Perkembangan Teknologi Inovasi Bahan Kosmetik Baru Perlu Diimbangi Peningkatan Literasi Konsumen

7 hours ago 3

Liputan6.com, Jakarta - Perkembangan teknologi di bidang kosmetik mendukung munculnya inovasi bahan kosmetik baru.

Meski merupakan kabar baik, tapi tantangan selanjutnya adalah bagaimana inovasi tersebut dapat mewujudkan kosmetik yang aman dan berkualitas, serta terawasi oleh regulator.

Deputi Bidang Pengawasan Obat Tradisional, Suplemen Kesehatan dan Kosmetik Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Mohamad Kashuri, mengatakan, perkembangan ini perlu diimbangi dengan peningkatan literasi konsumen.

Literasi konsumen tentang kosmetik perlu ditingkatkan agar tidak mudah tergoda bujuk rayu iklan,” kata Kashuri dalam seminar yang diselenggarakan Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran (Unpad) bersama Labcos (Cosmetic Laboratory) di Jatinangor, Sumedang, Kamis, 24 April 2025.

Dia menambahkan, konsumen yang cerdas bisa diupayakan melalui berbagai cara, antara lain dengan gencar melakukan edukasi seperti seminar kepada masyarakat. Seri seminar dan webinar ini bertujuan menggali lebih dalam tentang dinamika industri kosmetik, termasuk inovasi terbaru, tantangan yang dihadapi, serta pentingnya kolaborasi dan etika dalam perkembangan industri yang terus berkembang pesat.

“Ketika konsumen mencari kosmetik, sering kali mereka tergoda dengan diskon atau klaim produk. Tanpa pengetahuan yang cukup, mereka langsung membeli tanpa pertimbangan lebih lanjut. Untuk itu, literasi konsumen perlu ditingkatkan, salah satunya dengan edukasi soal kosmetik melalui seminar seperti ini untuk menciptakan konsumen yang cerdas” kata Kashuri.

BPOM Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat mengamankan 1.284 kosmetik ilegal berbahaya. Kosmetik ilegal tersebut disita dari beberapa salon kecantikan dan gerai penjual kosmetik.

3 Pilar Pengawasan Obat dan Makanan

Lebih lanjut, Kashuri menyampaikan, ada tiga pilar pengawasan obat dan makanan, yaitu pengawasan oleh pelaku usaha, pemerintah, dan masyarakat.

Oleh karena itu, sivitas akademika sebagai bagian dari masyarakat diharapkan dapat berkontribusi aktif dalam pengawasan obat dan makanan melalui pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Khususnya dalam bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Riset, Hilirisasi dan PKM Unpad, Prof. dr. Nur Atik, M.Kes., Ph.D., mengatakan bahwa bagi perguruan tinggi, hal yang perlu dipersiapkan saat ini adalah kemampuan untuk melakukan riset yang benar-benar dibutuhkan oleh masyarakat.

Riset yang tepat sasaran akan menghasilkan produk yang bermanfaat dan relevan dengan kebutuhan publik.

“Namun demikian, kita sangat memahami bahwa riset tidak dapat dilakukan secara individu. Oleh karena itu, kolaborasi menjadi hal yang sangat penting. Dalam hal ini, institusi kami, Unpad, selalu mendorong para peneliti, baik dari kalangan dosen maupun mahasiswa, untuk terus membangun kerja sama dalam setiap kegiatan riset,” ujar Nur Atik seperti mengutip laman Unpad.

Buka Program Studi Sarjana Rekayasa Kosmetik

Sementara Wakil Dekan Fakultas Farmasi Unpad, Prof. apt. Mutakin, M.Si,, Ph.D., menginformasikan bahwa saat ini terdapat beberapa perkembangan penting di Fakultas Farmasi Unpad. Salah satunya, pembukaan Program Studi Sarjana Rekayasa Kosmetik yang akan mulai menerima mahasiswa baru pada tahun depan. 

Ada pula pengembangan Laboratorium Uji Keamanan, Mutu, dan Klaim Kosmetik yang diharapkan dapat mendukung kebutuhan uji pre-market dan post-market bagi produk kosmetik, sekaligus menjadi pusat layanan riset kolaboratif antara akademisi dan industri.

“Kami percaya bahwa kolaborasi antara akademisi, industri, dan regulator akan menjadi kunci untuk mendorong kemajuan industri kosmetik yang aman, inovatif, dan berdaya saing,” kata Prof. Mutakin.

Peluncuran Jurnal Kosmetik Farmasi Unpad

Pertemuan ini diwarnai pula dengan peluncuran Jurnal Kosmetik Farmasi Universitas Padjadjaran yang diharapkan menjadi wadah ilmiah bagi para peneliti, dosen, dan praktisi untuk mempublikasikan hasil riset di bidang kosmetika.

Ada pula peluncuran bahan baku kosmetik Sacca EG, hasil pengembangan riset berbasis potensi lokal. Sacca EG merupakan minyak yang kaya akan omega 3, 6, dan 9, serta mengandung vitamin A, D, dan E, sehingga sangat potensial untuk dikembangkan dalam sediaan kosmetik modern.

Guru Besar Fakultas Farmasi Unpad, Prof. Dr. rer. Nat apt. Anis Yohana Chaerunisaa, M.Si., mengatakan, para akademisi memiliki peran strategis dalam menjaga dan mengawal ilmu pengetahuan, khususnya dalam bidang kosmetika. Dengan menjaga integritas ilmu pengetahuan, akademisi turut berkontribusi dalam menjamin kualitas dan keamanan produk yang beredar di masyarakat.

“Kami (akademisi) adalah bagian dari upaya tersebut, bukan untuk membangun bisnisnya, melainkan untuk memastikan bahwa produk kosmetika yang dihasilkan aman dan berkelanjutan,” tutup Anis Yohana.

Read Entire Article
Helath | Pilkada |