Istri Gene Hackman Meninggal karena Hantavirus, Penyakit Langka Mematikan yang Perlu Diwaspadai

4 days ago 13

Liputan6.com, Jakarta - Dunia perfilman Hollywood berduka atas kepergian aktor legendaris Gene Hackman, yang ditemukan meninggal dunia bersama istrinya, Betsy Arakawa, dan anjing peliharaan mereka pada 26 Februari 2025. Hasil otopsi yang dirilis oleh pihak berwenang Amerika Serikat pada Jumat, 7 Maret 2025, mengungkapkan bahwa penyebab kematian Gene Hackman adalah Hypertensive and Atherosclerotic Cardiovascular Diseases, yakni penyakit jantung berat yang disertai riwayat beberapa kali serangan jantung di masa lalu. Selain itu, diketahui bahwa Gene Hackman juga mengidap Alzheimer dan mengalami gangguan ginjal.

Sementara itu, berbeda dengan sang suami, penyebab kematian Betsy Arakawa dikaitkan dengan infeksi Hantavirus, suatu infeksi langka yang memiliki angka kematian tinggi, berkisar 38-42 persen. Penyakit ini menyerang paru-paru dan dikenal sebagai Hantavirus Pulmonary Syndrome (HPS).

Promosi 1

Penyakit Hantavirus Adalah Infeksi Berbahaya yang Ditularkan Tikus

Menurut Ketua Majelis Kehormatan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, Prof. Tjandra Yoga Aditama, penyakit hantavirus adalah infeksi yang dapat menular dari binatang seperti tikus (rat) dan mencit (mice). Penularan umumnya terjadi melalui paparan urine atau liur hewan tersebut. Meskipun lebih jarang, infeksi juga bisa terjadi melalui gigitan atau cakaran tikus yang terinfeksi.

"Gejala Hantavirus Pulmonary Syndrome (HPS) biasanya muncul dalam waktu satu hingga delapan minggu setelah seseorang terpapar virus," kata Tjandra Yoga kepada Health Liputan6.com melalui pesan singkat, Sabtu, 8 Maret 2025. Pada tahap awal, gejalanya meliputi:

  • Demam
  • Kelelahan
  • Nyeri otot di area pinggul, punggung, dan bahu
  • Sakit kepala
  • Pusing
  • Menggigil
  • Keluhan pencernaan seperti nyeri perut, mual, dan muntah

Setelah empat hingga sepuluh hari, kondisi pasien dapat memburuk dengan gejala seperti:

  • Batuk
  • Sesak napas akibat penumpukan cairan di rongga paru-paru
  • Perasaan berat dan tertekan di dada

Hingga saat ini, belum ada pengobatan spesifik untuk infeksi hantavirus. Penanganan medis yang diberikan hanya bersifat suportif, seperti terapi hidrasi dan pengobatan gejala sesuai kondisi pasien.

Oleh karena itu, pencegahan menjadi langkah terbaik, yakni dengan menghindari kontak langsung dengan urin, liur, atau bahan lain dari tikus dan mencit.

Selain itu, menjaga kebersihan rumah agar terbebas dari hewan pengerat juga menjadi langkah penting dalam mencegah infeksi ini.

Bagaimana Situasi Hantavirus di Indonesia?

Berdasarkan data resmi dari Kementerian Kesehatan yang dipublikasikan melalui laman InfeksiEmerging, penyebaran hantavirus di Indonesia, baik pada hewan maupun manusia, masih belum banyak diketahui. Namun, sejumlah penelitian telah menunjukkan adanya infeksi hantavirus dan virus Seoul pada manusia di Indonesia.

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) juga telah melakukan Riset Khusus Vektor dan Reservoir (Rikhus Vektora) pada tahun 2015-2018 di 29 provinsi. Hasil riset tersebut menunjukkan bahwa hantavirus ditemukan pada berbagai habitat, termasuk permukiman, lahan pertanian, dan hutan.

Prof. Tjandra Yoga Aditama menegaskan bahwa laporan kasus HPS pada istri Gene Hackman seharusnya menjadi peringatan bagi sistem surveilans kesehatan di Indonesia untuk lebih waspada terhadap potensi penyebaran hantavirus. Dengan meningkatnya kewaspadaan, diharapkan dapat dilakukan pencegahan dini guna melindungi masyarakat dari infeksi yang berpotensi fatal ini.

Read Entire Article
Helath | Pilkada |