Liputan6.com, Jakarta - Kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi, dan gula darah tinggi seringkali muncul 'sepaket' dan dapat memengaruhi kesuburan pria. Menurut Dokter Spesialis Andrologi RS Pondok Indah - Puri Indah, dr. William, Sp. And, ketiganya berperan besar dalam menurunkan kualitas sperma.
Selain itu, obesitas yang sering terkait dengan kondisi tersebut, dapat memengaruhi kesuburan. Penumpukan lemak di area perut meningkatkan suhu sekitar testis, yang dapat mengganggu produksi sperma.
"Pada pria, lemak cenderung menumpuk di area perut, yang berdekatan dengan testis. Ketika ada lemak di sekitar perut, testis akan terpapar suhu yang lebih panas, yang dapat mengganggu produksi sperma. Suhu yang terlalu tinggi di area tersebut bisa menurunkan kualitas sperma," kata William saat berbincang dengan Health Liputan6.com pada Selasa, 19 November 2024.
Selain itu, kolesterol dan tekanan darah tinggi dapat mempengaruhi aliran darah ke testis, tempat produksi sperma.
"Ketika darah menjadi lebih kental akibat tingginya kadar kolesterol dan gula, aliran darah ke testis jadi tidak lancar. Hal ini mengurangi pasokan nutrisi yang dibutuhkan testis untuk menghasilkan sperma yang sehat," tambahnya.
Apa yang Dimaksud dengan Inseminasi?
Inseminasi adalah proses memasukkan sperma ke dalam saluran reproduksi wanita dengan cara yang lebih terkontrol dan medis, untuk meningkatkan peluang terjadinya kehamilan.
Inseminasi dapat dilakukan dengan cara alami, seperti saat hubungan seksual, atau dengan teknik medis, seperti inseminasi buatan (Intrauterine Insemination/IUI).
Pada prosedur IUI, sperma yang telah diseleksi disuntikkan langsung ke dalam rahim wanita, biasanya pada waktu yang tepat selama masa subur, untuk mempermudah sperma mencapai sel telur.
Apakah Kolesterol Mempengaruhi Inseminasi?
Meskipun inseminasi bisa dilakukan meskipun terdapat masalah kesehatan seperti kolesterol tinggi, tekanan darah, atau kadar gula yang tidak normal, William menyarankan agar kondisi tersebut diatasi terlebih dahulu.
"Idealnya, kadar kolesterol, gula, dan tekanan darah perlu dinormalkan terlebih dahulu dalam waktu tiga hingga enam bulan. Hal ini akan membantu meningkatkan jumlah dan kualitas sperma serta meningkatkan peluang keberhasilan kehamilan," kata William.
"Agak sayang kalau punya waktu tapi nggak diturunkan dulu," tambahnya. Dia menekankan bahwa lebih baik mempersiapkan tubuh secara optimal sebelum melakukan inseminasi, baik menggunakan obat atau cara alami.
Menurutnya, faktor psikologis pasien juga sangat berpengaruh,"Misalnya kalau sudah obesitas, gula darah tinggi, dan kolesterol tinggi, tapi inseminasi berhasil, khawatirnya pasien merasa tidak masalah dengan kondisi tubuhnya."
Hal ini bisa mempengaruhi keputusan mereka di masa depan. "Mereka bisa saja berpikir 'Nggak apa-apa, saya obesitas dan kolesterol tinggi' tanpa menyadari potensi risiko kesehatan lainnya," ujarnya.
Meskipun inseminasi berhasil, kondisi kesehatan yang buruk dapat membawa dampak lebih besar di kemudian hari, seperti serangan jantung sebelum bisa memiliki anak berikutnya.
Oleh karena itu, William menyarankan untuk menjaga kesehatan secara keseluruhan menjadi kunci utama dalam mempersiapkan tubuh untuk keberhasilan kehamilan yang sehat.
Sebelum Melakukan Inseminasi, Apa yang Harus Dilakukan?
Inseminasi (IUI) merupakan metode yang sering digunakan untuk membantu pasangan dalam program kehamilan. Agar proses ini berhasil, pria perlu melakukan beberapa persiapan guna memastikan kualitas sperma optimal.
Menurut William, pria harus menjaga kesehatan tubuh secara umum dan mengoptimalkan kondisi sperma agar peluang kehamilan meningkat.
Langkah pertama adalah mengatasi faktor risiko kesehatan seperti tekanan darah tinggi, gula darah, dan kolesterol. Menghindari pola hidup tidak sehat, seperti konsumsi junk food dan kurang bergerak, juga penting untuk meningkatkan kualitas sperma. Jika ada gangguan hormonal atau disfungsi seksual, sebaiknya diperbaiki terlebih dahulu agar produksi sperma dapat berjalan dengan baik.
Menjaga berat badan ideal dan berolahraga ringan hingga sedang, seperti jalan santai, senam, atau yoga, juga sangat berpengaruh pada kualitas sperma. Olahraga yang tepat dapat memperlancar aliran darah dan meningkatkan kondisi tubuh tanpa menyebabkan kelelahan yang dapat menurunkan kualitas sperma.
Tidur yang cukup, sekitar 7-8 jam setiap malam, juga berperan dalam produksi hormon testosteron yang penting untuk pematangan sperma. Produksi testosteron terbaik terjadi pada malam hari, mulai tengah malam hingga pagi, sehingga tidur yang cukup sangat mendukung kualitas sperma.
Terakhir, konsumsi makanan bergizi seperti sayur dan buah berwarna-warni, serta menjaga suhu testis tetap ideal, sangat penting. Menghindari celana ketat dan memberi jeda 2-3 hari sebelum pengambilan sperma akan membantu menghasilkan sperma dengan kualitas terbaik untuk inseminasi. Dengan persiapan ini, peluang keberhasilan inseminasi akan semakin tinggi.