Liputan6.com, Jakarta - Lobster dikenal sebagai boga bahari yang memikat banyak orang dengan daging putih, manis, dan gurihnya. Tak sedikit yang tergoda untuk menyantapnya, tapi ada juga yang ragu-ragu karena lobster dianggap tinggi kolesterol.
Dalam 100 gram lobster, terkandung sekitar 145 mg kolesterol, jumlah yang membuat sebagian orang khawatir.
Pakar keamanan pangan dan gizi dari Institut Pertanian Bogor (IPB), Profesor Ahmad Sulaeman, menyarankan untuk tidak berlebihan saat mengonsumsi lobster. "Satu ekor ukuran sedang cukuplah," kata Ahmad saat kunjungan dalam program 'Jelajah Gizi 2024 di Banyuwangi' belum lama ini.
Selain porsi, Ahmad merekomendasikan untuk mengimbangi konsumsi lobster dengan sumber serat seperti sayuran hijau agar tidak menjadi kolesterol tinggi. Bayam, sawi, atau jenis sayuran lainnya bisa menjadi pilihan.
Ahmad, mengatakan, kehadiran serat ini membantu mengurangi kolesterol yang diserap oleh tubuh sehingga dampaknya pada kolesterol darah bisa diminimalisasi.
Sahabat vs Musuh: Apa Efek Kolesterol bagi Kesehatan?
Ahmad menekankan pentingnya memahami bahwa kolesterol pada kadar yang cukup sebenarnya dibutuhkan tubuh. "Kita enggak boleh membenci kolesterol," katanya. Kolesterol berperan dalam banyak fungsi penting, termasuk pembentukan hormon dan membran sel.
Apakah Lobster Termasuk Kolesterol Tinggi?
Banyak yang tidak tahu bahwa kandungan kolesterol dalam lobster lebih rendah dibandingkan telur. Satu butir telur mengandung sekitar 185–200 mg kolesterol, lebih tinggi daripada 100 gram lobster.
Apa Manfaat Makan Lobster?
Lobster, selain dikenal karena rasanya yang lezat, ternyata juga memiliki berbagai manfaat kesehatan yang patut untuk diperhitungkan.
Meskipun sering kali dianggap mengandung kolesterol tinggi, Ahmad, mengatakan, lobster sebenarnya kaya akan nutrisi yang sangat bermanfaat bagi tubuh.
Salah satu keunggulan lobster adalah kandungan proteinnya yang tinggi. Protein sangat penting untuk pertumbuhan dan perbaikan jaringan tubuh, serta mendukung sistem imun agar tetap optimal.
Selain itu, Ahmad juga menjelaskan bahwa lobster merupakan sumber zat besi yang sangat baik, yang berperan dalam mencegah dan mengatasi anemia.
"Zat besi membantu tubuh dalam memproduksi hemoglobin, yang mengangkut oksigen ke seluruh bagian tubuh," katanya.
Lobster juga mengandung asam lemak esensial yang diperlukan tubuh untuk menjaga kesehatan jantung dan sistem saraf. Asam lemak esensial ini tidak bisa diproduksi oleh tubuh, sehingga penting untuk mendapatkannya dari makanan.
Selain itu, lobster kaya akan antioksidan yang berfungsi untuk melawan radikal bebas penyebab kerusakan sel tubuh.
Ini menjadikan lobster salah satu pilihan makanan yang dapat membantu memperlambat proses penuaan dan menjaga kesehatan sel.
Tak kalah penting, lobster mengandung vitamin B12, nutrisi penting untuk pembentukan sel darah merah yang sehat.
Kekurangan vitamin B12 dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, seperti kelelahan dan gangguan saraf.
Apa Efek Makan Lobster?
Namun, perlu diingat bahwa lobster juga dapat mengandung merkuri, sebuah zat berbahaya yang bisa berisiko bagi kesehatan, terutama bagi ibu hamil. Oleh karena itu, kata Ahmad, bagi ibu hamil, sebaiknya mengonsumsi lobster dengan jumlah yang terbatas.
Apakah Ikan Asin Aman untuk Hipertensi?
Ikan asin, populer dalam hidangan Indonesia seperti ayam kesrut, memiliki rasa gurih yang khas. Namun, bagi penderita hipertensi, sebaiknya hindari konsumsi ikan asin untuk menjaga kesehatan jantung dan tekanan darah. Orang sehat bisa menikmatinya dalam jumlah terbatas.
Apa Manfaat Mengonsumsi Ikan Asin?
Ikan asin, bagi orang sehat, berfungsi sebagai stimulan rasa yang dapat meningkatkan nafsu makan dan memberikan gurih pada masakan. Misalnya, dalam hidangan ayam kesrut, ikan asin menambah kedalaman rasa yang lebih kompleks.
Ayam kesrut sendiri terdiri dari ayam kampung yang disajikan dengan kuah asam manis pedas dan aroma kecombrang, serta dilengkapi sayuran dan tempe goreng, menyajikan kombinasi nutrisi yang kaya.
Namun, meskipun ikan asin memperkaya rasa, kandungan garam yang tinggi dapat meningkatkan tekanan darah. Oleh karena itu, bagi penderita hipertensi, sebaiknya mengonsumsi ikan asin dengan hati-hati.
Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence