu bahwa sprei bersih dapat memberikan dampak besar pada kualitas tidur dan kesehatan tubuh secara keseluruhan? Banyak orang belum memahami kenapa harus rutin ganti sprei. Padahal, kebiasaan sederhana ini bisa mencegah berbagai masalah kesehatan.
Kamu wajib tahu apa yang akan terjadi jika sprei tidak diganti, frekuensi ideal ganti sprei, serta tanda-tanda sprei kamu sudah harus diganti.
Kenapa Harus Rutin Ganti Sprei? Ini Penjelasan Ahli
Menurut rekomendasi Sleep Foundation, ganti sprei sebaiknya dilakukan minimal seminggu sekali. Tujuannya adalah untuk menghilangkan tumpukan sel kulit mati, keringat, minyak, dan kotoran yang dapat menempel pada sprei.
Jika tidak dibersihkan secara rutin, semua itu bisa menjadi pemicu munculnya jerawat, iritasi kulit, hingga reaksi alergi. Inilah salah satu alasan penting kenapa harus rutin ganti sprei, apalagi jika kamu memiliki alergi atau memiliki hewan peliharaan yang tidur di tempat tidur.
Apa yang Akan Terjadi Jika Sprei Tidak Diganti?
Banyak orang menunda mengganti sprei karena merasa masih terlihat bersih. Tahukah kamu apa yang akan terjadi jika sprei tidak diganti dalam waktu lama?
Berikut ini beberapa bahaya utama apa yang akan terjadi jika sprei tidak diganti secara rutin seperti dikutip dari WebMD pada Senin, 14 April 2025.
- Tungau debu: Sel kulit mati yang menumpuk di sprei adalah makanan bagi tungau debu, pemicu utama alergi dan asma.
- Bakteri dan jamur: Kombinasi air liur, keringat, dan kelembapan menciptakan lingkungan ideal untuk pertumbuhan mikroorganisme.
- Jerawat dan infeksi kulit: Sarung bantal kotor bisa menyumbat pori-pori dan memperparah jerawat.
- Penyebaran penyakit: Saat sedang sakit, ganti sprei sesegera mungkin untuk mencegah penularan kuman ke anggota keluarga lainnya.
Faktor yang Mempengaruhi Frekuensi Ganti Sprei
Frekuensi ganti sprei ideal bisa berbeda-beda tergantung pada kondisi masing-masing individu. Berikut beberapa faktor yang perlu diperhatikan:
- Keringat berlebih: Jika Anda sering berkeringat saat tidur, ganti sprei setiap 2–3 hari lebih disarankan.
- Alergi atau asma: Orang dengan alergi harus lebih sering mengganti sprei, minimal seminggu sekali.
- Hewan peliharaan: Jika anjing atau kucing tidur di ranjang, maka sprei harus diganti lebih sering.
- Kondisi kulit: Untuk yang memiliki jerawat atau eksim, sprei bersih membantu mencegah iritasi.
- Bau tak sedap: Jika sprei mulai berbau tidak sedap, itu pertanda sudah waktunya ganti sprei, meski belum seminggu.
Dengan memperhatikan faktor-faktor ini, kamu bisa menyesuaikan seberapa sering sprei perlu diganti untuk menjaga kebersihan dan kenyamanan tidur.
Tanda Sprei Perlu Diganti dengan yang Baru
Selain mencuci, penting juga mengetahui kapan saatnya membeli sprei baru. Umumnya, sprei yang digunakan setiap hari harus diganti total setelah dua tahun.
Namun, kualitas bahan, frekuensi pemakaian, dan cara perawatan juga memengaruhi. Berikut tanda-tanda ganti sprei baru sudah diperlukan:
- Kain mulai berbulu (pilling)
- Noda membandel tak bisa hilang
- Robekan atau jahitan terlepas
- Warna memudar dan kain menipis
- Bau tak hilang meski sudah dicuci
- Karet sprei bawah longgar
Jika menemukan tanda-tanda ini, segera ganti sprei lama kamu. Dan, jangan lupa untuk mencuci sprei baru sebelum dipakai, demi kebersihan optimal.